Ceramah Master Cheng Yen: Kebijaksanaan Bagai Cermin yang Jernih



Setiap insan Tzu Chi harus mengetahui sejarah Tzu Chi. Jika kita menganggap Tzu Chi sebagai urusan pribadi dan kewajiban kita, maka kita akan menganggap ajaran Jing Si sebagai bagian dari diri kita. Di seluruh tubuh kita terdapat sel Tzu Chi. Saudara sekalian, seharusnya tidak ada hal yang tak kita ketahui. Kita harus tahu segala sesuatu tentang Tzu Chi. Setiap orang hendaknya memiliki sel Tzu Chi. Kita juga seharusnya memiliki sel Buddha. Jadi, di dalam tubuh kita terdapat ajaran Buddha.

Sejak lebih dari 2.000 tahun yang lalu, ajaran Buddha Sakyamuni terus beredar hingga kini. Kita dapat memiliki jiwa kebijaksanaan berkat Buddha Sakyamuni yang lahir di Nepal. Nepal merupakan tanah kelahiran Beliau. Pada bulan April lalu, Nepal diguncang gempa bumi. Setelah melihat berita pada pagi itu, saya langsung mengulas tentang bencana ini pada pertemuan pagi relawan hari itu juga.

Saya sangat berterima kasih kepada Rumah Sakit kita yang segera membentuk tim tanggap darurat serta mempersiapkan obat-obatan dan perlengkapan medis untuk dibawa ke lokasi bencana. Pascagempa, dalam waktu sekitar 70 jam, tim medis tanggap darurat Tzu Chi sudah tiba di Nepal. kita sungguh menghadapi berbagai rintangan dan kesulitan. Meski demikian, kita telah mengatasinya.

Setiap hari, saya terus berada di Griya Jing Si. Setelah pertemuan pagi relawan, saya harus segera mengadakan telekonferensi. Saya terus mengadakan telekonferensi dengan tim tanggap darurat di Nepal tanpa henti. Demi tanah kelahiran Buddha, saya tidak rela meninggalkan Hualien. Saya ingin membalas budi Buddha setiap hari. Saat tanah kelahiran Buddha dilanda bencana, kita hendaknya mencurahkan lebih banyak perhatian. Meski tidak bisa pergi ke sana secara langsung, setidaknya saya bisa mencurahkan perhatian setiap hari.

Jadi, pada bulan April lalu, saya terus berfokus pada penyaluran bantuan bencana di Nepal. Setelah itu, yang terus membebani pikiran saya adalah insiden ledakan di Ba-xian Water Park. Para korban luka-luka sangat menderita dan sering merintih kesakitan. Para dokter turut merasakan penderitaan para pasien. Yang dirasakan para dokter adalah penderitaan batin. Orang tua pasien juga merasa sedih dan khawatir. Pascainsiden kali ini, saya berharap kita dapat membantu dokter-dokter di setiap rumah sakit untuk berfokus dalam mengobati pasien. Untuk mewujudkan hal ini, satu-satunya cara adalah insan Tzu Chi harus menenangkan keluarga pasien.

Setiap hari, saya mengulas bahwa para dokter sangat bekerja keras. Saat penggantian obat, pasien akan sangat kesakitan. Melihat pasien kesakitan seperti itu, batin dokter juga sangat tersiksa. Saat keluar dari kamar pasien, jika dokter bisa mendengar keluarga pasien dengan tenang dan damai mengucapkan “terima kasih”, maka ini akan menjadi dukungan terbesar bagi mereka. Kali ini, setelah mengadakan rapat dengan Sunshine Social Welfare Foundation, kita mendapati bahwa pakaian kompresi itu sudah dipatenkan. Lalu, kita berusaha untuk mengembangkan pakaian kompresi baru untuk menggantikan pakaian kompresi yang sudah dipatenkan itu. Saya sangat berterima kasih kepada DA.AI Technology yang telah mengembangkan pakaian kompresi generasi ketiga.

Sunshine Social Welfare Foundation juga menyatakan bahwa pakaian kompresi yang baru ini jauh lebih baik daripada yang mereka gunakan sebelumnya dan seharusnya akan lebih nyaman saat dipakai. Saya bertanya kepada Sunshine Social Welfare Foundation, “Kini di seluruh Taiwan, berapa banyak pasien yang dirawat oleh kalian yang membutuhkan pakaian kompresi?” Mereka menjawab, “Sekitar 500 pasien.” Saya bertanya, “Apakah jumlah ini sudah mencakup para korban dalam insiden ledakan di Ba-xian Water Park?” Mereka berkata, “Belum. Dalam sekejap, pasien kami bertambah sekitar 500 orang. Karena itu, tekanan kami sangat besar.” Saya berkata, “Tidak apa-apa. Ada banyak insan Tzu Chi yang akan memberikan pendampingan.” Jadi, setelah pasien keluar dari rumah sakit, relawan kita masih terus berinteraksi dengan mereka untuk membuka pintu hati mereka.

Bodhisatwa  sekalian, kekuatan cinta kasih sungguh merupakan pusaka. Karena itulah, saya berkata kepada kalian bahwa kita harus mewaspadai masalah atau isu yang bisa menggoyahkan tekad pelatihan kita. Kita harus membebaskan diri dari jaring kegelapan batin. Untuk terbebas dari jaring kegelapan batin, kita harus memiliki tekad pelatihan yang teguh. Bagaimana bisa kita membiarkan kegelapan batin yang bagaikan udara yang tidak berwujud di tengah masyarakat menggoyahkan tekad pelatihan kita? Jadi, kita harus berhati-hati dan mewaspadai isu-isu yang bisa menggoyahkan tekad pelatihan kita. Jika tekad pelatihan kita goyah, maka jiwa kebijaksanaan kita juga akan lumpuh sehingga potensi kebajikan kita tidak dapat dikembangkan. Jika kita tidak bisa melindungi diri dari tusukan panah isu-isu yang beredar, kita harus melakukan antisipasi.

Insan Tzu Chi selalu tulus, benar, yakin, sungguh-sungguh, serta penuh cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Kita selalu tulus, benar, yakin, dan sungguh-sungguh dalam melakukan segala hal. Semua dana yang kita kumpulkan dari donatur digunakan pada tempatnya. Dalam berbagai kegiatan, relawan kita sering mengeluarkan biaya sendiri untuk bersumbangsih. Bukankah kalian selalu berbuat demikian? (Ya)

Saya sering mengulas tentang kebijaksanaan yang bagaikan cermin yang bundar dan sempurna. Kita harus meletakkan cermin ini di tempat yang lebih tinggi. Kita harus meletakkan cermin ini di tempat yang lebih tinggi. Cermin yang bening dan tinggi dapat merefleksikan yang benar dan yang salah. Kita harus menggunakan kebijaksanaan yang bagaikan cermin ini untuk membedakan yang benar dan yang salah. Kita seharusnya yakin pada diri sendiri. Kalian selalu bersumbangsih pada setiap kesempatan. Semua donasi yang kita kumpulkan juga digunakan pada tempatnya. Kita tidak menyalahi hati nurani kita.

Singkat kata, jika kita memiliki kebijaksanaan yang bagaikan cermin yang bening dan tinggi, maka benar atau salah akan terlihat jelas. Karena itu, kita harus melatih pikiran dan berhati tulus. Kita harus melatih pikiran dan sungguh-sungguh melatih diri dengan menyerap ajaran Jing Si. Jika kita sudah melatih pikiran dan berhati tulus tanpa kebohongan, maka kita tidak menyalahi hati nurani kita. Jadi, kita sungguh-sungguh harus bisa membedakan yang benar dan yang salah dengan kebijaksanaan kita. Jangan biarkan panah isu-isu yang beredar melukai pikiran kita.

Kita juga harus mewaspadai masalah yang bisa menggoyahkan tekad pelatihan kita. Kita harus menjaga kesehatan jiwa kebijaksanaan kita. Jika bisa demikian, maka kita tidak akan diliputi kegelapan batin. Namun, jika jiwa kebijaksanaan kita tidak sehat, maka kita akan terpengaruh oleh kegelapan batin. Jiwa kebijaksanaan kita juga akan lumpuh dan lenyap. Ini sangat disayangkan. Jadi, saya berharap setiap orang dapat lebih bersungguh hati.

Mempelajari sejarah Tzu Chi dan mewariskan ajaran Jing Si

Merasakan dan menyadari ketidakkekalan serta menghibur orang yang menderita

Melatih pikiran demi memperoleh kebijaksanaan yang bagaikan cermin yang bundar dan sempurna

Mengantisipasi isu-isu yang bisa menggoyahkan tekad pelatihan

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 September 2015

Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -