Ceramah Master Cheng Yen: Bodhisatwa Menjangkau Semua Makhluk

Lewat rekaman video, kita bisa melihat bahwa dunia ini penuh penderitaan. Terjangan Siklon Idai telah membawa dampak bencana bagi 3 negara. Semua yang terlihat ialah kerusakan. Sungguh, makhluk yang menderita membutuhkan Bodhisatwa. Bodhisatwa datang ke dunia ini untuk menjangkau makhluk yang menderita. Berhubung banyak makhluk yang menderita, maka Bodhisatwa dunia sangat dibutuhkan. Sesungguhnya, korban bencana di Mozambik lebih beruntung karena di sana terdapat lebih banyak relawan Tzu Chi yang dapat langsung bergerak untuk memberikan bantuan. Para relawan setempat dapat menjangkau lebih banyak tempat untuk memberikan bantuan.


Di Zimbabwe, relawan Tzu Chi lebih sedikit. Meski demikian, relawan kita bisa menjangkau lokasi bencana dengan cepat karena tidak jauh dari kantor kita di ibukota, hanya 300 kilometer lebih. Baik tanah longsor, akses jalan terputus, maupun kesulitan lainnya, relawan kita bisa mengatasi semua itu dan berulang kali menerjang bahaya menuju lokasi bencana. Inilah yang terjadi di Zimbabwe. Bodhisatwa datang untuk menjangkau semua makhluk yang menderita. Suatu kali, jalan yang mereka tempuh tidak bisa dilewati dan sudah larut malam. Karena itu, mereka pun keluar dan tidur di atas tanah. Para relawan di Zimbabwe pernah mengalami hal seperti ini. Mereka sangat bersusah payah.

Tentu saja, kita juga melihat penderitaan di Malawi. Di sana, kita telah memberikan bantuan darurat. Kini, kita tengah merencanakan bantuan jangka menengah dan panjang. Beberapa hari ini, insan Tzu Chi Amerika Serikat kembali ke Griya Jing Si dan memberikan laporan pada saya. Ci Hui juga kembali dan berbagi tentang Sierra Leone yang membuat saya sangat tidak tega sekaligus terhibur. Yang membuat saya tidak tega ialah penderitaan warga setempat yang tidak kalah dari penderitaan korban bencana di Afrika kali ini. Penderitaan mereka sulit dideskripsikan. Yang membuat saya terhibur ialah bantuan beras yang kita berikan selama beberapa tahun ini.


Di sana, ada seorang pendeta yang mengurus sebuah panti asuhan. Dengan beras bantuan yang kita berikan, panti asuhan tersebut dapat menghemat uang beras dan menggunakannya untuk membeli kendaraan. Kendaraan ini digunakan untuk mengantar anak-anak ke sekolah. Adapula seorang pendeta lain yang juga menghemat uang beras untuk mendirikan penampungan baru agar anak-anak tidak perlu berdesak-desakan dan kelak bisa menampung lebih banyak anak. Ini membuat saya sangat terhibur. Mereka sangat menghargai beras yang kita berikan. Mereka juga bisa menghemat uang dan menggunakannya untuk hal yang bermanfaat. Saya juga mendengar bahwa ada banyak warga yang kelaparan. Karena itu, kita membagikan bubuk sereal. Pengiriman lewat jalur air menghabiskan waktu 3 bulan lebih.


“Ini bukan sekadar bubuk sereal. Ini merupakan “bubuk cinta kasih”. Gizi yang terkandung di dalamnya sangat baik bagi anak-anak. Ini mengandung gizi yang seimbang. Jika kekurangan sumber protein, nasi Jing Si atau bubuk sereal dapat melengkapi kekurangan tersebut,” ucap Zeng Ci Hui, Wakil Ketua Tzu Chi Amerika Serikat.

“Mereka mengajari saya cara memasak bubuk sereal. Saya menyediakan air panas dahulu, memasukkan bubuk sereal ke dalam air, mengaduknya, dan memasaknya di atas kompor. Ini sama seperti memasak bubur. Di sini ada sekitar 29 anak. Anak-anak bisa memakan bubuk sereal pada pagi hari, malam hari, dan saat di sekolah.”


Bagi mereka, bubuk sereal bagaikan makanan yang jatuh dari langit. Mereka menaruh sedikit bubuk sereal di telapak tangan dan menjilatnya. Saya sangat sedih melihatnya. Bubuk sereal sangat penting bagi mereka. Bodhisatwa sekalian, melihat kondisi mereka, saya sungguh merasa tidak tega. Selain mereka, masih ada banyak orang yang menderita dan membutuhkan perhatian jangka panjang. Ada pula sebuah rumah sakit yang perlengkapannya tidak memadai untuk keperluan pasien. Singkat kata, di dunia ini, orang-orang memiliki uang karena dipenuhi berkah. Orang yang dipenuhi berkah harus menghargai berkah. Di dunia ini, banyak orang yang menderita. Setelah melihat penderitaan, kita hendaknya menyadari berkah, menghargai berkah, dan kembali menciptakan berkah. Dengan demikian, orang yang menderita akan berkurang.


Seorang relawan di Malaysia merupakan pengusaha yang memproduksi ranjang. Dia menyumbangkan dua peti kemas ranjang untuk rumah sakit tersebut. Tzu Chi membantu merenovasi rumah sakit tersebut dan mengirimkan ranjang ke sana sehingga para pasien tidak perlu berbaring di lantai. Kebobrokan rumah sakit tersebut sungguh tidak terbayangkan. Melihat kondisi rumah sakit itu sekarang, saya sangat terhibur. Tentu saja, dibandingkan dengan RS kita, perlengkapan RS itu sangat sederhana. Meski demikian, kini perlengkapan di RS itu jauh lebih baik dari RS lain. Intinya, donasi kecil dapat membawa manfaat besar bagi orang yang membutuhkan. Jadi, jangan meremehkan donasi kecil. Akumulasi tetes demi tetes donasi dapat membentuk kekuatan besar. Jadi, mari kita bersumbangsih dengan sepenuh hati dan penuh cinta kasih. Terima kasih. Kekuatan cinta kasih ialah yang terindah. Untuk memperindah kehidupan, kita harus menghimpun cinta kasih. Terima kasih. Saya mendoakan kalian.

 

Orang-orang yang menderita membutuhkan Bodhisatwa dunia  

Memberikan bantuan darurat dan terus mencurahkan perhatian

Akumulasi tetes demi tetes cinta kasih membentuk kekuatan besar

Bersungguh hati bersumbangsih dan kembali menciptakan berkah

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 2 Mei 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 4 Mei 2019

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -