Ceramah Master Cheng Yen: Bertekad Menjalankan Ikrar di Seluruh Dunia

 

Tzu Chi telah berdiri selama 50 tahun. Lima puluh tahun yang lalu, kita belum mengadakan pelatihan relawan. Kita belum semaju itu. Saat itu, semuanya masih sangat sederhana. Kini kita terus mengikuti perubahan zaman. Namun, semangat Tzu Chi selamanya tidak akan berubah. Ini bagaikan proses pertumbuhan pada manusia.

Meski zaman terus berubah, diri kita tetaplah satu orang yang sama. Diri saya yang masih kecil pada lebih dari 70 tahun yang lalu dan diri saya yang sudah lanjut usia sekarang merupakan satu orang yang sama. Kita tidak bisa menyebut diri pada dua fase ini sebagai dua sosok yang berbeda sama sekali. Tentu saja, rupa bisa berubah. 

Sesungguhnya, kebenaran yang tidak berwujud tidak akan berubah, tetapi segala sesuatu yang berwujud bisa berubah. Inilah masyarakat. Masyarakat terus berkembang. Karena itu, Tzu Chi mengikuti perkembangan masyarakat dan beradaptasi dengan istilah-istilah masyarakat zaman sekarang. Tentu saja,kita beradaptasi dengan istilah zaman sekarang agar orang lain dapat memahami ucapan kita. Saya berharap kita dapat mempertahankan bahasa dan nilai-nilai tradisional kita untuk membimbing masyarakat zaman sekarang.

Kehidupan masyarakat zaman sekarang sudah terlepas dari banyak hal yang dahulu merupakan kewajiban kita sebagai manusia. Jangan sampai semangat kita berubah. Jika nilai-nilai kekeluargaan di masa lalu lenyap di generasi kita, maka kelak generasi penerus kita akan sulit untuk bertahan di dunia ini. Yang sangat saya khawatirkan sekarang adalah kondisi di masa mendatang. 

Beruntung, Tzu Chi telah membangun fondasi selama 50 tahun. Jadi, saya berharap kita semua dapat mempertahankan semangat Tzu Chi seperti  dahulu. Baik anggota komite junior maupun senior, semuanya harus mempertahankan semangat Tzu Chi. Tzu Chi memanfaatkan sumber daya masyarakat untuk membawa manfaat bagi masyarakat. Insan Tzu Chi meneladani semangat Buddha untuk mengasihi semua orang dan bersumbangsih bagi seluruh dunia. Kita mempraktikkan apa yang kita ucapkan. Kita hendaknya menapaki Jalan Tzu Chi dengan lapang hati dan penuh rasa syukur.

Kita hendaknya menapaki Jalan Tzu Chi dengan lapang hati dan penuh rasa syukur. Intinya, kita harus selalu berusaha untuk menginspirasi orang lain. Saya berharap dengan semangat Tzu Chi, kita dapat menggalakkan kembali nilai-nilai kekeluargaan dan moralitas.

Dahulu, tidak ada syarat yang harus dipenuhi untuk bisa memegang buku donasi. Kita hanya berkata, “Anda ingin menjadi komite? Terima kasih, ini buku donasinya.” Lalu, mereka pun mulai mengumpulkan donasi. Secara alami, mereka akan memperkenalkan Tzu Chi kepada orang-orang yang mereka temui.

Dahulu, Jing Huan sering naik bus begitu ada waktu luang dan turun di sembarang halte bus. Ada seorang anak muda yang berkata, “Nenek, mengapa Nenek berdiri di sini? Bus yang berhenti di halte ini hanya satu rute. Nenek baru saja turun dari bus,mengapa masih menunggu di sini?”

Dia lalu berkata, “Saya sedang menunggu orang.” Anak muda itu berkata, “Menunggu siapa?”

Dia berkata, “Saya sedang menunggumu.” Anak muda itu berkata, “Saya tidak kenal Nenek.”

Dia berkata, “Tidak masalah kalau kamu tidak kenal saya. Ada yang ingin saya ceritakan padamu. Kita bisa bertemu karena berjodoh.” Lalu, Jing Huan mulai memperkenalkan Tzu Chi kepada anak muda itu. Saat sebuah bus terus mendekati halte dari kejauhan, anak muda itu berkata,“Nenek, bus sudah datang. Apakah Nenek ingin naik bus ini?”

Jing Huan berkata,“Apakah kamu sedang terburu-buru? Anak muda itu berkata, “Tidak.” Jing Huan berkata, “Baguslah kalau begitu. Kita naik bus berikutnya saja.” Jadi, dia tetap berdiri di sana untuk memperkenalkan Tzu Chi hingga anak muda itu berkata,“Wah, saya sangat tersentuh. Dengan donasi yang kecil setiap bulan saja, kita sudah bisa berbuat baik. Saya ingin menjadi donatur Nenek. Saya akan menyerahkan donasi kepada Nenek. Nenek bisa datang ke perusahaan saya untuk mengumpulkan donasi setiap bulan.”

Ternyata, anak muda itu adalah seorang pemilik perusahaan. Dia juga berkata, “Saat Nenek datang ke perusahaan saya, saya akan memperkenalkan pegawai saya kepada Nenek.” Akhirnya, seluruh pegawai perusahaan itu menjadi donatur Jing Huan.

Saat dia kembali ke Hualien dan menceritakan hal ini kepada saya, saya merasa relawan lansia ini sungguh penuh welas asih dan kebijaksanaan. Buku donasinya berkembang dari satu buku menjadi banyak buku yang tak terbatas. Dia tidak membatasi jumlah donaturnya. Dia terus merekrut donatur baru. Jadi, untuk kita semua, jika kita mengenal dan mengasihi seseorang, kita hendaknya menunjukkan jalan yang baik kepadanya dan membantunya untuk menciptakan lebih banyak berkah.

Selain harus membuka pikiran diri sendiri,kita juga harus memperkenalkan Tzu Chi kepada setiap orang yang kita temui, bertutur kata baik kepada setiap orang, dan berbuat baik. Inilah yang saya inginkan. Saya sungguh sangat berharap generasi-generasi penerus Tzu Chi dapat mempertahankan semangat seperti ini. Jika seorang nenek bisa berbuat demikian, maka putrinya pasti akan meneladaninya. Jika putrinya bisa meneladaninya, maka cucunya pasti juga bisa meneladaninya. Namun, agar sang nenek bisa berbuat demikian, dia harus mempelajari sejarah Tzu Chi seperti yang sering saya katakan.

Pascaledakan di Ba-xian Water Park, kontribusi kalian sangat besar. Kita tidak boleh merasa sombong, tetapi kita harus tahu bahwa kontribusi kita telah menstabilkan masyarakat dan meredam kemungkinan terjadinya pergolakan. Inilah pahala. Ini menjaga kehidupan masyarakat tetap tenteram. Begitu pula dalam insiden jatuhnya pesawat TransAsia Airways. Kontribusi insan Tzu Chi telah meredam kemungkinan terjadinya konflik di antara Taiwan dan Tiongkok Daratan karena tidak sedikit penumpang pesawat tersebut yang merupakan warga Tiongkok.

Saat itu, insan Tzu Chi Xiamen berkumpul di bandara untuk menunggu keluarga penumpang yang akan datang ke Taiwan. Saat keluarga penumpang sedang menunggu penerbangan, insan Tzu Chi memberikan penghiburan dan perhatian kepada mereka. Setelah mereka naik ke pesawat terbang,insan Tzu Chi Xiamen menghubungi insan Tzu Chi Taiwan untuk memberitahukan kapan keluarga penumpang berangkat menuju Taiwan dan kapan mereka akan tiba. Lalu, insan Tzu Chi Taiwan menjemput mereka di bandara, benar tidak?

Lalu, kita mulai memberikan pendampingan. Saya tidak perlu mengulas hal ini lagi, kalian sudah tahu semuanya. Saya selalu menggenggam  kesempatan untuk berbagi tentang hal-hal yang telah kalian lakukan agar orang-orang tahu apa yang Tzu Chi lakukan. Jadi, saya berharap kita semua dapat terus merekrut Bodhisattva dunia. Dengan demikian, akar kebajikan tidak akan terputus. Jadi, setiap orang hendaknya menggunakan welas asih dan kebijaksanaan untuk membantu orang-orang menapaki Jalan  Bodhi.  Mari kita gunakan perasaan seperti ini untuk membantu setiap orang agar berkesempatan 

Jadi, kalian juga harus tahu tentang apa yang Tzu Chi lakukan di negara lain. Kita bukan hanya melatih relawan untuk bersumbangsih bagi Taiwan,tetapi juga membangkitkan tekad dan ikrar mereka untuk menyebarkan cinta kasih ke seluruh dunia. Untuk melenyapkan kebencian di dunia ini, setiap orang hendaknya membangkitkan cinta kasih. Karena itu, yang paling saya harapkan adalah dapat menyucikan hati setiap orang tanpa memandang perbedaan ras. Kita harus membuat setiap orang merasakan cinta kasih sehingga cinta kasih mereka terbangkitkan.

Tetap mempertahankan semangat Tzu Chi meski zaman terus berkembang

Bersumbangsih bagi seluruh dunia dengan hati penuh cinta kasih

Menstabilkan masyarakat dengan welas asih dan kebijaksanaan

Bertekad menjalankan ikrar di seluruh dunia

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 17 November 2015

Ceramah Master Cheng Yen tanggal15 November 2015

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -