Ceramah Master Cheng Yen: Bersyukur, Saling Mengasihi, dan Menolong Sesama

Kini, kondisi alam dan kondisi iklim yang tidak bersahabat sungguh menakutkan. Akibat ketidakselarasan unsur air dalam jangka panjang, Haiti telah dilanda kekeringan selama 3 tahun. Kekeringan yang sangat parah ini telah mengakibatkan gagal panen. Kita juga bisa melihat Filipina. Terjangan topan pada tahun lalu telah membawa bencana besar bagi Filipina. Di wilayah utara Filipina, sebuah daerah yang terkenal sebagai penghasil bawang tergenang banjir sehingga tanaman pangan mengalami kerusakan. Petani kurang mampu mengalami kerugian besar.

Sejak tahun lalu, insan Tzu Chi telah menyalurkan bantuan bencana dan membagikan bibit bawang bombai dan membagikan bibit bawang bombai sehingga mereka dapat kembali bercocok tanam. Relawan kita juga membagikan bahan pangan. Penyaluran bantuan terus berlangsung karena pada bulan Desember, wilayah tersebut kembali diterjang topan. Benih-benih yang tadinya sudah mulai bertunas kembali terendam air akibat bencana banjir. Karena itu, insan Tzu Chi kembali mencurahkan perhatian dan membagikan barang bantuan. Meski harus menempuh perjalanan yang jauh, insan Tzu Chi tetap pergi ke lokasi bencana untuk bersumbangsih bagi orang yang menderita. Ini semua berkat kekuatan cinta kasih.

Setelah berulang kali dilanda bencana, sebagian warga menjadi tidak bersemangat. Namun, melihat insan Tzu Chi terus-menerus mengunjungi mereka dan berbagi tentang semangat celengan bambu, mereka tahu bahwa himpunan tetes demi tetes cinta kasih dapat digunakan untuk menolong sesama. Mereka yang menerima bantuan juga dapat membantu sesama. Setelah semangat mereka kembali terbangkitkan, mereka sangat bekerja keras. Dengan adanya kekuatan cinta kasih, kita dapat membangkitkan semangat mereka sehingga mereka dapat bekerja dengan tekun. Inilah potensi kebajikan terbesar kita dalam menolong para korban bencana.

Murid-murid kita di Malaysia juga mengetahui hal-hal yang terjadi di seluruh dunia karena para guru selalu berbagi dengan mereka. Setelah mendengar dari para guru bahwa di Tainan, Taiwan terjadi gempa bumi, murid-murid juga bersedia berdonasi.

“Ini karena saya ingin menolong orang lain,” ucap Chen Ze-hao, Murid TK Cinta Kasih. “Sumbanganmu berisi cinta kasih siapa? “Cinta kasih adik saya dan cinta kasih saya,” jawab Chen Ze-hao.

“Saya menyumbangkan semua angpau saya,” kata Chen Si-yin, Murid TK Cinta Kasih. “Berapa banyak angpau yang kamu bawa hari ini?” “Tujuh belas,” jawabnya.

Mereka bukan hanya berdonasi, tetapi juga menggalang dana. “Untuk siapa kalian menggalang dana? “Untuk korban gempa bumi di Tainan.” “Terima kasih, anak-anak.” “Terima kasih.” 

“Saat melihat sebuah kotak dana, jika kita berdana, berarti kita sedang menumbuhkan cinta kasih. Bertemu dengan kotak dana merupakan suatu jalinan jodoh. Jadi, berdanalah saat melihat kotak dana,” ujar Huang Yu-qiong, Staf Kantor Cabang Tzu Chi Kuala Lumpur dan Selangor.

Lihatlah, anak-anak kecil itu begitu antusias. Mereka tidak hanya berdonasi, tetapi juga menggalang dana. Orang-orang dewasa di sana juga terinspirasi oleh anak-anak itu dan bersedia berdonasi. Inilah kekuatan cinta kasih. Anak-anak itu sungguh menggemaskan. Kita juga bisa melihat di Tainan, hal yang harus dilakukan pascagempa masih sangat banyak. Insan Tzu Chi akan terus bersumbangsih dengan kekuatan ikrar mereka.

Kita bisa melihat sebuah rumah yang telah retak sehingga pemiliknya tidak berani naik ke lantai atas. Di lantai satu, mereka membentangkan kardus di atas lantai dan tidur di sana. Karena itu, insan Tzu Chi segera mengantarkan tempat tidur lipat bagi mereka. Ada pula rumah yang tangki air di lantai atas bocor sehingga rumah tersebut tergenang air dan semua selimut basah kuyup. Kini cuaca sangat dingin. Setelah mendapati bahwa pemilik rumah tidak berani tidur di lantai atas, insan Tzu Chi juga mengantarkan tempat tidur lipat dan selimut untuk mereka. Ini semua merupakan kekuatan cinta kasih. Insan Tzu Chi bukan hanya terus menyurvei kondisi bencana, tetapi juga memberikan penghiburan dan bantuan serta mengungkapkan rasa terima kasih kepada tim penyelamat dan petugas pemadam kebakaran.

Dua hari yang lalu, kita bahkan mengadakan acara makan bersama dalam rangka Tahun Baru Imlek sebagai wujud rasa terima kasih. Sesungguhnya, bukan hanya petugas pemadam kebakaran dan anggota tim penyelamat yang tidak merayakan Tahun Baru Imlek, insan Tzu Chi juga demikian. Namun, relawan kita lebih memilih untuk berterima kasih kepada mereka yang rela membahayakan nyawa mereka demi terjun ke lokasi bencana untuk melakukan upaya penyelamatan. Inilah insan Tzu Chi. Kita bukan hanya memberikan bantuan berupa materi yang berwujud, tetapi juga memberikan dukungan semangat yang tidak berwujud. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Kita harus saling menyemangati dan saling mendukung dengan penuh cinta kasih. Dengan begitu, barulah masyarakat kita bisa harmonis. Meski terjadi sesuatu, kita juga dapat saling membantu. Sungguh, antarmanusia hendaknya saling membantu.

Kita juga melihat seorang gadis dari Kaohsiung yang pergi ke Australia untuk bekerja. Di negara yang jauh itu, dia tiba-tiba jatuh pingsan. Setelah mengetahui hal ini, insan Tzu Chi segera memberikan bantuan. Keluarga sang gadis dari Taiwan yang pergi ke Australia diajak untuk menginap di rumah seorang relawan kita di Australia. Relawan kita juga mengantar mereka ke rumah sakit dan pulang ke rumah setiap hari. Akhirnya, gadis itu sadar kembali. Pemerintah kita mengirimkan pesawat medis untuk menjemputnya kembali ke Taiwan. Insan Tzu Chi Kaohsiung juga mencurahkan perhatian ke rumahnya.

Lihatlah, di seluruh dunia, tidak peduli betapa jauh jaraknya, asalkan ada insan Tzu Chi, maka estafet cinta kasih dapat diteruskan. Dengan penuh cinta kasih, kita membentangkan inci demi inci jalan hingga ribuan kilometer. Estafet cinta kasih seperti ini sungguh membuat orang tersentuh. Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi. Setelah mendengar kabar tentang hal ini, hati saya penuh dengan rasa syukur yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Semoga semua relawan kita dapat saling menyemangati. Terhadap insan Tzu Chi Kaohsiung, kita harus berterima kasih. Terhadap insan Tzu Chi Tainan yang terus memberikan pendampingan kepada para korban gempa hingga kini, kita juga harus berterima kasih dan memberikan pujian.

Mencurahkan perhatian, memberikan bantuan, dan berbagi ajaran kebenaran

Murid-murid menggalang cinta kasih bagi korban bencana

Meneruskan estafet cinta kasih untuk menolong sesama

Mencurahkan perhatian dan mengantarkan barang bantuan bagi korban bencana


Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 Februari 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 27 Februari 2016


Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -