Ceramah Master Cheng Yen: Cinta Kasih dan Welas Asih Mengubah Dunia

Kehidupan di bumi bisa tenteram atau tidak bergantung pada ada atau tidaknya rasa syukur terhadap alam. Jika memiliki rasa syukur, kita harus mengasihi dan melindungi bumi. Janganlah kita merusak bumi. Kita harus berterima kasih kepada bumi atas hidup yang aman dan tenteram. Selain bumi, kita juga harus berterima kasih kepada langit atas kondisi iklim yang bersahabat. Kita bisa melihat kebakaran di Hualien akibat korsleting yang menghanguskan enam unit rumah dan menewaskan sepasang kakak beradik. Saya turut bersedih mendengar hal ini. Insan Tzu Chi segera memberikan penghiburan dan membagikan bantuan dana darurat kepada para korban setelah mencari tahu tentang kondisi mereka.

Kekuatan cinta kasih harus segera dikerahkan begitu ada orang yang membutuhkan bantuan. Bantuan dari Taiwan telah dibagikan di Afrika dan berbagai negara yang membutuhkan. Selama beberapa waktu ini, untuk memberikan bantuan secara langsung kepada orang yang benar-benar membutuhkan, para relawan di Afrika harus menempuh jarak yang sangat jauh. Para relawan lokal bersumbangsih dengan penuh cinta kasih untuk meringankan penderitaan fisik dan batin orang kurang mampu. Selain itu, setiap keluarga yang menerima beras bantuan juga dapat menikmati nasi. Ini semua berkat para relawan lokal yang membawa kekuatan cinta kasih kepada mereka. Tentu saja, mereka juga tahu bahwa beras bantuan yang mereka terima merupakan beras cinta kasih dari Taiwan.

Lewat siaran berita, kita bisa melihat di sana banyak anak yang tidak memiliki sepatu. Karena itu, Taiwan juga mengumpulkan sepatu-sepatu bekas dan mengirimkannya ke Afrika. Lihatlah, anak-anak di sana memakainya dengan sangat gembira. Organisasi amal di Taiwan sangat memperhatikan anak-anak di Afrika. Dapat menggalang sepatu untuk dikirimkan ke sana, ini sungguh mengagumkan. Beras yang Tzu Chi bagikan di Afrika juga berasal dari Taiwan. Saya sangat berterima kasih kepada para relawan lokal di Afrika yang tidak takut bekerja keras. Di wilayah yang begitu luas, mereka mengantarkan setiap karung beras ke tangan orang-orang yang membutuhkan. Ini sungguh membuat orang tersentuh.

Kita juga bisa melihat di Tacloban, Filipina, para relawan kita masih terus menyebarkan cinta kasih. Setelah melihat penderitaan hidup manusia, bagaimana bisa hati kita tidak tergerak? Setelah menerima cinta kasih para relawan, orang yang terinspirasi juga tidak sedikit. “Saya sangat berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi. Bukan hanya saya, bahkan setiap warga Tacloban dan setiap orang di seluruh dunia yang pernah menerima bantuan kalian akan berterima kasih kepada kalian. Saya juga berterima kasih kepada kalian yang telah memberi saya kesempatan untuk menjadi relawan dan membantu sesama,” kata Jeffrey Lugasan, seorang warga Filipina. Lihatlah, dia mengesampingkan kepentingan pribadi dan bekerja keras untuk membantu dengan sepenuh hati agar orang lain bisa mendapatkan beras bantuan. Kisah yang menyentuh hati seperti ini sangatlah banyak.

Banjir di Myanmar telah berlangsung selama hampir dua bulan. Kini banjir berangsur-angsur surut. Sejak lebih dari sebulan yang lalu, saat Myanmar baru dilanda banjir, insan Tzu Chi setempat sudah mulai melakukan survei bencana dan mencari cara untuk menyalurkan bantuan. Hingga kini, mereka masih terus memberikan bantuan. Melihat penderitaan para korban bencana, para relawan kita bisa menyadari berkah. Hanya Bodhisatwa  dunialah yang bisa menjangkau tempat-tempat yang dilanda penderitaan. Dengan memiliki kekuatan cinta kasih, kita akan berusaha untuk bersumbangsih asalkan kita sanggup melakukannya. Banjir di Myanmar kali ini mungkin masih akan berlangsung beberapa waktu. Jadi, kita harus memikirkan cara untuk membantu petani setempat kembali bercocok tanam. Ini sangatlah penting. Akibat karma buruk kolektif semua makhluk, Myanmar terus dilanda bencana. Dahulu dilanda kekeringan, kini malah tergenang banjir. Penderitaan warga setempat sungguh tak terkira.

Di Taiwan, kini setiap orang sangat mengkhawatirkan penyebaran virus demam berdarah. Insan Tzu Chi juga terus bergerak untuk membantu membersihkan lingkungan. Kita berharap setiap tempat dapat segera dibersihkan. Jika tidak, penyebaran virus demam berdarah ini sungguh membuat orang khawatir. Untuk menyebarkan cinta kasih di dunia ini, kita harus memulainya dari hati kita. Setelah hati kita penuh dengan cinta kasih, barulah kita benar-benar bisa menyebarkan cinta kasih. Bukan hanya di luar negeri, di dalam negeri pun demikian. Kita telah melihat berbagai bencana di luar negeri dan penyebaran virus demam berdarah di dalam negeri. Jadi, kita harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan.

Kita juga bisa melihat di Kamboja, seorang kepala sekolah melaporkan kondisi orang-orang yang dilanda penderitaan di desa mereka kepada insan Tzu Chi. Insan Tzu Chi bukan hanya memberikan barang bantuan kepada mereka, tetapi juga memperhatikan kualitas air minum mereka dan membimbing anak-anak untuk berbuat baik dan berbakti kepada orang tua. Melihat anak mereka bisa memahami kerja keras mereka dan tahu untuk berbakti, para orang tua merasa sangat bahagia meski hidup kekurangan. Kekuatan cinta kasih sungguh memiliki pengaruh besar.

Kita juga bisa melihat di Indonesia, insan Tzu Chi mengimbau orang-orang untuk tidak membakar kertas sembahyang pada bulan tujuh penuh berkah dan menghemat uang yang akan digunakan untuk membeli kertas sembahyang untuk berbuat baik. Mereka berusaha untuk membuat orang-orang yang percaya pada takhayul kembali pada keyakinan benar. Mengubah kebiasaan para lansia yang sudah terpelihara selama puluhan tahun bukanlah hal yang mustahil. Asalkan ada orang yang membimbing mereka ke arah yang tepat, maka mereka dapat mengubah kebiasaan mereka dan lingkungan akan menjadi lebih bersih. Kini mereka tahu bahwa pemanasan global yang telah menimbulkan begitu banyak bencana terjadi akibat pencemaran. Jadi, untuk mengurangi pencemaran, mereka tidak membakar kertas sembahyang dan menggunakan uang itu untuk menolong sesama. Selain mengurangi pencemaran, mereka juga melakukan daur ulang. Ini merupakan lingkaran kebajikan.

Para relawan mengemban misi pendidikan dan amal secara bersamaan. Setiap orang bisa melakukannya. Saya berharap setiap orang dapat membangkitkan tekad. Kita telah melihat begitu banyak Negara yang dilanda penderitaan dan bencana akibat ketidakselarasan unsur alam. Singkat kata, segala sesuatu bergantung pada pikiran kita. Jadi, kita harus mengikuti ajaran dan arah yang benar agar hidup kita aman dan tenteram serta masyarakat harmonis.

Segera memberikan bantuan darurat begitu ada orang yang membutuhkan

Membagikan bahan pangan dan sepatu kepada orang-orang yang membutuhkan

Membimbing anak-anak berbuat baik dan berbakti dengan welas asih dan kebijaksanaan

Membimbing orang-orang dengan ajaran benardan menciptakan lingkaran kebajikan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 2 September 2015

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -