Ceramah Master Cheng Yen: Hidup Berdampingan dengan Alam dan Senantiasa Waspada
“Ketidakselarasan empat unsur terjadi pada unsur tanah, air, api, dan angin. Saya percaya bahwa semua orang di sini telah melihat ini di surat kabar dan majalah. Bagi Tzu Chi, tidak hanya Taiwan yang harus dijaga karena pada dasarnya semua yang terjadi di dunia berkaitan erat dengan kita. Semua yang terjadi di dunia juga adalah urusan Tzu Chi. Sebagai murid Jing Si, itu semua menjadi tanggung jawab kita,” kata Pan Ji-li, relawan Tzu Chi.
“Jadi, di pusat tanggap darurat ini, kita sekarang harus mempelajari beberapa keahlian profesional, lalu menerima sertifikasi. Banyak dari relawan kita yang sudah menerima sertifikasi ahli penanggulangan dan pendampingan bencana,” pungkas Pan Ji-li.
“Pada 20 Juni pukul 8 malam, terjadi kebakaran besar di Jalan Ren'ai 2. Kami pun bergegas untuk bergerak. Kami berterima kasih pada Kak Pan Ji-li dan Kak Zong-hua karena sudah mendirikan pusat pelayanan. Kami juga berterima kasih pada ketua tim kami dan tim relawan survei yang sudah bergerak cepat,” kata Yang Li-lan, relawan Tzu Chi.
Buddha mengibaratkan dunia kita seperti rumah yang terbakar. Di rumah yang terbakar ini, Buddha menyatakan bahwa Dialah sosok tetua di rumah besar ini yang sering berkelana di luar untuk membimbing dan membantu orang-orang. Namun, semua anak di rumah besar ini selalu senang bermain, sama seperti kita makhluk awam yang penuh ketidaktahuan, tamak, dan senang bermain-main. Kegelapan batin bagaikan percikan api yang timbul akibat gesekan-gesekan kecil, tetapi kemudian bisa menghidupkan api karma. Demikianlah kondisi semua makhluk.
Ini dimulai dari percikan-percikan api kecil yang terus menyala hingga kemudian bertambah besar. Selain api yang seperti itu, ada pula api amarah yang sering muncul ketika kita diliputi rasa marah. Bagaimana dengan ketamakan? Ia bagai banjir besar. Lihatlah, banyak sekali hal yang manusia inginkan. Demi mendapatkan apa yang diinginkan, mereka bisa sampai merusak Bumi, padahal Bumi menyediakan segala yang mereka butuhkan.

Bumi ini begitu kaya akan daya hidup. Namun, keinginan makhluk awam tidak ada habisnya. Jadi, mereka pun mengeruk sana sini hingga terjadi kerusakan. Begitu kerusakan terjadi, terjadilah ketidakselarasan empat unsur. Akibatnya, benda-benda pun tertiup angin saat badai ataupun hanyut terbawa banjir. Semuanya saling bertabrakan dan menghancurkan satu sama lain. Jika dipikirkan dengan lebih bersungguh hati, kita akan memahaminya dengan sangat jelas.
Kondisi saat ini terjadi karena orang-orang penuh kegelapan batin. Buddha datang ke dunia untuk mengajarkan Jalan Bodhisatwa. Contohnya, kalian para relawan di sini. Saya menyebut kalian sebagai "Bodhisatwa" karena kalian memang layak menyandang sebutan itu. Lihatlah, seperti yang baru saja kita dengar, kita telah membentuk relawan penanggulangan bencana.
“Pada 27 April, kami mengadakan pelatihan pusat tanggap darurat bencana 2025 di Aula Jing Si Kaohsiung. Ada lebih dari 400 orang yang berpartisipasi dan semuanya adalah pengurus 4 in 1. Mereka adalah sosok-sosok yang terjun langsung ke tengah komunitas sehingga semuanya sangat bersungguh hati,” kata salah seorang relawan Tzu Chi dalam acara ramah-tamah relawan Pusat Tanggap Darurat Tzu Chi, Aula Jing Si, Kaohsiung.
“Kita tahu bahwa bencana yang terjadi sekarang adalah bencana majemuk. Bencana datang secara tiba-tiba dan sangat cepat. Kita tidak akan mampu menghentikannya, bahkan tidak mengerti apa yang harus dilakukan. Inilah mengapa kita rutin mengadakan pelatihan dengan skenario simulasi. Dengan begitu, kita bisa segera mempelajari pengetahuan dan konsep penanggulangan bencana yang terbaru sehingga kita dapat bergerak lebih cepat untuk membantu diri sendiri dan orang lain,” lanjutnya.
“Kali ini, kami menekankan bahwa setiap komunitas perlu ambil bagian dalam upaya tanggap darurat bencana. Di mana bencana terjadi, relawan komunitas di sanalah yang akan bergerak. Jika tinggal di tepi laut, Anda mungkin akan menghadapi banjir. Jika tinggal di pegunungan, bencana yang mungkin terjadi ialah angin topan, tanah longsor, dll. Dari sana, kami pun mulai menyusun skenario simulasi agar ketua tim komunitas dapat berlatih bagaimana memimpin anggota timnya untuk membagi tugas berdasarkan situasi yang mereka temui dan menyiapkan barang-barang yang diperlukan,” pungkasnya.

Kita selalu memerlukan tim pendukung. Contohnya, para relawan perempuan harus segera menyiapkan alat memasak karena perlu menyediakan air panas, teh, air dingin, nasi kotak, dan makanan ringan sesuai kebutuhan yang ada.
Mendengar kalian sudah berpartisipasi dalam pelatihan penanggulangan bencana, itu berarti kalian memiliki niat untuk bergerak dan bersiap-siap. Dalam penanggulangan bencana, lebih baik mencegah daripada memulihkan. Jika tidak melakukan pencegahan, saat bencananya benar-benar terjadi, kita tidak memiliki persiapan sama sekali. Kita harus senantiasa siaga.
Kita hendaknya tahu apa yang perlu dilakukan ketika bencana terjadi dan memiliki persiapan akan itu. Terutama makanan, kita perlu mengumpulkannya sekarang. Bukan untuk dijual kembali. Jika kita memiliki stok makanan, saat ada yang memerlukannya, kita bisa segera menyediakannya. Namun, dalam menyimpan makanan, kita perlu tim yang mengurusnya.
Kita hendaknya mempersiapkan stok makanan. Ketika ada yang membutuhkannya, kita jangan mengeluarkan dari yang paling baru, melainkan dari yang paling lama dahulu. Setelah itu, barang yang lebih baru bisa masuk lagi. Dengan begitu, stok makanan akan selalu ada. Baik bantuan bagi bencana internasional maupun bagi bencana di Taiwan, kita selalu punya stok makanan untuk digunakan. Dalam menentukan jumlah stok yang harus dipersiapkan, dibutuhkan kebijaksanaan dan orang yang mengurusnya. Kita perlu orang-orang untuk mengurus bagian ini.

Di dunia ini terdapat banyak penderitaan. Untuk meresponsnya, kita harus mengambil bagian untuk membantu. Kita hendaknya memiliki pengetahuan yang relevan sehingga bisa memberikan respons yang tepat. Dalam merespons bencana dan menyerap pengetahuan, kita harus memiliki hati yang murni. Saat kita semua bisa bersatu, kita bisa mengerahkan kebijaksananan.
Kita harus senantiasa menggunakan kebijaksanaan untuk menciptakan berkah bagi banyak orang. Dengan memiliki kebijaksanaan, kita bisa menciptakan berkah bagi banyak orang. Jika kita hanya pandai dan mengatakan, "Kita sudah melakukan ini, kita sudah melakukan itu," itu dinamakan meninggikan diri sendiri lewat apa yang telah kita lakukan. Kita harus membantu orang yang membutuhkan hingga mereka benar-benar merasa terbantu.
Saya sering mengatakan bahwa kita harus memberikan bantuan yang terasa oleh mereka. Dalam membantu orang, kita harus memastikan mereka bisa makan kenyang. Dalam membantu orang, kita perlu menyediakan dana bantuan agar mereka bisa membeli perabot dan memulihkan kondisi. Dengan begitu, mereka merasa bantuan dari kita berguna. Jika ada hal yang tidak perlu dilakukan, kita tidak perlu terburu-buru mengeluarkan uang untuk itu.
Kita hendaknya segera menenangkan hati mereka dan memastikan perut mereka dalam keadaan terisi. Saat tidak perlu mengeluarkan uang, jangan terburu-buru mengeluarkannya. Namun, ketika orang lain membutuhkannya, bantuan itu harus sampai membuat orang merasa terbantu. Kita bukan asal memberikan bantuan sepintas saja, melainkan harus sungguh-sungguh dan tepat guna sehingga mereka yang membutuhkan benar-benar terbantu.
Saya sering mengatakan bahwa dalam mendistribusikan bantuan, bantuan kita harus benar-benar tepat sehingga orang dapat merasa bantuan kita berguna dan terbantu olehnya. Bantuan makanan dari kita juga perlu membuat perut mereka terisi. Inilah yang seharusnya kita lakukan. Inilah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Organisasi amal di dunia ini memang sepatutnya merespons kebutuhan orang-orang yang membutuhkan.
Kobaran api karma yang seolah membakar padang rumput sulit untuk dihentikan
Senantiasa siap sedia untuk merespons kebutuhan yang ada
Bersikap waspada sebagai upaya pencegahan bencana
Hidup dengan hati yang murni serta penuh berkah dan kebijaksanaan
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 06 Juli 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 08 Juli 2025