Ceramah Master Cheng Yen: Empat Misi Tzu Chi Bersatu untuk Menghimpun Cinta Kasih


“Saat ada topan di Taiwan, kami akan mengantar nasi kotak vegetaris dan terjun ke masyarakat untuk mencurahkan perhatian. Selama itu RS Tzu Chi, hampir semuanya akan melakukan hal ini,”
kata Lai Ning-sheng, Kepala RS Tzu Chi Dalin.

“Musim dingin di Sanyi bisa sedingin apa? Hampir dua bulan penuh kami hidup di bawah 15 derajat Celsius. Kami mengunjungi semua penerima bantuan, sekaligus bertanya ke warga sekitar apakah ada masalah yang terjadi. Kami membagi diri ke dalam 4 hingga 5 rute untuk mengirimkan sayuran dan bingkisan bersama para staf dari pusat perawatan jangka panjang. Jika ada keluarga yang merasa rumahnya kurang hangat, kami akan memberikan selimut kepada mereka,” kata Ye Jia-zhou, Kepala RS Pengobatan Tiongkok Tzu Chi Sanyi.

“Setiap tahun, kami harus selalu tekun dan bersemangat untuk terjun ke tengah masyarakat. Akhir tahun lalu, kami melakukan pembersihan di rumah salah satu penerima bantuan di Douliu. Kondisi dalam rumah itu sangat kotor dan berantakan sehingga kami harus menggerakkan semua staf yang ada di rumah sakit. Bahkan, anak-anak dari para staf dan teman sekelas mereka juga ikut membantu,” kata Jian Rui-teng, Kepala RS Tzu Chi Douliu.

“Semuanya benar-benar menggenggam jalinan jodoh dan meninggalkan kenangan yang indah. Selain itu, hampir semua anggota keluarga dari staf kami ikut serta untuk membantu sehingga nilai cinta kasih bisa menjadi warisan keluarga yang terus diturunkan,” pungkas Jian Rui-teng.

Empat Misi Tzu Chi, semuanya terhubung dengan sistem medis. Ketika misi kesehatan dijalankan dengan baik, itu adalah wujud nyata dari misi amal, yaitu melenyapkan penderitaan di dunia. Penderitaan terbesar dalam hidup ialah penyakit. Oleh karena itu, misi kesehatan menjadi misi paling berat di Tzu Chi karena berkaitan langsung dengan kehidupan. Baik dari sisi bangunan, perlengkapan medis, maupun yang lainnya, semua itu adalah tantangan.


Saya masih ingat, Zhang Jin-wen pernah datang dan berkata kepada saya, "Master, saya ingin mengingatkan, apa saja boleh Master lakukan, kecuali bidang medis." Saya menjawab, "Namun, Hualien kekurangan rumah sakit. Hualien dikelilingi pegunungan dan lautan. Orang yang benar-benar sakit pun tidak memiliki tempat untuk berobat. Kalau bukan Tzu Chi, siapa lagi yang akan melakukannya? Ini harus dilakukan."

Dia kemudian berkata lagi, "Hualien memang sangat membutuhkan fasilitas medis, tetapi sebagai seorang tokoh agama, mengelola rumah sakit bukanlah hal yang mudah." Saya menjawab, "Saya tidak berani bilang akan mengelolanya. Saya berharap bisa menemukan pengelola yang memiliki niat dan cinta kasih yang sama dengan saya."

Saya hanya bermodal niat dan cinta kasih. Saya tidak mengerti tentang medis, begitu pun dengan hal-hal duniawi yang rumit. Yang saya tahu hanyalah ajaran Buddha. Ajaran Buddha mengajarkan kita untuk terjun ke tengah masyarakat dengan kebajikan dan cinta kasih. Inilah tujuan utama Buddha datang ke dunia.

Sejak saya memilih jalan menjadi monastik, saya sudah bertekad untuk berbuat sesuatu bagi mereka yang menderita. Saya membangkitkan niat ini dengan ketulusan. Saya tidak takut bekerja keras dan memiliki kepercayaan diri. Saya yakin bahwa semua orang memiliki cinta kasih. Jika keyakinan dan cinta kasih disatukan, kekuatan itu dapat menciptakan berkah bagi semua orang. Jadi, kesulitan apa pun tetap bisa kita atasi.


Empat Misi Tzu Chi terdiri atas misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis. Di antara semuanya, misi kesehatan adalah bentuk amal paling nyata karena penderitaan terbesar dalam hidup ialah penyakit. Jika benar-benar ingin membebaskan orang dari penderitaan, misi kesehatan adalah kuncinya. Namun, tanpa uang, seseorang tidak bisa mendapatkan pelayanan medis yang baik. Oleh karena itu, kita membutuhkan sebuah institusi yang penuh welas asih dan kebajikan.

Rumah Sakit Tzu Chi dibangun atas dasar kebajikan, cinta kasih, dan welas asih dengan tujuan menjadi rumah sakit yang mengasihi dan melindungi kehidupan. Saat itu, Zhang Jin-wen berkata kepada saya, "Master akan sulit mewujudkannya. Mengelola rumah sakit bagaikan mengelola sebuah masyarakat. Mulai dari profesor, doktor, dan dokter, semuanya sulit untuk diatur. Bahkan, petugas kebersihan yang menyapu dan membersihkan kamar kecil pun harus ada orang yang mengaturnya."

Saya hanya menjawab, "Sepanjang hidup ini, saya tidak pandai mengatur orang. Namun, saya memiliki hati yang tulus dan saya akan berusaha semaksimal mungkin. Saya percaya bahwa semua orang memiliki hakikat kebuddhaan." Jadi, semua itu bermula dari sebersit niat.

Saya sering berkata bahwa sebersit niat yang muncul itu membawa kita sampai pada hari ini. Saya merasa sangat bersyukur. Berkat adanya Tzu Chi, misi kesehatan, dan misi amal, barulah sistem medis dapat benar-benar terbentuk. Beruntung, kita juga memiliki misi pendidikan yang telah membina banyak insan berbakat. Jadi, Saudara sekalian, ketika berbicara dengan orang lain, hendaknya kalian memperkenalkan Empat Misi Tzu Chi.


Sama seperti Profesor Li Ming-liang. Suatu kali, beliau bercerita bahwa beliau menghadiri rapat bersama banyak sekolah dan perguruan tinggi. Semua orang di sana menyebutkan tentang apa yang mereka miliki, lalu mereka bertanya kepadanya, "Anda kembali dari Amerika dan pindah ke Hualien. Apa yang kalian punya?" Saat itu, perguruan tinggi kita belum lama didirikan. Beliau berkata, "Kami memiliki Empat Misi Tzu Chi." Mereka berkata, "Keempat misi ini membutuhkan dana. Siapa yang bisa kalian andalkan?" Beliau menjawab, "Kami punya Master yang bisa kami andalkan."

Saya berkata padanya, "Tubuh saya lemah dan banyak penyakit. Saya tidak memiliki kekuatan. Yang bisa diandalkan ialah kesungguhan hati dan cinta kasih semua orang." Jika kita bersumbangsih dengan ketulusan dan cinta kasih, secara alami, semua orang di dunia akan melihatnya dan mereka akan mendukung kita. Saya juga berpesan padanya, "Jika sekolah bisa dijalankan dengan baik dan dapat membina insan berbakat, saya tidak perlu khawatir lagi." Saya merasa bersyukur.

Misi amal, misi kesehatan, dan misi pendidikan bukan hanya harus diperluas, tetapi juga harus diperdalam. Penelitian sangatlah penting. Jadi, pendidikan Tzu Chi bukan hanya harus tinggi, melainkan juga harus dalam. Jadi, selain memberikan pendidikan, kita juga harus memperdalam penelitian kita. Misi amal Tzu Chi juga bisa berperan sebagai pelindung Dharma. Jadi, hal yang harus kita lakukan sangatlah banyak. Semua ini tak akan terwujud tanpa para pelindung Dharma.

Para insan Tzu Chi tidak membeda-bedakan agama. Baik kaya maupun miskin, semua mempraktikkan kebajikan dengan dana kecil. Misi amal Tzu Chi dimulai dari praktik donasi 50 sen dan kini telah tersebar ke seluruh dunia. Misi kesehatan Tzu Chi telah menyelamatkan banyak orang. Inilah kekuatan cinta kasih Tzu Chi yang kita sebut dengan "Da Ai" atau cinta kasih agung. Baik misi kesehatan maupun misi pendidikan, Empat Misi Tzu Chi hendaknya bersatu.

Misi amal dan misi kesehatan Tzu Chi melenyapkan penderitaan
Misi budaya humanis dan misi pendidikan Tzu Chi membina insan berbakat
Empat Misi Tzu Chi bersatu untuk menghimpun cinta kasih
Bertindak dengan ketulusan, pikiran benar, dan tekad yang teguh

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 17 Agustus 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 19 Agustus 2025
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -