Ceramah Master Cheng Yen: Guru dan Murid Bertemu di Puncak Burung Nasar


Terima kasih. Waktu terus bergulir detik demi detik tanpa terlihat dan terdengar. Apa kita bisa menarik kembali waktu? Tidak mungkin. Waktu terus berjalan, tetapi tidak ada yang tahu berapa banyak waktu yang tersisa di masa depan. Kita dapat melihat bahwa saat langit masih gelap, insan Tzu Chi telah naik ke Puncak Burung Nasar. Sekarang, mereka akan berbagi dengan kita dari sana.

Kemajuan teknologi memungkinkan kita untuk melihat sesuatu di luar jangkauan. Meski mereka berjarak sangat jauh dari kita, kita tetap bisa melihat mereka seolah-olah mereka ada di depan mata kita. Kita pun menjadi bisa mendengarkan sesuatu yang berada di luar jangkauan. Selain melihat mereka, kita juga mendengar suara mereka.

Dapat dilihat bahwa tempat mereka masih gelap, sedangkan tempat kita sudah terang. Dengan sangat cepat dan tanpa disadari, kita akan melihat bahwa tempat mereka sudah terang. Ini terjadi tanpa kita sadari. Perhatian kita sekarang terpusat di sini. Lalu, begitu tampilan di layar beralih, perhatian kita pun akan terarah pada mereka.

Kini, kondisi di sana telah berubah. Langit di sana perlahan menjadi terang. Kehidupan pun tak luput dari perubahan. Saya bersyukur dan sangat tersentuh. Saya sangat berharap bisa berada di sana. Setiap harinya, di dalam pikiran saya, saya bersujud ke Puncak Burung Nasar, tempat Buddha membabarkan Dharma. Persamuhan Dharma di Puncak Burung Nasar selamanya tidak akan berakhir.


Setiap waktu, saya dapat merasakan Buddha membabarkan Dharma di Puncak Burung Nasar dan saya seakan-akan mendengarkan Dharma di atas sana. Setiap pagi, pikiran saya selalu berada di Puncak Burung Nasar dan mengikuti persamuhan Dharma. Jadi, persamuhan Dharma di Puncak Burung Nasar selamanya tidak akan berakhir. Bukankah hari ini kalian berkumpul di sana juga untuk menyebarkan Dharma?

Berkat teknologi zaman sekarang, kita bisa merekam insan Tzu Chi yang berbaris rapi dan naik ke puncak gunung dari kaki gunung. Dengan begitu khidmat, semua orang membentuk barisan panjang dan naik selangkah demi selangkah. Saya sangat tersentuh melihatnya.

Saya sangat berharap bisa menginjakkan kaki di sana, tetapi sayangnya itu tidak memungkinkan. Namun, dengan niat yang tulus, saya melakukan ritual namaskara di sana setiap hari. Jadi, kalian sangat penuh berkah karena bisa berada di sana dengan rasa syukur dan ketulusan saya. Berhubung kalian melantunkan Sutra Makna Tanpa Batas di Puncak Burung Nasar, persamuhan Dharma selamanya tidak akan berakhir. Saya tidak dapat menahan rasa haru dalam hati ini. Terima kasih.


Berhubung kalian berkesempatan untuk menjangkau Puncak Burung Nasar, saya berdoa semoga setiap langkah kalian mendekatkan kalian pada kondisi batin Buddha. Dekat dengan kondisi batin Buddha sungguh adalah sebuah berkah. Saya mendoakan kalian dengan tulus. Karena kalian telah tiba di tempat Buddha membabarkan Dharma, ingatlah untuk memupuk berkah. Kalian harus membangun tekad dari dalam hati untuk menciptakan berkah bagi dunia. Kalian juga hendaknya membina kebijaksanaan.

Kalian telah menyaksikan tempat Buddha membabarkan Dharma lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Jadi, jiwa kebijaksanaan-Nya telah diteruskan di dunia selama lebih dari 2.000 tahun. Jadi, persamuhan Dharma tidak akan pernah usai. Saya bersyukur kepada kalian yang telah membawa Sutra Makna Tanpa Batas ke sana untuk melanjutkan jalinan jodoh.

“Kami berikrar untuk berhimpun dengan cinta kasih agung, menciptakan berkah dengan kebajikan, bekerja sama dengan harmonis, dan bekerja keras demi keberlangsungan Tzu Chi.”

Saya sungguh bersyukur. "Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk" adalah enam kata yang guru saya berikan. Beliau berkata, "Jalinan jodoh di antara kita sungguh tidak terbayangkan. Mulai hari ini, kamu telah meninggalkan keduniawian. Ingatlah bahwa di masa depan, kamu harus berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk."

Saya memberikan satu jawaban, "Saya akan mengingat dan mempraktikkannya." Saya akan selalu mengingat dan mempraktikkannya. Inilah jalinan jodoh saya dan guru saya. Itu hanyalah sebuah jawaban singkat. Inilah instruksi yang beliau berikan. Saya menyanggupinya dan terus menjalankannya hingga sekarang.


Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma telah berkembang selangkah demi selangkah dalam 40–50 tahun ini hingga akhirnya berdiri dengan kokoh. Saya sangat bersyukur kepada para atasan yang mengemban tanggung jawab atas misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis. Para atasan dari empat misi kita sungguh penuh tanggung jawab dan telah memikul bakul beras bagi dunia.

Kita menyayangi dan melindungi orang-orang yang menderita di seluruh dunia. Begitu mendengar penderitaan orang-orang, kita pun mengulurkan tangan. Selama bisa kita jangkau, kita akan membantu dengan segenap hati dan tenaga. Saya bersyukur kepada empat misi kita yang telah membawa manfaat bagi semua makhluk. Saya sangat tersentuh.

Saya ingin berterima kasih pada diri sendiri dahulu. Tanpa saya, sebersit niat itu tidak akan ada. Tanpa sebersit niat itu, tidak akan ada pula Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma. Jadi, saya pun ingin mengapresiasi diri dengan berterima kasih pada diri sendiri.

Namun, saya pun akan sesegera mungkin mengucapkan terima kasih kepada para tim dalam empat misi kita. Ini tidak akan terwujud tanpa kesungguhan hati, kesatuan hati, dan kesatuan tekad semua orang dalam melakukan hal yang ingin saya lakukan. Jika kita tidak menyatukan hati dan menghimpun kekuatan ikrar, Tzu Chi tidak mungkin bisa seperti hari ini. Jadi, saya sangat berterima kasih pada semuanya. Setiap hari, saya dipenuhi rasa syukur.

Mengingat dan mempraktikkan ikrar
Guru dan murid bertemu di Puncak Burung Nasar
Mengamalkan Sutra Makna Tanpa Batas dengan mengemban misi Tzu Chi
Melindungi semua makhluk dan membawa manfaat bagi sesama

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 21 April 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 23 April 2025
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -