Ceramah Master Cheng Yen: Giat Melindungi Dharma dan Menabur Benih Kebajikan

“Demi memupuk kebiasaan cucu dan keluarga saya untuk berdonasi, saya memberi mereka masing-masing sebuah celengan bambu. Celengan bambu saya sendiri akan penuh sekitar setengah tahun,” kata Zhang Xiu-ying, seorang warga.

“Taiwan adalah tempat yang baik dan aman. Kita harus memiliki rasa empati dan membantu orang yang membutuhkan. Tidak masalah jika jumlah donasinya sedikit. Lewat Dharma dan kisah kehidupan yang berbeda-beda yang dibagikan, saya merasa setiap kali datang akan mendapatkan manfaat yang berbeda,” kata Guo Wei-zhu, warga lainnya.

Hidup di dunia ini, tidak peduli ke mana pun kita pergi, asalkan ada orang-orang yang berjodoh dan berminat untuk mendengar Dharma, kita harus menggenggam waktu untuk membimbing mereka guna bergabung dengan Tzu Chi. Ini bergantung pada bagaimana kita menarik perhatian dan mendampingi mereka. Terlebih lagi, orang yang kita kenal seperti teman dan saudara kita, harus kita ajak untuk bergabung dengan kita.

Contohnya di masa lalu, setiap bulan saya harus pergi untuk membabarkan Dharma. Para anggota komite Tzu Chi sering mengajak orang untuk datang mendengar ceramah saya. Berhubung pada saat itu kita ingin membangun sekolah, rumah sakit, Da Ai TV, dan lain-lain, relawan kita harus membuat orang-orang memahami bahwa hal yang kita lakukan sangat bermakna dan membutuhkan semua orang untuk bergabung dengan kita.

 

Relawan kita terus menelepon saudara dan teman baik mereka, bahkan pergi ke rumah mereka untuk menggalang hati mereka dan membawa mereka untuk datang mendengar ceramah saya. Ada orang yang berkata, "Master akan datang, saya sangat gembira. Saya harus pergi mendengar ceramah Master." Ada pula yang berkata, "Saya sangat sibuk, tunggu saya ada waktu karena pekerjaan saya belum selesai dikerjakan." Relawan kita berkata, "Pekerjaanmu belum selesaikan dikerjakan, saya bisa membantumu menyelesaikannya. Ayolah, mari kita pergi bersama."

Seperti inilah para relawan kita setengah mendorong dan menarik mereka untuk datang mendengar ceramah saya. Para anggota komite kita terlihat sangat gembira. Mereka menarik temannya ke hadapan saya, lalu berkata, "Ini adalah teman baik saya. Berhubung Master datang ke sini, saya mengundangnya datang untuk bertemu dengan Master dan mendengar ceramah Master."

Saya berkata, "Bagus sekali, pergilah mencari tempat duduk." Beberapa orang datang mendengar ceramah saya karena setengah dipaksa oleh temannya, bukan karena mereka sendiri ingin datang mendengar. Dahulu, saat pergi membabarkan Dharma, saya sering menemui hal seperti ini. Setelah duduk dan mendengar ceramah saya, mereka merasa ceramah saya lumayan menarik. Jadi, mereka pun duduk di sana dengan tenang untuk mendengar ceramah saya. Ketika melihat temannya tertarik mendengar ceramah saya, relawan kita pun merasa puas.

Meski orang itu bukan datang dengan tulus, tetapi orang yang mengajaknya tetap turut bersukacita karena memiliki keyakinan yang mendalam. Kita bisa memahami hal ini dengan jelas. Ini telah terjadi di masa lalu dan masa kini. Ini juga terjadi ketika Buddha membabarkan Sutra dan setelah Buddha wafat.

 

Ketika seseorang menyebarkan atau membabarkan Dharma, kita harus turut bersukacita atas pahala yang dia ciptakan. Menyebarkan Dharma tidaklah mudah, baik di zaman dahulu maupun zaman kini; melindungi Dharma lebih tidak mudah lagi. Relawan kita tetap tekun dan bersemangat pantang menyerah. Mereka mengajak orang-orang untuk datang mendengar apa yang Tzu Chi lakukan agar orang-orang mengenal ajaran Buddha. Dengan demikian, orang-orang dapat memahami bahwa Tzu Chi menjalankan misi untuk membantu orang yang membutuhkan berlandaskan ajaran Buddha.

Pada masa-masa awal, para anggota komite memiliki keyakinan dan pemahaman yang mendalam serta bersedia melindungi Dharma. Meski membimbing seseorang untuk bergabung dengan kita akan memakan waktu lama, tetapi begitu dia bergabung dengan kita, dia juga merupakan sebutir benih. Untuk itu, dibutuhkan kesungguhan hati.

Dengan membangun tekad dan bersungguh hati, ini bukanlah hal yang tak mungkin kita lakukan.

“Daripada berinteraksi dengan semua orang lewat internet, lebih baik kami datang langsung ke sini. Ini lebih bisa menunjukkan ketulusan kami. Selain itu, kami juga dapat berbagi pengalaman kami dengan lebih mendalam. Inilah sebabnya kami bersedia naik pesawat selama 5-6 jam untuk datang ke sini,” ujar Lin Meng-ru, Relawan Tzu Chi.

“Kami membantu orang yang membutuhkan di komunitas, terlibat dalam bantuan bencana internasional dan bantuan kebakaran hutan di California Utara. Untuk menjalankan semua ini, sumber daya utama kami bukan berasal dari perusahaan besar atau pemerintah, melainkan berasal dari celengan bambu ini. Contohnya saya, setiap hari saya menyisihkan 25 sen ke dalam celengan bambu,”  tutur Chen Jia-zhang, Relawan Tzu Chi .


“Kami mendorongnya untuk berpartisipasi dalam pembagian makanan hangat. Kami berkata padanya bahwa kami akan mengadakan pembagian makanan hangat di sini. Saat pembagian celengan bambu, kami merasa dia sangat berjodoh dengan kita, maka kami mengajaknya untuk menjadi relawan,” tambah Chen Jia-zhang.

Tidak peduli di mana pun seseorang tinggal, asalkan ada jalinan jodoh, para relawan akan mencari kesempatan untuk mengunjunginya.

Seperti ini jugalah insan Tzu Chi sekarang. Relawan kita juga bersedia pergi ke lapas untuk membimbing para narapidana. Asalkan ada jalinan jodoh, mereka bersedia pergi untuk menaburkan benih kebajikan.  Ini seperti mengadakan persamuhan Dharma bagi orang-orang untuk mendengar Dharma. Tidak peduli di dalam kota, komunitas, jalan, gang, desa, distrik, ataupun kelurahan, relawan kita tidak takut lelah dan pergi untuk mengajak orang-orang untuk bergabung dengan kita.

Relawan kita mengunjungi mereka secara langsung. Jadi, tidaklah mudah untuk menyebarkan ajaran Buddha. Tidak mudah bagi orang untuk mempelajari Dharma; lebih sulit lagi untuk membabarkan Dharma. Untuk benar-benar menyerap Dharma ke dalam hati, menerima, dan mempraktikkannya di Jalan Bodhisatwa, sungguh tidaklah mudah. Namun, jika seseorang dapat melakukannya, dia sungguh patut dipuji.

Akhir-akhir ini, saya terus memuji para Bodhisatwa senior yang hingga sekarang tidak pernah mundur. Berkat mereka, Empat Misi Tzu Chi telah terwujud. Hingga sekarang mereka masih terus mendukung Empat Misi Tzu Chi dan menjadi relawan. Mereka benar-benar luar biasa. Saya berharap kalian semua menghargai dan memuji Bodhisatwa yang ada di sekitar kita. Kita harus lebih bersungguh hati setiap saat.

  

Menggenggam jalinan jodoh untuk menaburkan benih kebajikan

Menyebarkan Dharma secara luas

Membimbing orang untuk bergabung dengan Tzu Chi dan melindungi Dharma

Mewujudkan misi Tzu Chi dengan tekad yang teguh

  

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 April 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 22 April 2019

Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -