Ceramah Master Cheng Yen: Bodhisatwa Membimbing Semua Makhluk Keluar dari Roda Penderitaan


“Pembagian bantuan musim dingin di Kaohsiung tahun ini kami jalankan dengan kunjungan dari rumah ke rumah. Total ada 2.225 paket bantuan yang dibagikan,”
kata Lin Pei-huan Pekerja sosial Divisi Pengembangan Misi Amal Tzu Chi wilayah Tainan dan Pingtung.

“Ini adalah bubur instan. Setelah buburnya dimakan, kalengnya bisa dicuci. Tutupnya bisa dibuka dan bisa dijadikan celengan,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.

“Baik,” jawab Nenek Huang Penerima Bantuan Tzu Chi

“Ketika kami sedang berada dalam kesulitan, kalian datang membawakan bantuan untuk kami. Tolong sampaikan terima kasih saya kepada Master,” kata Nenek Huang Penerima Bantuan Tzu Chi.

“Banyak sekali. Terima kasih,” kata Ibu Pan Huang Penerima Bantuan Tzu Chi.

“Tidak hanya ini, masih ada lagi,” jawab relawan Tzu Chi.

“Kalian meminta saya untuk tidak membeli minuman beralkohol. Saya sudah tidak membelinya,” pungkas Ibu Pan Huang Penerima Bantuan Tzu Chi.

“Dalam pembagian bantuan musim dingin, selain membagikan barang bantuan, kami juga menyiapkan sup herbal,” kata Zhong Feng-ying relawan Tzu Chi.

“Ini diberikan agar mereka bisa menikmatinya di malam Tahun Baru Imlek,” kata Shi Bi-lian relawan Tzu Chi.

“Ini adalah doa dari relawan Tzu Chi di seluruh dunia,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.

“Anda tidak perlu berdana terlalu banyak. Cukup 100 dolar NT atau 200 dolar NT sebulan,” kata relawan Tzu Chi.

“Baik, saya bisa,” jawab salah seorang penerima bantuan.

“Dia yang nantinya akan mengambil donasi Anda,” kata relawan Tzu Chi.

“Baik,” pungkas penerima bantuan.


Selama beberapa puluh tahun ini, saya terus mengimbau semua orang di Taiwan untuk menyisihkan 50 sen setiap harinya. Dalam sebulan, setiap orang mengumpulkan 15 dolar NT untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Donasi-donasi ini merupakan himpunan tetes-tetes cinta kasih dari semua orang. Melihat orang-orang kurang mampu, anak yatim piatu, dan orang-orang yang hidup sebatang kara, jika semua orang dapat memberikan sedikit dari apa yang mereka miliki, anak-anak yatim piatu, janda, dan orang lanjut usia ini dapat memiliki sandaran. Setiap bulan, relawan Tzu Chi membagikan beras, minyak, dan makanan lainnya. Ini sudah dilakukan selama hampir 58 tahun karena Tzu Chi juga telah memasuki tahun ke-58.

Bodhisatwa sekalian, melalui praktik menyisihkan 50 sen selama bertahun-tahun, kita tidak hanya meringankan penderitaan orang-orang di Taiwan, tetapi juga memberikan bantuan internasional. Jumlah orang-orang yang kita bantu di seluruh dunia meningkat setiap tahunnya. Relawan Tzu Chi melangkahkan kaki dan melakukan perjalanan lintas negara untuk memberikan pertolongan.

Di mana pun bencana terjadi, relawan Tzu Chi dari seluruh dunia akan bergerak untuk membantu, baik dengan menyumbangkan dana dan tenaga maupun pergi ke daerah bencana. Kadang-kadang, bukan hanya relawan dari satu negara yang pergi, melainkan dari berbagai negara. Orang-orang dari berbagai negara berkumpul di wilayah yang terkena dampak bencana. Ketika semua orang telah berkumpul, inilah yang disebut Bodhisatwa berhimpun.


Sebelum melafalkan Sutra, kita akan melafalkan Gatha Pendupaan. Dalam Gatha pendupaan, ada syair yang berbunyi, "Pendupaan mulai menghangat dan menyala-nyala." Seiring harumnya dupa yang membubung ke angkasa, para Bodhisatwa berhimpun. Ini menggambarkan bagaimana relawan kita melakukan perjalanan jauh, baik dengan naik pesawat, naik kapal, maupun berjalan kaki, untuk menjangkau mereka yang membutuhkan.

Saya sangat bersyukur bahwa seiring berjalannya waktu, makin banyak orang yang terinspirasi untuk bergabung bersama kita sehingga kita memiliki kekuatan untuk bisa bersumbangsih di tempat orang-orang yang mengalami penderitaan. Kita juga berjuang untuk menyebarkan Dharma di dunia agar orang-orang tahu bagaimana cara menciptakan masyarakat yang harmonis, bagaimana membangkitkan kebajikan di hati, bagaimana menampilkan tata krama yang indah, dan bagaimana menapaki Jalan Bodhisatwa dengan hati Buddha yang tulus sehingga sebuah jalan cinta kasih dapat terbentang di dunia.

Sekarang, lebih dari 2.500 tahun setelah zaman Buddha, kita masih berjalan di Jalan Bodhisatwa. Kita semua seharusnya berikrar untuk melenyapkan penderitaan semua makhluk dengan hati yang tulus. Kita berikrar untuk membawa semua makhluk untuk keluar dari roda penderitaan. Betapa menderitanya hidup di enam alam kehidupan. Berhubung sekarang kita telah mempelajari Dharma, kita harus berusaha mengatasi lingkaran penderitaan dan bukannya terjebak di dalam siklus tersebut dari kehidupan ke kehidupan. Untuk itu, kita harus menciptakan berkah.

Jika kita telah kehilangan sifat hakiki kita dan pikiran kita tersesat hanya karena sebersit niat buruk, batin kita akan menjadi kacau dan kita menciptakan karma buruk. Karma buruk ini selalu terekam. Baik dan buruk itu berbeda. Bukan berarti dengan berbuat baik, kita bisa menghapus perbuatan buruk kita. Bukan seperti ini cara kerja hukum karma. Ini juga bergantung pada energi. Ketika energi yang membawa berkah itu tinggi, keburukan dan energi negatif akan menurun. Jadi, kita harus berbuat kebajikan dan meningkatkan energi berkah agar Bumi ini dapat terus berkelanjutan.


Kita semua hendaknya melindungi Bumi dengan menciptakan berkah bagi dunia daripada hanya menuruti ketamakan dan nafsu keinginan kita serta terus mengeksploitasi dan merusaknya. Ini semua dapat dicapai asalkan semua orang selalu mengembangkan kebijaksanaan, menciptakan berkah, dan menyadarkan diri sendiri. Melihat kalian semua bersumbangsih dengan cinta kasih, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Namun, yang terpenting ialah menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.

Bodhisatwa sekalian, jika kalian dapat membaca sepenggal Sutra Makna Tanpa Batas setiap hari, kalian akan dapat menyerap esensi Sutra Teratai dan menghayati semangat Bodhisatwa. Inilah Jalan Bodhisatwa. Kita semua hendaknya membentangkan Jalan Bodhisatwa dengan hati yang tulus dari kehidupan ke kehidupan demi membebaskan semua makhluk dari roda penderitaan.

Bodhisatwa tinggal di dunia selamanya untuk menyelamatkan semua makhluk. Bodhisatwa Ksitigarbha berikrar jika neraka belum kosong, Beliau tidak akan mencapai kebuddhaan. Bodhisatwa Avalokitesvara, para Buddha, dan Bodhisatwa lainnya membimbing semua makhluk untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Jadi, ketika semua orang sudah menjadi Bodhisatwa, dunia ini akan menjadi Tanah Suci.

Bodhisatwa sekalian, sebagai insan Tzu Chi, kita harus mengembangkan hati Bodhisatwa Avalokitesvara dan membangun ikrar Bodhisatwa Ksitigarbha untuk menjernihkan hati manusia dan menginspirasi semua makhluk untuk menapaki Jalan Bodhisatwa.   

Para Bodhisatwa melakukan perjalanan lintas negara untuk memberikan pertolongan
Bodhisatwa berhimpun untuk memberikan pertolongan ketika mendengar suara penderitaan
Menghimpun kebajikan, menciptakan berkah, dan membentangkan jalan kebajikan
Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan agar terbebas dari roda penderitaan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 01 Februari 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 03 Februari 2024
Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -