Ceramah Master Cheng Yen: Empat Latihan untuk Memupuk Pahala

“Master berkata kita harus melakukan daur ulang agar bumi ini bersih. Kita menjadi pelopor. Orang lain akan mengikuti kita,” kata Ooi Cheng Soon, penerima bantuan Tzu Chi.

“Jika tidak melakukan daur ulang, dia hanya duduk-duduk dan risau. Saat melakukan daur ulang, dia merasa lebih relaks,” ucap Tang Sen Mooi, istri Ooi Cheng Soon.

“Lebih gembira?”

“Dia gembira. Setiap hari mendorong saya, "Kamu pergi ke sana mengambil  barang daur ulang lebih banyak." Melihat banyak barang daur ulang, dia sangat senang,” kata istri Ooi Cheng Soon.

“Saat ada teman atau kerabat yang datang, Ayah akan mengajak mereka untuk ikut melakukan daur ulang. Beliau mengatakan bahwa jika ada barang daur ulang boleh dibawa kemari atau kami yang akan mengambilnya,” ujar Ooi Pei Yee, putri Ooi Cheng Soon.

“Kami melakukan daur ulang karena Master telah membantu suami dan keluarga saya. Lewat kegiatan daur ulang ini, saya ingin membalas budi Master. Kami melakukannya dengan gembira,” tutur Tang Sen Mooi, istri Ooi Cheng Soon.


Kita harus menyelami pengetahuan Buddha. Bagaimana kita memasuki pintu Buddha, kita harus memahaminya dengan jelas. Kita harus bersungguh hati. Kita harus mempraktikkan Dharma secara nyata dalam keseharian. Jika tidak mempraktikkannya, kita tak akan memahaminya. Dengan begitu, kita tidak memiliki Dharma. Dharma harus diserap ke dalam hati untuk membimbing diri sendiri. Sudahkah kita bersungguh hati untuk sepenuh jiwa raga melatih diri dan mempelajari Dharma?

Dengan begitu, barulah kita bisa membuat orang-orang menerima dan menjalankan Dharma yang kita bagikan. Saya terus berkata kepada kalian untuk selalu mengingat dan menerima ajaran. Jika kita bisa mengingat dan menerima ajaran, ini akan tampak dalam sikap kita. Inilah yang disebut melatih diri. Pelatihan diri memupuk pahala kebajikan.

Untuk berbagi Dharma saja, dibutuhkan kesungguhan hati. Bayangkan, bagaimana dengan hal lainnya? Kesungguhan hati sangat penting. Jadi, beberapa waktu lalu saya terus membahas Empat Latihan, yaitu latihan jangka panjang, latihan menyeluruh, latihan tanpa jeda, dan latihan penghormatan. Mengenai penghormatan, dalam pelatihan diri, kita harus menerima Dharma dan menggunakannya di dalam hati. Kita harus berlatih dalam jangka panjang.

 

Dalam setiap saat, saat menghadapi segala sesuatu, baik menghadapi manusia maupun masalah, kita harus selalu ingat pada Dharma. Setelah mendengar Dharma, saat menghadapi suatu masalah, kita harus menggunakan Dharma ini. Kita menghadapi masalah dengan Dharma. Dengan demikian,  kita tak akan melakukan kesalahan. Inilah latihan jangka panjang.

Setelah mendengar Dharma, Dharma ini tetap ada di hati kita dan tidak pernah kita lupakan dalam waktu yang lama. Meski kita sudah lama mendengarnya, tetapi kita masih ingat. Inilah latihan jangka panjang. Latihan menyeluruh berarti tidak maju mundur. Kita tidak hanya mendengar Dharma saat memiliki waktu. Kita juga bukan hanya berbagi Dharma saat ada waktu. Kita bukan pula hanya mempraktikkan Dharma saat ada waktu. Kita berlatih secara menyeluruh.

Tiada sisa waktu bagi kita untuk bermalas-malasan. Kita harus menggenggam waktu yang ada. Kita terus mengingat dan  merenungkan Dharma dengan sepenuh hati. Inilah yang disebut bersungguh hati. Dharma selalu ada di dalam hati kita. Tiada yang ruang di hati kita yang tak dipenuhi Dharma. Dharma telah memenuhi hati kita. Berbagai Dharma yang kita pelajari di dunia akan selalu berguna dan bermanfaat.

 

Tiada yang tidak berguna. Demikianlah dalam hal waktu. Sama halnya dengan Dharma. Kita menjalankan latihan menyeluruh. Inilah yang harus kita jalankan  dalam keseharian. Kita juga menjalankan latihan tanpa jeda. Tak peduli di mana pun, kapan pun, dan terhadap siapa pun, kita tetap mempraktikkan Dharma. Dharma selalu ada di dalam hati kita.

Mari mendukung pelestarian lingkungan. Kantong plastik, botol plastik, kaleng minuman, kertas koran, semuanya bisa didaur ulang. Mari mendukung pola hidup vegetaris. Bervegetaris tidak perlu membunuh hewan. Jangan buang kantong plastik ke TPA. Ia akan tetap di sana selama seratus tahun. Mari mendukung pola hidup vegetaris. Bervegetaris baik untuk kesehatan, tidak perlu membunuh hewan. Jika setiap hari ada satu orang yang mengikuti seruan saya, saya sangat gembira.

“Master berkata bahwa dari seratus orang, ada satu yang menyambut imbauan  itu sudah bagus. Kaki saya tidak sehat,  tetapi saya masih punya mulut dan sepasang tangan. Saya tidak takut. Saya berkata kepada Bodhisatwa, ‘Tidak cantik tak apa-apa, sakit pun tidak apa-apa, selama kaki saya masih bisa menapak, saya akan terus menjalankan Tzu Chi’,” kata Fang Lian-zhen, relawan.

 

Dalam jangka panjang, menyeluruh, tanpa jeda, Dharma selalu ada di dalam hati kita. Jadi, segala ungkapan kita selalu penuh rasa hormat. Inilah latihan penghormatan. Bersyukur, menghormati, mengasihi, bukankah hal ini sering kita ulas? Sikap kita, Dharma yang kita dengar dan praktikkan, serta cara kita menghadapi orang dan masalah, semuanya saling berkaitan. Kita harus bisa merealisasikannya. Ini yang disebut membina pahala kebajikan. Inilah cara membina keterampilan dan pahala serta menghimpun kebajikan. Inilah yang disebut pahala kebajikan.

Jika tidak melatih diri, kita tak dapat memupuk keluhuran. Keterampilan adalah kemampuan untuk membawa manfaat dan kebaikan di tengah masyarakat. Kita harus terus menciptakan berkah. Jadi, kita harus sepenuh hati melatih diri. Pahala kebajikan harus senantiasa dipupuk. Karena itu, kita harus menciptakan berkah di tengah masyarakat. Inilah yang disebut memupuk pahala.

Tanpa bertindak nyata, tidak ada pahala. Kita harus menjalankan praktik nyata. Ini tidak dapat dipalsukan. Gelar saja tidaklah berguna. Kita harus bermanfaat dan memiliki kemampuan untuk bersumbangsih. Inilah yang disebut memupuk pahala. Pahala ini harus terus dipupuk setetes demi setetes. Inilah pahala kebajikan. Jadi, Saudara sekalian, pahala kebajikan mudah untuk dikatakan, tetapi perlu dibina dalam jangka panjang. Jadi, semua harus lebih bersungguh hati.

Menghadapi segala masalah dengan Dharma

Senantiasa ingat untuk menyerap Dharma

Dharma senantiasa memenuhi hati

Saling menghormati dan mengasihi demi memupuk pahala

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 September 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 24 September 2018

Editor: Khusnul Kotimah

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -