Ceramah Master Cheng Yen: Bodhisatwa Dunia Melangkah di Jalan Kebenaran


“Saya berterima kasih kepada Master karena telah mendirikan Tzu Chi sehingga saya bisa memiliki jalinan jodoh dengan semua insan Tzu Chi. Saat ayah saya mengalami kecelakaan dan menjadi lumpuh, kami sekeluarga merasa seperti kehilangan harapan. Di tengah kegelapan itulah, para insan Tzu Chi datang ke rumah saya. Saya benar-benar merasa bersyukur. Saya sangat berterima kasih kepada Paman Ji Cong yang selama ini setia mendampingi keluarga saya dan tidak pernah meninggalkan kami,”
kata Pikun, relawan Tzu Chi.

“Saya juga berterima kasih kepada para perawat Tzu Chi yang bersedia datang ke rumah saya sepulang kerja untuk membantu membersihkan luka dan memandikan ayah saya. Melihat para perawat yang sepenuh hati membantu Ayah, saya pun tergerak untuk menjadi seperti mereka. Saya ingin menjadi seorang perawat yang bisa membantu orang lain. Saat ini, saya telah resmi menjadi perawat dan bisa membantu orang lain,” pungkas Pikun.

Ketika kekuatan cinta kasih berhimpun, meski terpisah jarak yang jauh hingga Malaysia, kekuatan itu tetap bisa menyatu. Sekalipun alam semesta memiliki batas, jalinan jodoh Dharma yang kita miliki tetaplah erat. Tidak peduli seberapa besar alam semesta, jalinan jodoh Dharma akan menyatukan kita. Selama kita memiliki jalinan jodoh Dharma, tidak peduli di mana pun kita berada, hati kita tetaplah satu.

Ajaran Buddha selalu menekankan tentang cinta kasih berkesadaran. Ketika kita semua mengenal ajaran Buddha, akan terjalin sebuah hubungan emosional yang mendalam. Inilah cinta kasih berkesadaran. Saya percaya bahwa kalian sering mendengarkan Dharma secara daring sehingga kita terus saling terhubung. Inilah yang disebut dengan jalinan kasih memenuhi alam semesta. Kita berada dalam dunia dan praktik yang sama, yaitu praktik Bodhisatwa. Hendaknya kita menjalankan praktik Bodhisatwa di dunia.


Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita. Di Malaysia, kalian telah masuk ke lingkungan orang-orang menderita untuk memperhatikan, mendekati, dan merangkul mereka. Kalian harus tahu bahwa inilah hal yang paling menyentuh hati dan bentuk kasih sayang tertinggi di dunia yang tak mudah dilakukan oleh orang pada umumnya. Insan Tzu Chi mempelajari praktik Bodhisatwa. Bodhisatwa adalah orang yang memiliki tekad untuk terjun ke tengah masyarakat. Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita.

Saudara sekalian, kita berada dalam satu garis yang sama untuk mempelajari Jalan Bodhisatwa. Tujuan Jalan Bodhisatwa ialah mencapai pencerahan. Bodhisatwa sekalian, hendaknya kita belajar untuk memiliki kasih sayang Bodhisatwa. Kasih seorang Bodhisatwa sama seperti hati orang tua yang ingin menebarkan cinta kasih lebih luas. Jadi, hati orang tua bagaikan hati Bodhisatwa, begitu pula sebaliknya. Cinta kasih orang tua dan kasih sayang Bodhisatwa sangatlah murni dan tak bernoda. Jadi, hendaknya kita semua sepenuh hati dalam mempelajari Jalan Bodhisatwa.

Kita harus mengasihi semua orang di dunia seperti saudara sendiri dan mengasihi anak-anak di dunia seperti anak sendiri. Cinta kasih yang diperluas ini disebut dengan cinta kasih agung; cinta kasih yang dipersempit disebut dengan cinta kasih egois. Cinta kasih egois ini berpusat pada diri sendiri dan akan melahirkan pembedaan. Ketika ada pembedaan, akan muncul banyak noda batin. Oleh karena itu, hendaknya semuanya bersungguh hati.


“Ini adalah hasil karya relawan pelestarian lingkungan, Kakak Zhou Guang-cheng. Dia memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang untuk membuat karya berupa cendera mata yang kami beri nama ‘Kesatuan Hati Semut Mengguncang Gunung Sumeru’. Di atasnya tertera kutipan dari Sutra Makna Tanpa Batas. Ini melambangkan bahwa relawan selalu mengikuti ajaran Buddha dalam menapaki Jalan Bodhisatwa. Inilah makna dibalik hasil karya ini,”
kata salah seorang relawan Tzu Chi Kedah, Malaysia.

Semuanya sangat memiliki kesungguhan hati. Kalian semua membayangkan diri seperti seekor semut dan merendahkan hati. Di Bumi yang begitu luas, diperlukan banyak orang untuk dapat mengguncang Gunung Sumeru. Hendaknya semuanya memiliki tekad yang kuat. Kekuatan kecil tidak akan cukup. Diperlukan banyak orang dan kekuatan yang besar untuk dapat mewujudkannya. Setiap orang pun perlu memiliki tekad. Tanpa tekad, meski banyak orang, tetap tidak akan berhasil.

Selain itu, hati kita juga harus bersatu. Tanpa kesatuan hati, segalanya tidak akan tercapai. Hendaknya kita semua menyatukan hati. Jumlah orang yang banyak dengan kesatuan hati disebut dengan kelompok. Seperti yang kalian katakan tentang kunang-kunang, cahaya seekor kunang-kunang sangatlah redup. Dengan berkelompok, mereka bisa bersinar terang di langit malam. Kunang-kunang perlu berkelompok, begitu juga dengan semut. Jadi, kita semua harus memiliki kesatuan hati dan pikiran.

Setiap hati dan pikiran kita harus berfokus pada prinsip bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Hendaknya kita menapaki Jalan Bodhisatwa Tzu Chi di dunia dengan cinta kasih dan welas asih demi menyelamatkan semua makhluk. Inilah jalan kebenaran dari ajaran Buddha di dunia.


“Kami masih ada satu hadiah terakhir, yaitu lukisan kunang-kunang yang beterbangan di atas ladang di Kedah. Kita dapat melihat di sampingnya ada cahaya fajar yang melambangkan bahwa kunang-kunang ini membawa cahaya harapan. Jika dilihat lebih dekat, ada banyak tulisan kecil di sini. Sesungguhnya, karya ini disebut dengan ‘Lukisan Kesatuan Hati’. Mengapa demikian? Karena di dalamnya dipenuhi dengan tulisan ‘hati’ yang ditulis oleh 500 relawan dan ditempelkan satu per satu di atasnya,”
kata salah seorang relawan Tzu Chi Kedah, Malaysia.

Setiap "hati" mewakili satu orang. Saya bisa merasakan kesungguhan hati kalian. Dengan ketulusan dan kesungguhan hati, kalian telah menciptakan karya berbentuk hati. Begitu banyak hati yang bersama-sama memeluk saya. Saya pun membuka kedua tangan lebar-lebar untuk memeluk kalian semua. Terima kasih.

“Murid Jing Si Kedah membangun tekad dan ikrar untuk menggarap ladang berkah di Kedah dengan kesungguhan hati, menabur benih kebajikan ke segala penjuru, menanam benih dengan ketekunan hati bagaikan petani, dan menginspirasi semua orang dengan menyebarkan Dharma serta membawa manfaat bagi semua makhluk.”

Terima kasih. Saya akan mengingat kata-kata kalian. Kalian telah mengucapkannya langsung di hadapan saya dengan jarak yang sangat dekat. Jangan lupakan hari ini, ketika kalian mengelilingi saya dan mengucapkan ikrar dengan ketulusan. Hal yang paling saya harapkan ialah ketulusan kalian.

Menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk adalah tujuan dari mempelajari Jalan Bodhisatwa. Ingatlah bahwa langkah kita harus kokoh, mantap, dan tidak boleh terhenti. Hanya dengan begitu, barulah Jalan Bodhisatwa bisa berlanjut dari kehidupan ke kehidupan. Apakah kalian mengerti? (Mengerti.) Baik. Saya mendoakan kalian semua.

Menjalankan praktik Bodhisatwa dengan cinta kasih berkesadaran
Terjun ke tengah masyarakat untuk membantu makhluk yang menderita
Memperluas cinta kasih agung dengan cinta kasih, welas asih, dan gotong royong
Membangun pikiran bajik dan kesatuan hati serta melangkah dengan mantap

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 17 Juni 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 19 Juni 2025
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -