Ceramah Master Cheng Yen: Bodhisatwa Mempraktikkan dan Mewariskan Dharma

“Kakek Guru, Master, hari ini saya akan membawa donor sumsum tulang untuk disuntik hormon. Donor akan kembali ke Hualien besok. Saya berharap proses donor kali ini dapat berjalan lancar.

Terima kasih, Kakek Guru dan Master,” tutur Sun Jin-ying, relawan Tzu Chi.

Saya berterima kasih kepada donor sumsum tulang. Pada awalnya, kita benar-benar menemui banyak kesulitan dalam mempromosikan donor sumsum tulang karena banyak orang merasa takut setelah mendengarnya. Ini sungguh tidak mudah. Namun, semuanya bergantung pada upaya kita.

Saya sangat berterima kasih kepada para relawan kita yang pantang menyerah untuk menjelaskan kepada orang-orang bahwa donor sumsum tulang dapat menyelamatkan resipien tanpa membahayakan diri sendiri. Ini sungguh tidak mudah. Donor sumsum tulang dapat menyelamatkan nyawa orang tanpa membahayakan diri sendiri.

“Sudah berapa lama sejak Anda menyumbangkan sumsum tulang?”

“Sudah 6 tahun, tepatnya sejak tahun 2012.”

“Sudah 6 tahun?”

“Ya. Sungguh, sudah 6 tahun. Enam tahun,”

“Apakah Anda baik-baik saja?”

“Ya, saya merasa sangat baik.”

“Berhubung sudah beberapa waktu Anda menyumbangkan sumsum tulang,

adakah dampak negatif pada diri Anda?”

“Tidak sama sekali.”

“Tidak sama sekali?”

“Ya.”

“Tampaknya semuanya baik-baik saja. Waktu itu Anda menyumbangkan

sel darah tepi, benar?”

“Benar.”

 

Kita memiliki kebijaksanaan dan yakin bahwa kita dapat menyelamatkan orang dengan kehidupan kita. Menyumbangkan sumsum tulang kita tidak akan membahayakan kesehatan kita, sebaliknya bisa menyelamatkan nyawa orang.

Banyak orang di sekitar saya yang meninggal karena kanker. Meski ingin hidup, mereka tidak memiliki kesempatan. Dengan kerja keras beberapa hari, jika dapat membantu pasien menemukan donor yang cocok sehingga sang pasien memiliki kesempatan untuk terus bertahan hidup, saya merasa ini sangat bermakna,” dr. Gao Wei-yao, Dokter RS Tzu Chi Taipei.

Sebenarnya, tidak hanya resipien yang terselamatkan, tetapi seluruh keluarganya juga terselamatkan. Kita selalu berharap orang dapat membawa pengaruh positif bagi orang lain. Kita bisa melakukan ini. Mari kita menggenggam kehidupan kita untuk mendedikasikan diri dalam mencari donor sumsum tulang yang cocok bagi pasien yang membutuhkan transplantasi sumsum tulang.

“Ada calon donor yang Anda kunjung sampai 5 kali?”

“Ya, ada yang sampai 5 kali. Saya juga mempromosikan donor sumsum tulang melalui telepon. Terkadang, orang sudah berjanji akan menjadi donor sumsum tulang, tetapi saat waktunya tiba, dia ingkar janji. Ada juga yang seperti ini. Ada juga yang mengusir dan memarahi saya. Ini sudah biasa bagi saya,” jawab Xu Jin-neng, Donor sumsum tulang.

“Bagaimana perasaan Anda saat diusir dan dimarahi?”

 

“Awalnya, saya sangat sedih. Kemudian, saya berpikir meski dimarahi, saya jadi memiliki kesempatan untuk menjelaskan tentang donor sumsum tulang. Tidak masalah saya dimarahi orang. Yang penting ialah kita dapat menyelamatkan nyawa orang,” tambah Donor sumsum tulang.

Saya tahu bahwa ketika mempromosikan donor sumsum tulang, kalian sering ditolak orang. Kalian sungguh telah bekerja keras. Namun, jika bisa membangun ikrar agung, kita tidak akan takut sulit. Asalkan ada tekad, tidak ada hal yang sulit. Saya ingat sejak kita mulai mempromosikan donor sumsum tulang, ada banyak kisah yang menyentuh dan hal yang menakjubkan terjadi. Seperti inilah upaya yang telah kita lakukan.

Tidaklah cukup bagi kita untuk menjalankan misi saja, melainkan kita harus berbagi kepada orang lain tentang apa yang kita lakukan agar lebih banyak orang memahaminya. Kita juga harus membina orang baru untuk meneruskan misi kita karena waktu terus berjalan hari demi hari, tahun demi tahun. Seiring berlalunya hari demi haridan tahun demi tahun, kita akan menjadi tua. Jadi, kita harus membina orang baru dengan sungguh-sungguh. Semakin banyak orang yang memahami tentang donor sumsum tulang, seharusnya bisa membantu lebih banyak pasien yang membutuhkan.

 

“Kakak ini adalah resipien sumsum tulang. Setelah terselamatkan, dia merasa Tzu Chi cukup baik Jadi, dia datang untuk menjadi relawan.”

“Saya ingin berbagi kepada lebih banyak orang tentang penderitaan yang pernah saya alami. Saya akan terus melakukan tindakan nyata untuk menginspirasi lebih banyak orang guna bergabung dalam kegiatan tes darah ini,” kata Nona Lin, Donor sumsum tulang.

Kita harus terus mendorong lebih banyak orang untuk menjadi donor sumsum tulang dan menginspirasi lebih banyak kaum muda untuk meneruskan misi kita ini. Inilah hal yang harus kita lakukan. Kalian semua telah bekerja keras. Saya sangat berterima kasih atas ketekunan dan semangat kalian. Misi yang membawa keajaiban ini harus kita teruskan.

Banyak rasa terima kasih yang tidak habis saya ungkapkan. Saya berterima kasih kepada relawan yang telah menjalankan Empat Misi Tzu Chi. Sebenarnya, kita juga telah menjalankan Delapan Jejak Dharma di dunia. Semua misi ini tidak boleh kurang satu pun. Kita harus terus berbagi Delapan Jejak Dharma kepada lebih banyak orang dan terus menyebarkannya agar misi ini dapat terus berlanjut.

 

Sebagai Bodhisatwa , kita harus mempraktikkan Enam Paramita. Kita harus meneruskan semua prinsip kebenaran selamanya. Sebagai anggota Tzu Cheng dan komite, kalian tidak hanya menjalankan Empat Misi Tzu Chi, tetapi juga mempromosikan Delapan Jejak Dharma. Relawan komunitas, pelestarian lingkungan, bantuan bencana internasional, donor sumsum tulang, ditambah Empat Misi Tzu Chi merupakan Delapan Jejak Dharma Tzu Chi.

Saudara sekalian, kalian tidak pernah  absen dari salah satu Empat Misi Tzu Chi ataupun Delapan Jejak Dharma. Kalian tidak hanya menjalankan Delapan Jejak Dharma, melainkan juga berbagi Dharma kepada orang lain setiap hari. Ini bagaikan sumsum tulang yang terus memproduksi sel darah. Ada pasien yang membutuhkan transplantasi sumsum tulang karena sumsum tulangnya tidak bisa memproduksi sel darah sehat. Mereka membutuhkan donor sumsum tulang yang cocok. Dengan sel induk donor, sumsum tulangnya dapat kembali memproduksi sel darah sehat sehingga resipien dapat terus hidup. Bukankah ini seperti yang kita lakukan?

Kita menginspirasi orang untuk menjalin jodoh dan menanam benih. Benih ini adalah benih Bodhisatwa. Dengan berjalan di Jalan Bodhisatwa, kita berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk bergabung dengan kita. Sebutir benih dapat bertumbuh menjadi tak terhingga. Ini sama dengan sel darah kita.

 

Dharma sangatlah dalam. Jadi, setiap hari kita harus terus mendalami Dharma dan berbagi dengan orang lain. Sebenarnya, setiap Dharma saling berkaitan. Baik Empat Misi Tzu Chi, Delapan Jejak Dharma, maupun Enam Paramita, telah kita jalankan setiap hari. Kita tak meninggalkannya sedikit pun.

Kita terus bersama-sama berbagi Dharma dengan orang lain. Ketika kita mempraktikkan Enam Paramita, semakin banyak orang akan terbimbing  menuju pencerahan,  seperti halnya sel punca yang terus menghasilkan sel darah. Terima kasih atas kesungguhan hati dan sumbangsih kalian semua.

Waktu terus berlalu. Dengan berlalunya satu tahun, usia kehidupan kita berkurang satu tahun, bukan bertambah satu tahun. Setelah memiliki jalinan jodoh, untuk mempelajari ajaran Buddha, kita harus menghimpun dan mengembangkan kekuatan cinta kasih. Kita harus menggenggam kesempatan dengan sungguh-sungguh. Semoga semua orang tekun, bersemangat, dan tak menyia-nyiakan waktu. Terima kasih.

 

Giat mempromosikan donor sumsum tulang

Membangun ikrar untuk mewariskan Dharma

Menjalankan Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma di dunia

Mempraktikkan Enam Paramita untuk menginspirasi lebih banyak orang

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 April 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 24 April 2019

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -