Ceramah Master Cheng Yen: Griya Jing Si, Rumah Abadi Insan Tzu Chi

Hari ini, pada momen ini, banyak kenangan muncul dalam benak saya. Hari ini pada 50 tahun yang lalu, kita mengadakan kebaktian pagi pertama di Griya Jing Si. Hari ini sangat bermakna bagi saya. Kemarin pada 50 tahun yang lalu, kita tergesa-gesa masuk ke aula. Kita semua sangat berpuas diri. Akhirnya, kita memiliki bangunan yang kukuh untuk memberi penghormatan kepada Buddha dan melatih diri.

Griya Jing Si yang luasnya lebih dari 100 meter persegi ini merupakan rumah yang hangat bagi kita yang berjumlah 6 atau 7 orang. Kita tinggal, melatih diri, memberi penghormatan kepada Buddha, dan bekerja di sana. Hari ini pada 50 tahun yang lalu, Griya Jing Si diresmikan. Orang-orang bertanya, “Tzu Chi sudah berdiri 53 tahun, di mana kalian tinggal pada 3 tahun pertama?” Kita tinggal di Vihara Pu Ming yang terletak di belakang Griya Jing Si. Tempat itu jauh lebih kecil.

 

Selama 3 tahun, kita tinggal di tempat yang sederhana itu. Untuk mengadakan kebaktian Bhaisajyaguru sekali dalam sebulan, kita bahkan harus meminjam beras dan minyak. Bayangkanlah, 53 tahun yang lalu, kita tinggal di tempat yang sederhana. Tiga tahun kemudian, kita pindah ke tempat kita sendiri, Griya Jing Si yang kecil. Saat itu, saya sungguh sangat gembira.

Beberapa tahun kemudian, guru saya mengunjungi saya di Griya Jing Si yang kecil. Saya memberikan tempat tidur saya untuk ditempati guru saya beberapa hari. Suatu kali, saat saya pergi ke Taipei, beliau berkata pada saya, “Kalian semua berdesak-desakan di tempat yang kecil itu. Kamu hendaknya menyediakan ruang bagi setiap orang untuk istirahat.”

 

Karena itu, kita segera meminjam uang dari koperasi petani. Kita sungguh sangat bekerja keras untuk membayar cicilan. Di belakang Griya Jing Si, kita mendirikan sebuah bangunan berbentuk persegi panjang. Bangunan itu dijadikan kantor. Malam hari, kita menutup pintunya dan tidur di dalam, bahkan ada yang tidur di bawah meja.

Mengenang masa lalu, saya merasa bahwa itu sangat menyenangkan. Semua orang menjalaninya dengan gembira dan tidak terganggu oleh kekurangan finansial. Saya sungguh sangat tersentuh. Setiap tahun, pembagian bantuan musim dingin diadakan di luar ruangan yang kini merupakan halaman. Kita hanya mendirikan ruang yang sederhana dengan beberapa lembaran besi. Kita mengemas barang bantuan yang akan dikirimkan ke rumah setiap penerima bantuan.

 

Saat itu, anak penerima bantuan yang sedang bersekolah membutuhkan seragam sekolah yang terbuat dari kain khaki. Relawan kita membeli seragam sekolah sesuai ukuran setiap anak dan menjahit pakaian baru untuk mereka. Sepanjang perjalanan ini, saya sangat bersyukur kepada insan Tzu Chi.

Selain bagi para bhiksuni di Griya Jing Si yang selama ini bersusah payah bersama saya, Griya Jing Si juga selamanya merupakan rumah bagi insan Tzu Chi. Setiap waktu, ada insan Tzu Chi yang kembali untuk membantu. Griya Jing Si juga selamanya merupakan rumah bagi insan Tzu Chi. Inilah yang terjadi dahulu.

Yang paling saya ingat dengan jelas ialah hari pertama diresmikannya Griya Jing Si pada hari ini 50 tahun yang lalu. Pagi-pagi, kita meresmikan Griya Jing Si dengan melakukan kebaktian pagi. Kita tidak mencari hari baik. Dengan berkumpulnya banyak orang, setiap hari adalah hari baik. Jadi, kita langsung pindah dan meresmikannya serta terus menggunakannya hingga kini.


Tahun ini, dengan khidmat, para insan Tzu Chi kembali untuk melakukan ritual namaskara. Saya menerima laporan bahwa orang yang melakukan ritual namaskara sekitar 15.000 orang. Dahulu, insan Tzu Chi pernah melakukan ritual namaskara di tengah hujan sehingga tubuh mereka basah kuyup. Saya pun keluar di tengah hujan dan berkata, “Berhentilah melakukan ritual namaskara dan masuk ke dalam.” Tubuh saya juga basah kuyup. Inilah yang terjadi dahulu.

Saya sangat bersyukur atas cuaca tahun ini yang tidak terlalu panas. Beberapa hari belakangan ini, setiap orang merasa tenang. Berkat adanya jalan ini, mereka bisa melakukan ritual namaskara dengan tenang. Melihat barisan insan Tzu Chi yang panjang, saya sangat terhibur.


Saya sungguh sangat bersyukur atas kabar baik dari misi pendidikan kita. Dalam Peringkat Dunia Universitas Berdampak, Universitas Tzu Chi berada di peringkat ke-10 di Asia. Ini merupakan hadiah yang paling bermakna bagi saya tahun ini. Bisakah saya tidak berkata bahwa saya tidak memiliki penyesalan? Ini sangat menyentuh. Saya sangat bersyukur.

Semoga kita dapat lebih bekerja keras untuk meningkatkan kualitas dan terus melangkah maju. Ini bukan demi peringkat. Kita melakukannya dengan sungguh-sungguh. Saya bersyukur kepada para rektor, kepala RS, profesor, dokter, dan perawat. Saya sungguh sangat bersyukur. Singkat kata, hal yang harus disyukuri tidak habis saya ceritakan.

 

Mengenang masa-masa tinggal di Griya Jing Si selama 50 tahun

Bersumbangsih dengan gembira dan tekad yang teguh

Menerima kabar baik dari misi pendidikan

Giat menjalankan misi hingga selamanya

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 April 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 30 April 2019


Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -