Ceramah Master Cheng Yen: Edukasi Penuh Cinta Kasih dan Kebajikan Membawa Harapan


“Saya pernah menjadi presenter cilik Da Ai TV serta merupakan lulusan SMP Tzu Chi, SMA Tzu Chi, dan Universitas Tzu Chi. Hari ini, saya ingin berbagi bahwa kehangatan yang ditangkap oleh lensa kamera saya berasal dari budaya humanis Tzu Chi yang saya bina seiring pertumbuhan saya,”
kata Pan Xin-an, Alumnus Universitas Tzu Chi.

“Saya masih ingat saat saya duduk di bangku kelas 3 SMA dan ujian akan diadakan 60 hari kemudian, melihat bencana badai, saya dan teman-teman saya tetap melakukan penggalangan dana di sekolah. Saya tidak menyangka bahwa wali kelas kami, kepala kantor budaya humanis, dan kepala sekolah, semuanya mendukung kami untuk bersumbangsih sebagai relawan di luar jam pelajaran,” lanjut Pan Xin-an.

Pan Xin-an melanjutkan “Saat itu, kami semua memahami bahwa prestasi bukanlah segalanya. Yang terpenting ialah membina budaya humanis, moralitas, dan semangat untuk memperhatikan sesama. Di jurusan ilmu komunikasi Universitas Tzu Chi, saya belajar untuk membawa pengaruh dengan kekuatan media massa.”

“Saya ingin memberi tahu Master dan para guru di sini bahwa saya akan terus menggunakan kedua mata saya untuk melihat lebih benar, merenung lebih dalam, dan terus membawa pengaruh dengan kekuatan media massa,” pungkas Pan Xin-an.

Kita melihat Xin-an. Saat mengandung, ibunya sangat giat menjalankan Tzu Chi. Ibunya sangat baik hati. Dia sering berkata pada saya, "Master, saya berikrar untuk bersumbangsih." Saya berkata, "Ini adalah pendidikan prenatal."

Pemikiran sang ibu sangat berpengaruh. Saat sang ibu mencurahkan cinta kasih ke luar, dia juga tengah mendidik janin di dalam kandungannya. Saat merenung dengan tenang, yang ada dalam pikirannya ialah kebajikan dan cinta kasih. Ini jugalah yang diserap oleh janin dalam kandungannya. Ibu dan janinnya memang terhubung melalui tali pusar. Sungguh, pendidikan prenatal sangatlah penting. Selain pendidikan prenatal, pendidikan dalam keluarga pun sangat penting.


Hendaklah kita mewariskan kebajikan dan cinta kasih dalam keluarga dari generasi ke generasi. Warisan keluarga yang sesungguhnya ialah cinta kasih dan kebajikan. Saya berharap misi pendidikan kita dapat melakukannya. Sering-seringlah berbagi dengan murid-murid tentang apa yang Tzu Chi lakukan dan ajak mereka untuk turut melakukannya. Ini juga sangat penting. Pendidikan harus diterapkan dalam keseharian.

Saya masih ingat saat berkunjung ke sekolah kita di Tainan, saya juga memberi tahu para guru kita untuk mengajari murid-murid membina kebiasaan baik. Kita bisa melihat murid-murid di Tainan melakukan pembersihan. Saat tiba di sana, saya melihat sekelompok murid SD. Saya bertanya, "Apa yang kalian lakukan di sini?" Mereka menjawab, "Membersihkan kamar kecil. Kami harus memiliki prestasi yang baik, baru boleh membersihkan kamar kecil." Jadi, hanya yang berprestasi yang boleh membersihkan kamar kecil.

Memberikan pelayanan adalah suatu kehormatan. Mereka bukan dihukum, melainkan memberikan pelayanan. Ini adalah konsep yang sangat berbeda. Mereka memberikan pelayanan dengan sukacita. Sungguh, apa yang saya lihat kali itu sangat menyentuh hati saya. Kita telah membangun tradisi sekolah yang baik dan indah. Sebuah tindakan sederhana mereka meninggalkan kesan mendalam bagi saya dan bisa saya bagikan dengan bangga.

Saya bisa dengan bangga berbagi tentang sekolah dan murid-murid kita. Itu bukan hukuman, melainkan suatu kehormatan dan mereka melakukannya dengan sukacita. Mereka memberikan pelayanan dan merasa bangga. Ini sangat berbeda dari pandangan orang pada umumnya. Demikianlah kita membimbing murid-murid kita untuk tidak membeda-bedakan pekerjaan.


Jangan membeda-bedakan tinggi atau rendahnya status berdasarkan pekerjaan orang-orang. Kita hendaknya selalu bersyukur kepada para pekerja. Terhadap pekerja di berbagai bidang, kita hendaknya bersyukur. Kita bisa duduk di ruangan yang terdapat cahaya lampu ini berkat adanya perusahaan listrik. Ruangan ini sangat terang. Seluruh masyarakat telah turut berkontribusi. Semua orang turut mengerahkan pikiran dan tenaga.

Adakalanya, kita mengabaikan dari mana kebutuhan sehari-hari kita berasal. Tempat tinggal kita, jalan, dan segala materi dalam kehidupan kita berasal dari sumber daya alam dan melewati pengerjaan sektor industri. Yang terpenting, kita harus tahu untuk membalas budi. Kita yang berada di posisi yang strategis harus bersumbangsih. Kita harus membina insan berbakat. Demikianlah kita membawa manfaat bagi diri sendiri.

Manusia akan menua. Kehidupan kita akan bernilai jika saat ini kita mewariskan kebajikan. Berhubung telah lanjut usia, kita hendaknya membimbing kaum muda dan paruh baya untuk mengemban tanggung jawab. Setelah itu, mereka juga bisa membimbing orang lain dan kita bisa melihat pencapaian mereka. Melihat pencapaian mereka juga mendatangkan rasa sukacita dan kenikmatan bagi kita.

Kini, kita bisa melihat murid-murid kita yang telah lulus. Kita melakukan pewarisan dari generasi ke generasi. Semoga misi pendidikan kita dapat terus membawa harapan. Saya berharap dapat selalu melihat murid-murid kita yang sangat ceria, tetapi juga tenang. Mereka berjalan dengan tertib dan penuh rasa percaya diri. Mereka juga terlihat sangat energik. Inilah hasil pendidikan kita.


Saat murid-murid kita pergi ke luar negeri, insan Tzu Chi setempat akan melaporkan kepada saya bahwa mereka sungguh telah dididik dengan sangat baik. Ini juga merupakan iklan bagi Tzu Chi. Singkat kata, memberi keteladanan adalah arah tujuan kita.

Waktu tidak menunggu siapa pun. Detik dan menit terus berlalu. Kita harus menggenggam waktu yang ada. Melihat anak-anak yang terus bertumbuh, kita tahu bahwa mereka adalah harapan bagi dunia. Mereka penuh vitalitas dan terus bertumbuh tanpa kita sadari. Contohnya, pohon kecil ini. Jika ditanam di atas lahan yang lebih luas, ia pasti akan bertumbuh besar. Jadi, kita harus sungguh-sungguh membina insan berbakat.

Taiwan adalah sebuah pulau kecil. Kita hendaknya melangkah keluar dari Taiwan untuk menjangkau dunia internasional. Inilah harapan kita. Mungkinkah harapan ini terwujud? Dengan melakukan tindakan nyata, kita pasti bisa mencapai tujuan kita. Intinya, kita harus menggenggam waktu. Terima kasih.

Memberikan pendidikan prenatal dengan menjalankan ikrar dan mewariskan cinta kasih dalam keluarga
Membina budi pekerti dengan pendidikan kehidupan
Bersyukur kepada pekerja di berbagai bidang dan membangun tradisi sekolah
Benih kebajikan bertunas dan menghasilkan nilai

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 12 Juni 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 14 Juni 2025
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -