Ceramah Master Cheng Yen: Insan Mulia Berhimpun Bersama untuk Mewariskan Kebajikan


“Nama saya Cai Zhi-fu, tahun ini berusia 79 tahun. Saya sangat bersyukur karena memiliki tubuh yang sehat sehingga saya dapat pergi ke titik pelestarian lingkungan di berbagai komunitas untuk mengumpulkan barang daur ulang. Saya juga sangat bersyukur kepada Master yang telah meluncurkan misi pelestarian lingkungan Tzu Chi sehingga saya dapat turut bersumbangsih sedikit untuk mengurangi emisi karbon di Bumi. Saya benar-benar sangat berterima kasih,”
kata Cai Zhi-fu relawan Tzu Chi.

Pada tanggal 20 Oktober, saya dan istri saya menyaksikan Pementasan Adaptasi Musikal Himne Inti Sari Dharma Sutra Makna Tanpa Batas di Taipei Arena. Saya dapat melihat keindahan hati manusia lewat misi-misi Tzu Chi yang dimulai dengan niat yang baik. Misi bantuan bencana internasional dan kemanusiaan Tzu Chi dikenal selalu cepat dan komprehensif dalam melakukan aksi bantuan bencana. Selama 58 tahun ini, Tzu Chi telah memberikan kontribusi yang luar biasa baik untuk Taiwan maupun seluruh dunia. Tidak hanya memberikan bantuan material, kita juga memberikan dukungan spiritual dan harapan kepada semua orang,” kata Chen Hai-lu Pengusaha.

Di kehidupan ini, saya memiliki banyak orang yang luar biasa di sekitar saya. Insan Tzu Chi dari setiap negara telah membangkitkan tekad Bodhisatwa. Mereka tidak hanya menggalang donatur, tetapi juga memikul tanggung jawab lain. Saya sering mengatakan bahwa kita harus memikul tanggung jawab. Setiap orang bertanggung jawab atas dunia ini, terlebih lagi orang-orang yang bertekad menjadi Bodhisatwa. Dengan menjadi relawan Tzu Chi berarti kalian juga bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia.


Di mana pun terjadi bencana, kalian harus memikul tanggung jawab mengimbau warga masyarakat setempat untuk membantu para korban bencana. Intinya, kita bukan hanya menggalang donasi, yang paling penting ialah menggalang orang. Saat bencana terjadi, kita harus memberi tahu teman-teman dan orang lain tentang apa yang tengah Tzu Chi lakukan.

Himpunan tetes demi tetes cinta kasih dari semua orang dapat membentuk kekuatan yang tak terhingga. Ini yang disebut tetesan air dapat membentuk sungai. Intinya, kita harus terjun ke masyarakat untuk mempraktikkan ajaran Buddha di dunia. Kalian telah bersungguh-sungguh dan menggunakan berbagai cara untuk menginspirasi orang-orang untuk turut bertekad. Ini bagaikan membangun persamuhan Dharma untuk membimbing semua makhluk dengan Dharma.

Persamuhan pasti berisi sekelompok orang. Saya yakin kalian semua telah mengikuti kelas bedah buku. Harap kalian dapat terus mempertahankannya. Tidak hanya membaca buku dan mengenal hurufnya, kita juga harus memahami kebenaran yang ada dalam setiap kalimat secara mendalam. Selain memahami kebenaran dalam setiap kalimat, kita juga harus mempraktikkannya secara nyata. Dengan cara ini, kita bisa sungguh-sungguh memahaminya dan memperoleh sukacita dalam Dharma.

Dalam kehidupan ini, kita tak terhindar dari kerisauan. Dengan sungguh-sungguh mempraktikkan Dharma, kita dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan mampu melihat segala hal dengan pikiran terbuka. Ketika menghadapi suatu masalah, kita dapat menghadapinya dengan pikiran yang tenang dan terbuka. Dengan demikian, hati kita tidak lagi diliputi kerisauan.


Saya sering mengatakan bahwa aksara Tionghoa "berlindung" terdiri atas aksara "putih" dan "berbalik". Jika aksara "putih" dan "berbalik" digabungkan, akan membentuk aksara "berlindung" yang memiliki arti berbalik dari hitam ke putih. Kita hendaknya mengubah kegelapan batin menjadi kebijaksanaan. Lawan dari hitam ialah putih. Putih melambangkan kebaikan, sedangkan hitam melambangkan kejahatan. Jadi, kita harus mengarah pada kebaikan di dalam kehidupan.

Kami terus berpikir untuk menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Bagaimana menginspirasi orang-orang untuk melakukan praktik menyisihkan uang 50 sen? Kami pun teringat dengan teka-teki gambar. Ketika setiap orang yang berdonasi, mereka akan mendapatkan potongan teka-teki gambar. Jika kekuatan-kekuatan kecil ini dapat terhimpun, ia dapat dikirimkan ke tanah kelahiran Buddha. Cinta kasih kecil ini berubah menjadi cinta kasih yang besar dan dapat memperbaiki kehidupan orang-orang di sana,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.

“Ada seorang penerima bantuan kita yang bertanya, ‘Bolehkan saya mencicil 1.000 dolar NT setiap bulannya untuk mencapai nominal donasi satu potong teka-teki gambar? Saya ingin berdoa untuk keluarga saya.’ Di balik potongan gambar, banyak orang menuliskan nama mereka sendiri atau menuliskan doa untuk Master semoga Master sehat selalu,” pungkasnya.

Setiap potongan teka-teki gambar diberi nomor sebagai tanda dari para donatur. Nomor-nomor ini merupakan tanda bukti kebajikan. Tadi, kalian meminta saya untuk menempelkan potongan terakhir, tetapi potongan gambar tersebut terus jatuh. Saya tidak membasahinya dengan air sehingga saat akan ditempel, potongan tersebut tidak bisa menempel dengan erat. Lihatlah bagaimana cara kerja hukum karma. Jadi, apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai.

Berhubung saya tidak berkontribusi, saya tidak bisa membuatnya menempel. Namun, kalian telah berkontribusi sehingga kalian bisa menempelkannya. Lihatlah, ini semua karena adanya sebab. Jika kita tidak menanam benih yang baik, bagaimana mungkin kita bisa memetik buah yang baik? Jadi, kalian harus yakin dengan apa yang saya katakan. Siapa yang menabur, dialah yang akan menuai. Jika tidak menabur, kita tidak akan menuai. Kita melakukannya untuk siapa? Sesungguhnya, diri sendirilah yang akan menuai hasilnya.


Banyak dari kita yang bersumbangsih dengan niat menciptakan berkah bagi anak cucu. Karena mengasihi anak dan cucu, kalian mewujudkan cinta kasih itu dengan berdonasi komisaris kehormatan Tzu Chi. Tentu saja, mereka juga berjodoh dengan kalian. Kalian yang menanam benihnya, sedangkan anak cucu kalian adalah pengondisi bagi kalian. Pengondisi ini tentu juga memiliki andil.

Saya sering mengingatkan kalian untuk menggalang Bodhisatwa dunia. Sama halnya, dalam menggalang Bodhisatwa dunia, ketika kalian mengajak satu orang dan dia bertekad untuk bergabung, kalian juga memperoleh pahala. Jika kalian membaca Sutra Teratai, di sana tertulis bahwa kita hendaknya menyebarkan Sutra ini kepada 50 orang. Meneruskan kebenaran kepada 50 orang berarti menciptakan pahala yang tak terhingga.

Sesungguhnya, kita harus meneruskannya dari generasi ke generasi. Kita harus meneruskannya kepada 50 generasi dan bukan hanya kepada 50 orang. Mari kita mewariskan kebajikan di dalam keluarga selamanya karena keluarga yang memupuk kebajikan akan dipenuhi berkah. Singkat kata, saya sangat berterima kasih atas kekuatan cinta kasih yang telah kalian himpun.

Begitu banyak penderitaan di dunia ini. Karena itu, kita harus mengimbau orang-orang untuk menyisihkan dana sedikit demi sedikit setiap harinya. Hal ini tidak akan memengaruhi kehidupan kita. Di masa awal Tzu Chi, saya menganjurkan para ibu rumah tangga untuk menyisihkan 50 sen dari uang belanja mereka. Uang 50 sen ini akan digunakan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Inilah awal berdirinya Tzu Chi. Dengan mengurangi sedikit saja pengeluaran sehari-hari, kita dapat menghimpun kekuatan yang besar.

Setiap orang harus mengemban tanggung jawab dan misi
Mempraktikkan Dharma untuk melenyapkan kegelapan batin
Menggalang orang-orang berhati mulia untuk mengakumulasi cinta kasih
Menjalin jodoh baik dan mewariskan kebajikan selamanya

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 17 Januari 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -