Ceramah Master Cheng Yen: Bervegetaris dan Bertobat demi Ketenteraman Dunia

Saya sungguh sangat khawatir. Sejak awal tahun hingga sekarang, setiap hari, kita bisa melihat banyak negara yang dilanda bencana besar. Ini sungguh membuat orang khawatir. Terlebih lagi, banyak ilmuwan yang menyatakan bahwa temperatur Bumi tahun ini pasti akan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Terhadap perubahan iklim yang ekstrem ini, kita harus mawas diri. Kita juga harus mempersiapkan mental kita untuk menghadapi cuaca yang sangat panas.

Contohnya kebakaran hutan di Kanada yang sangat sulit untuk dipadamkan. Kebakaran yang berlangsung sejak tanggal 1 Mei hingga sekarang ini terus merambat ke utara dan telah menghanguskan lahan yang luas. Warga yang dievakuasi kini ditampung di Edmonton. Insan Tzu Chi di Kanada juga bekerja sama untuk mempersiapkan barang bantuan dan memberikan penghiburan. Kita akan memberikan barang bantuan yang paling dibutuhkan oleh warga setempat. Selimut yang kita kirimkan lewat udara telah tiba di sana.

Relawan kita juga mempersiapkan barang kebutuhan sehari-hari, seperti handuk, sikat gigi, dan lain-lain. Berhubung warga yang dievakuasi sangat banyak dan jarak antara satu kota dengan kota lainnya harus ditempuh dengan mengemudi selama berjam-jam, sungguh tidak mudah untuk membeli barang bantuan. Meski demikian, insan Tzu Chi tetap bergerak untuk bersumbangsih seperti ini. Saya sungguh tersentuh melihatnya.

Kita juga bisa melihat kebakaran di Chiang Mai, Thailand. Pada pertengahan bulan April, kebakaran ini menghanguskan seluruh desa. Saat itu, guru Sekolah Tzu Chi Chiang Mai mengajak murid dan orang tua murid pergi ke desa itu untuk membagikan barang bantuan. Kini tahun ajaran baru akan segera dimulai, tetapi pakaian anak-anak di sana telah terbakar dan mereka berasal dari keluarga kurang mampu. Karena itu, guru, murid, dan insan Tzu Chi di Chiang Mai mengemban tanggung jawab untuk membeli barang bantuan bagi anak-anak itu.

Kita menyediakan satu set seragam sekolah bagi mereka, meliputi pakaian, topi, dan sepatu. Kita juga menyediakan satu set seragam pramuka bagi mereka. Jadi, selain seragam sekolah, kita juga menyediakan seragam pramuka bagi anak-anak di sana. Saya sangat tersentuh melihatnya. Supansa, murid sekolah Tzu Chi Chiangmai penerima bantuan sangat gembira dengan bantuan yang ia dapatkan. “Kapan tahun ajaran baru dimulai? Besok. Apakah kamu akan masuk sekolah dengan seragam baru? Ya. Apakah kamu merasa gembira hari ini? Saya sangat gembira,” ungkapnya.

Saya juga sangat bersyukur. Hari ini, saya merasa sangat bangga bisa menolong anak-anak yang dilanda bencana. Akibat kebakaran, mereka kehilangan seragam sekolah. Melihat senyuman mereka, saya turut bergembira untuk mereka. Murid kita turut menolong murid lain. Dalam pembagian bantuan, kita juga mengajari murid-murid penerima bantuan tata tertib dan tata krama serta membina cinta kasih mereka. Ini harus dibina dari usia dini. Ya, kita membutuhkan pendidikan seperti ini. Kita harus memberikan bimbingan dengan sepenuh hati dan penuh cinta kasih agar murid-murid dapat bersikap sopan terhadap orang yang lebih tua.

Semua anak harus diajari tata tertib. Baik murid dari sekolah lain maupun sekolah Tzu Chi, guru kita selalu mengajari mereka dengan hati penuh rasa syukur. Inilah kekuatan cinta kasih. Selain memberikan barang bantuan, yang terpenting adalah mengajarkan tata krama. Kita mendidik murid-murid kita seperti ini. Saya berharap sekolah-sekolah lain juga dapat mendidik murid-murid seperti ini. Benar, kita harus terus-menerus mengembangkan kekuatan cinta kasih dan menyebarkan benih kebajikan. Kita sungguh harus menyebarluaskan ajaran yang baik.

Di Taiwan, kita juga bisa melihat sebuah rumah yang terbakar dan pemiliknya kesulitan untuk membangunnya kembali. Nenek Li, sang nenek dari keluarga yang terdiri atas 3 generasi itu sangat menderita dan tidak berdaya. Melihat penderitaan sang nenek, lurah setempat pun melaporkan kasus ini kepada insan Tzu Chi. Lalu, insan Tzu Chi membantu keluarga ini membangun kembali rumah mereka. Kini rumah mereka telah dibangun kembali dan mereka telah pindah ke dalamnya dengan gembira dan meriah. Inilah kekuatan cinta kasih. Kita tidak tega melihat orang lain menderita. Meski keluarga ini tidak memiliki hubungan apa pun dengan relawan Tzu Chi, tetapi kekuatan cinta kasih telah membawa kehangatan bagi kelurahan tersebut.

Jika setiap kelurahan dipenuhi kehangatan seperti ini, bukankah masyarakat akan harmonis? Kita harus menyucikan hati manusia untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis. Kita berusaha menginspirasi orang-orang dengan ketulusan dan kekuatan cinta kasih dengan harapan dapat membawa kebaikan bagi dunia ini. Sungguh, beberapa hari ini, kita bisa melihat dan merasakan kondisi iklim yang tidak bersahabat di seluruh dunia. Di seluruh dunia terjadi banyak bencana. Ada bencana akibat ulah manusia yang menimbulkan arus pengungsi. Ada pula bencana alam, seperti banjir, kebakaran, dan gempa bumi, yang membawa dampak bencana bagi banyak orang.

Bencana melanda tanpa memandang kaya atau miskin. Kita harus waspada terhadap ketidakkekalan dalam hidup ini. Jadi, kita tetap harus mawas diri dan berhati tulus. Saya berharap kita bisa memulainya dari menyucikan hati manusia. Setiap hari, saya mengimbau tentang hal ini. Saya berharap kita dapat melakukan pertobatan besar. Kita sebaiknya menginspirasi orang-orang bervegetaris sebagai wujud ketulusan tertinggi dan cinta kasih terhadap semua makhluk. Inilah yang harus segera kita lakukan. Untuk melakukan pertobatan, cara terbaik adalah dengan bervegetaris.

Kebakaran kerap terjadi akibat ketidakselarasan unsur api

Memberi bantuan dan mengajarkan tata krama untuk menenteramkan jiwa dan raga
Membantu memperbaiki rumah korban kebakaran agar mereka memiliki tempat tinggal yang aman

Mengimbau orang-orang untuk bervegetaris dan membangkitkan ketulusan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Mei 2016

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal  23 Mei 2016

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -