Ceramah Master Cheng Yen: Cinta Kasih Menenteramkan Batin dan Mewujudkan Keharmonisan

Di negara mana pun bencana terjadi, asalkan ada insan Tzu Chi di sana, orang yang membutuhkan dapat segera tertolong. Ini bergantung pada jalinan jodoh. Saat suatu wilayah dilanda bencana, jalinan jodohlah yang menentukan insan Tzu Chi bisa menjangkau wilayah tersebut untuk bersumbangsih atau tidak. Jadi, jalinan jodoh sangatlah penting.

Asalkan ada jalinan jodoh, insan Tzu Chi pasti akan bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Barang bantuan yang kita berikan juga barang yang berkualitas, seperti barang yang akan kita gunakan sendiri. Jadi, para penerima bantuan bisa merasakan bahwa kita bukan memberikan barang murahan, melainkan barang yang berkualitas. Mereka juga merasa dihormati.

Kita bisa melihat para relawan kita menunduk dan membungkukkan badan saat menyerahkan barang bantuan kepada korban bencana. Ini menunjukkan tata krama kita. Tata krama termasuk prinsip kebenaran. Kita bersumbangsih dengan cinta kasih yang tulus dari lubuk hati kita.


Selain bersumbangsih, kita juga bersyukur. Betapa indahnya dunia seperti ini. Jadi, saat mendengar bahwa kita memiliki relawan di semakin banyak negara, saya merasa tenang karena ada relawan setempat yang dapat menciptakan berkah bagi sesama. Dengan demikian, saat bencana yang sulit diprediksi terjadi, relawan setempat dapat segera bersumbangsih.

Di Ekuador, bulan Oktober hingga bulan Mei tahun berikutnya merupakan musim hujan. Pada tanggal 12 Februari, terjadi tanah longsor yang merusak rumah banyak warga. Para relawan kita segera menyalurkan bantuan. Penyaluran bantuan dilakukan dengan tertib. Relawan kita dengan cepat mempersiapkan lokasi pembagian bantuan.

Saat para korban bencana merasa dihormati, ketertiban tentu akan terjaga karena mereka tidak berebutan. Dengan cinta kasih dan keyakinan di dalam hati setiap orang, pembagian bantuan berlangsung dengan tertib dan lancar. Batin orang-orang berada dalam kondisi tenang berkat sumbangsih kita yang penuh cinta kasih. Banyak bencana yang terjadi di dunia ini. Selama setahun lebih ini, di dalam hati saya selalu ada kekhawatiran. Saya merasa sangat khawatir. Kapan pandemi yang menyelimuti seluruh dunia ini akan berakhir?


Kita juga bisa melihat perubahan iklim yang semakin lama semakin ekstrem. Pemanasan global yang serius juga mengakibatkan bencana kerap terjadi.  Karena itulah, saya sangat khawatir. Saya hanya bisa mengingatkan orang-orang bahwa bencana di dunia yang penuh kekeruhan ini tidak bisa dihentikan oleh siapa pun. Kita hanya bisa berusaha untuk menyucikan hati manusia.

Untuk menyucikan hati manusia, kita harus membangkitkan ketulusan orang-orang.  Untuk menunjukkan ketulusan, kita harus bervegetaris. Kita harus mencurahkan cinta kasih kepada semua makhluk, bukan hanya manusia. Dengan melindungi semua makhluk, barulah dunia bisa terbebas dari bencana.

Kita juga melihat di Beijing, dr. Gan bersungguh hati menyosialisasikan vegetarisme. Beliau bervegetaris dan berbagi pengalamannya dengan orang lain. Beliau bertekad untuk menyosialisasikan vegetarisme sebanyak seribu kali.

“Saya akan berbagi tentang vegetarisme meski hanya ada satu orang yang hadir. Jika apa yang saya bagikan dapat mengubah pola makannya, saya akan merasa gembira,” ujarnya.


Dalam segala kondisi, beliau bisa menyosialisasikan vegetarisme. Lihatlah, di RS Tzu Chi Taipei, kepala RS, wakil kepala RS, dan para dokter mengimbau pasien untuk bervegetaris. Untuk itu, saya sangat bersyukur. Saya berharap para kepala RS dan dokter di setiap rumah sakit kita dapat bervegetaris. Untuk mengajak orang lain bervegetaris, diri sendiri harus terlebih dahulu bervegetaris.

Saya juga berharap para kepala RS dan dokter dapat sungguh-sungguh memahami bahwa pola makan vegetaris adalah pola makan yang sehat. Dokter hendaknya mengingatkan pasien tentang pentingnya pola makan vegetaris dan makanan apa yang hendaknya dihindari. Saat jiwa dan raga manusia sehat, barulah bumi bisa sehat, iklim bisa selaras, dan dunia bisa tenteram.

Asalkan setiap orang dapat bersungguh hati dan turut berusaha, maka menyucikan hati manusia tidaklah sulit. Saat ini, kita harus membangkitkan ketulusan, bertobat, dan bersyukur. Untuk itu, kita harus bervegetaris dengan tulus. Jika kita bisa melakukan ketiganya, kekuatan yang terhimpun akan sangat besar. Jadi, dengan menghimpun kekuatan ketulusan, barulah dunia bisa tenteram, pandemi bisa segera berlalu, kondisi iklim bisa selaras, dan manusia bisa hidup tenteram dan bahagia. Inilah yang saya serukan setiap hari.


Saya bersyukur kepada para insan Tzu Chi di setiap negara. Saya sangat bersyukur karena lewat telekonferensi, saya tahu bahwa meski murid-murid saya tersebar di negara yang berbeda-beda, mereka selalu menuruti perkataan saya. Jadi, saya merasa bahwa saya masih berguna. Intinya, kita harus bersyukur atas kehidupan kita, bersungguh-sungguh menjaga diri sendiri, mengerahkan lebih banyak kekuatan, serta saling bersyukur dan menyemangati.

Terima kasih, Bodhisatwa sekalian. Kalian harus menyerap ajaran saya ke dalam hati, lebih bersungguh hati setiap waktu, serta lebih bekerja keras. Terima kasih.

Melenyapkan penderitaan orang-orang dan bersyukur pada mereka
Tata krama termasuk prinsip kebenaran yang dapat menenteramkan batin orang-orang
Mengembangkan kebijaksanaan untuk bervegetaris dengan tulus
Menyosialisasikan vegetarisme untuk mewujudkan keharmonisan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 03 Maret 2021   
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 05 Maret 2021
Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -