Ceramah Master Cheng Yen: Cinta Kasih dan Kehangatan Memenuhi Seluruh Dunia

Taiwan diguncang gempa bumi sebelum malam Tahun Baru Imlek. Semua orang merasa sangat sedih. Pendapatan dari bazar kami akan digunakan untuk membantu mereka. Bazar Tzu Chi sangat bermakna. Berhubung Taiwan sedang dilanda bencana, maka kami dapat membantu mereka. Saya mendengar berita tentang gempa bumi di Taiwan kemarin malam dan bantuan yang diperlukan warga di sana. Karena itu, saya membawa celengan bambu ke sini untuk membantu orang yang membutuhkan di sana. Lihatlah, gempa bumi yang mengguncang Distrik Meinong telah mendatangkan kerusakan parah di Tainan. Berita tentang bencana ini telah tersebar luas lewat media massa. Lewat siaran Da Ai TV,  banyak orang di seluruh dunia  menerima kabar tentang bencana ini dan bersedia turut bergerak  untuk mencurahkan cinta kasih dan perhatian kepada Taiwan.

Di New Jersey, Amerika Serikat, Huang Ci-cheng, seorang guru bahasa Mandarin di Sekolah Menengah Millburn yang merupakan anggota komite Tzu Chi. Dia berbagi dengan para muridnya tentang kerusakan yang terjadi di Tainan. Para muridnya menyambut baik imbauannya. Selain berdonasi sendiri, para muridnya juga bergerak untuk menggalang dana. Begitu pula di Argentina. Saat acara Pemberkahan Akhir Tahun di Argentina, setiap orang berdoa dengan tulus  bagi Taiwan. Banyak orang yang mendonasikan uang dari celengan bambu mereka. Meski memiliki perbedaan bahasa, budaya, dan ras, tetapi mereka mengetahui, dapat melihat, dan dapat merasakan penderitaan para korban. Karena itulah, mereka turut mengembangkan cinta kasih. Terutama warga di Filipina.

Filipina pernah diterjang Topan Haiyan dan beberapa bencana besar lainnya. Relawan Tzu Chi selalu segera bergerak untuk menjalankan bantuan jangka panjang bagi Filipina. Karena itu, banyak orang yang mengenal Tzu Chi dan mengetahui bahwa Tzu Chi berasal dari Taiwan. Pascagempa di Taiwan kali ini, banyak warga Filipina yang turut berdana. Saat warga Filipina dilanda bencana, orang Taiwan yang datang membantu kami. Sekarang saatnya kami membalas budi. Kami semua tahu tentang Tzu Chi. Mereka pernah membantu kami pascatopan dan gempa bumi. Relawan Tzu Chi Filipina turun ke jalan untuk menggalang dana. Kita berusaha segenap hati dan tenaga untuk membangkitkan cinta kasih setiap orang. Sebersit cinta kasih ini dapat menciptakan kekuatan bajik yang tak terhingga. Ini merupakan cara untuk menyucikan hati manusia.

Sebuah penyelenggara turnamen golf juga mengundang relawan Tzu Chi ke klub golf untuk menggalang dana dari para pemain golf. Banyak orang yang ikut mencurahkan cinta kasih. Orang yang hidup berada hendaknya lebih giat menciptakan berkah. Mereka berbagi tentang Tzu Chi dan bagaimana mereka membantu para korban bencana di Filipina, terutama pascatopan Yolanda, kebakaran, dan lain-lain. Menurut Harrison, seorang Pengusaha “Saya sangat gembira karena dapat membantu orang yang membutuhkan”. Selain para orang berada, bahkan para kacung golf yang terkadang memiliki pendapatan dan terkadang tidak, juga turut mendonasikan 20 peso, 50 peso, bahkan 100 peso. Di Taipei, para anggota komisaris kehormatan kita juga mengadakan acara untuk berdoa bersama dan menggalang dana. Kebetulan kali ini, Relawan Hu dari Turki tengah kembali ke Taiwan. Dia berbagi dengan semua orang tentang berita dari Turki. Para siswa dari SD Menahel di Turki juga ikut menggalang cinta kasih untuk Taiwan. Sekolah di Turki itu dibangun untuk para pengungsi asal Suriah. Relawan Tzu Chi yang memperhatikan sekelompok anak Suriah itu agar dapat belajar dengan tenang. Kita mencurahkan perhatian dan cinta kasih untuk mereka Setelah mengetahui bencana yang terjadi di Tainan kali ini, mereka juga bergerak untuk menggalang cinta kasih. Baik murid maupun orang tua murid, bersama-sama berusaha untuk membantu. Ini sungguh tidak mudah. Meski hidup serba kekurangan, tetapi mereka tetap bersumbangsih dengan penuh cinta kasih hingga berhasil menggalang dana sebesar lebih dari 110.000 dolar NT. Mereka bersedia mendonasikan sedikit yang mereka miliki serta berdoa dengan tulus untuk Taiwan. Ini sungguh tidak mudah.

Kita juga melihat para pasien cuci darah di Penang, Malaysia. Kehidupan para pasien itu tidaklah berada.  Saat menjalani cuci darah, mereka menonton Da Ai TV. Mereka juga menyatakan rasa tidak tega terhadap penderitaan yang dialami para korban bencana. menurut Cai Fu-huan, Pasien cuci darah.”Saat melihat berita, hati saya terasa sangat sakit. Namun, saya tidak dapat banyak membantu. Yang dapat saya lakukan hanyalah mendonasikan sedikit uang”. Inilah yang terjadi di Penang. Kekuatan cinta kasih sangat menggugah hati. Kita juga melihat di Afrika. Banyak warga di Afrika hidup kekurangan. Contohnya di Mozambik. Perang saudara yang pernah terjadi di sana menyebabkan banyak warga yang kehilangan anggota keluarga mereka. Melihat bencana di Taiwan kali ini, mereka juga membangkitkan cinta kasih. Dengan hati penuh welas asih, setiap orang bergerak untuk membantu. Lihatlah mereka menggalang dana dengan cara mengoper celengan bambu. Meski donasinya hanya sedikit, tetapi cinta kasih mereka tidaklah terbatas.

Sungguh, semua ini sangat membuat orang tersentuh. Sifat hakiki manusia sangatlah polos, bajik, dan indah. Mengapa di dunia ini masih terjadi pertikaian antarsesama? Singkat kata, kehidupan ini tidak kekal. Kita harus senantiasa mengingatkan diri. Kita harus melewati setiap hari dengan hati yang tulus dan penuh rasa syukur. Kita harus tekun dan bersemangat. Dalam ceramah tadi pagi, saya mengingatkan setiap orang untuk memegang ajaran Buddha dan mempraktikkan kebajikan. Kita juga harus melatih Empat Praktik Bodhisatwa, yakni praktik menyeluruh, praktik tanpa jeda, praktik jangka panjang, dan praktik penuh hormat. Sungguh, manfaatkanlah waktu dengan baik agar ia tak berlalu sia-sia untuk menciptakan kehidupan yang bermakna.

Semua orang di dunia hendaknya saling mengasihi

Memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan serta berdoa dengan tulus

Bersatu hati untuk menciptakan kebajikan yang tak terhingga

Memanfaatkan setiap waktu dengan baik untuk berlatih Empat Praktik Bodhisatwa

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 18 Februari 2016

Taiwan diguncang gempa bumi sebelum malam Tahun Baru Imlek. Semua orang merasa sangat sedih. Pendapatan dari bazar kami akan digunakan untuk membantu mereka. Bazar Tzu Chi sangat bermakna. Berhubung Taiwan sedang dilanda bencana, maka kami dapat membantu mereka. Saya mendengar berita tentang gempa bumi di Taiwan kemarin malam dan bantuan yang diperlukan warga di sana. Karena itu, saya membawa celengan bambu ke sini untuk membantu orang yang membutuhkan di sana. Lihatlah, gempa bumi yang mengguncang Distrik Meinong telah mendatangkan kerusakan parah di Tainan. Berita tentang bencana ini telah tersebar luas lewat media massa. Lewat siaran Da Ai TV,  banyak orang di seluruh dunia  menerima kabar tentang bencana ini dan bersedia turut bergerak  untuk mencurahkan cinta kasih dan perhatian kepada Taiwan.

 

Di New Jersey, Amerika Serikat, Huang Ci-cheng, seorang guru bahasa Mandarin di Sekolah Menengah Millburn yang merupakan anggota komite Tzu Chi. Dia berbagi dengan para muridnya tentang kerusakan yang terjadi di Tainan. Para muridnya menyambut baik imbauannya. Selain berdonasi sendiri, para muridnya juga bergerak untuk menggalang dana. Begitu pula di Argentina. Saat acara Pemberkahan Akhir Tahun di Argentina, setiap orang berdoa dengan tulus  bagi Taiwan. Banyak orang yang mendonasikan uang dari celengan bambu mereka. Meski memiliki perbedaan bahasa, budaya, dan ras, tetapi mereka mengetahui, dapat melihat, dan dapat merasakan penderitaan para korban. Karena itulah, mereka turut mengembangkan cinta kasih. Terutama warga di Filipina.
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -