Ceramah Master Cheng Yen: Kembali ke Dunia Saha demi Membimbing Semua Makhluk


Zaman kita terpaut lebih dari 2.000 tahun lamanya dari zaman Buddha. Di dunia pernah ada sesosok orang suci yang mencapai pencerahan sempurna. Dibanding mengejar kehidupan duniawi, Buddha memilih melatih diri-Nya untuk mencari kebenaran. Mengapa Dia datang ke dunia? Apa tujuan-Nya datang ke dunia? Untuk mencari nilai kehidupan. Inilah misi Buddha datang ke dunia, bukan untuk mencari kebebasan bagi diri sendiri, tetapi untuk menjelaskan kebenaran yang dapat didengar oleh semua orang serta masuk akal agar dapat dipraktikkan. Inilah yang disebut sebagai prinsip kebenaran.

Dalam membabarkan Dharma, kita harus terlebih dahulu memahami bahwa terdapat prinsip yang bisa dijalankan dan memahami dengan jelas tentang semangat dan filosofi praktisi spiritual ini. Jadi, kita pun bisa menganalisis kondisi psikologis dan nilai-nilai kehidupan-Nya. Semua itu harus masuk akal. Sebagai pangeran, apa lagi yang Dia inginkan? Hidup-Nya sangat indah, apa lagi yang Dia inginkan?

Pada zaman itu, kondisi negara-Nya sangat stabil, kehidupan di dalam istana-Nya pun demikian, dan Dia juga memiliki istri dan anak. Sebenarnya, hidup-Nya sangat penuh berkah. Pada umumnya, orang-orang juga akan berpikir begitu. Tidak ada lagi yang perlu Dia cari. Namun, Dia berbeda dari orang biasa. Bagi-Nya, hidup bukan hanya tentang kenikmatan duniawi, seperti materi ataupun cinta. Jadi, Dia mencari cara untuk terbebas dari belenggu keduniawian.


Dia ingin terbebas sehingga bisa mengubah cinta yang sempit dan terbatas menjadi cinta kasih yang tidak terbatas. Jadi, Dia berusaha mencari tahu apa yang dipikirkan orang mengenai kehidupan mereka, tepatnya terkait nilai kehidupan. Demi apa manusia hidup di dunia ini? Kenikmatan seperti apa yang perlu dicapai untuk bisa dianggap penuh berkah? Inilah yang dipikirkan orang-orang biasa. Sebaliknya, Dia tidak terikat ataupun mencari hal-hal duniawi. Yang Dia cari ialah filosofi atau kebenaran tunggal yang meliputi langit, bumi, dan alam semesta.

Saya sering mengatakan bahwa pencerahan itu muncul secara tiba-tiba, bukan dari proses pemahaman apa itu pencerahan dan bagaimana ia terjadi. Teknologi sekarang sangat maju. Apa pun yang kita inginkan bisa didapat. Teknologi sudah sangat maju. Apakah itu lantas memuaskan hati manusia? Tidak juga. Alhasil, manusia terus melakukan perusakan demi pembangunan. Itu terus terjadi dan tidak pernah berakhir sehingga merusak dunia dan alam.

Secara bertahap, alam semesta pun tercemar dan rusak akibat keinginan manusia. Jadi, Buddha ingin mencari cara untuk mengatasinya. Jika cara berpikir manusia tidak ditransformasi dan diluruskan, selamanya tidak akan ada jalan untuk ditapaki. Jadi, cara apa yang seharusnya digunakan untuk membimbing orang agar memahami kebenaran yang melampaui keduniawian?


Buddha memahami semua kebenaran, tetapi bukan semata-mata untuk diri-Nya sendiri, melainkan juga untuk orang-orang. Dia sudah mencapai pencerahan dan menyatu dengan alam semesta. Meskipun sudah mencapai pencerahan, Dia tetap kembali ke Dunia Saha ini dan terjun ke masyarakat berulang kali demi menyadarkan semua orang.

Karena kegelapan batin dan kurangnya pemahaman akan kebenaran, nafsu keinginan manusia pun kian besar. Seiring dengan meningkatnya populasi manusia, masalah kehidupan pun menjadi makin rumit dan parah. Selain telah mencapai pencerahan sendiri, Buddha juga sudah pergi ke berbagai tempat untuk menyebarkan Dharma. Dia melakukan ini untuk dunia. Jadi, demi semua makhluk, Dia memasuki Dunia Saha.

Dunia Saha adalah dunia kita sekarang ini, dunia yang diliputi penderitaan dan noda batin. Jadi, kebenaran perlu dibabarkan dengan baik dan jelas untuk membimbing lebih banyak orang menuju kesadaran. Namun, ini menjadi hal yang harus terus-menerus dilakukan karena tabiat manusia pun terus berlanjut ke masa sekarang dan masa mendatang. Jadi, Buddha memilih untuk tidak pernah meninggalkan Dunia Saha. Inilah mengapa Dia disebut guru utama Dunia Saha.

Dalam mempelajari ajaran Buddha, kita perlu belajar dari Buddha. Sudahkah kita meneladan-Nya? Memang sangat sulit. Kebenaran ini sungguh ada. Namun, sulit untuk bisa mengubah tabiat kita. Jadi, saya pun hanya meminta kalian untuk menghargai kehidupan. Selain mengerti untuk menghargai kehidupan sendiri, apakah kita bisa menghargai kehidupan orang lain? Jika mengerti untuk menghargai kehidupan manusia, apakah mereka mengerti untuk menghargai semua makhluk?


Kehidupan bukan hanya milik umat manusia. Kita harus memiliki cinta kasih berkesadaran. Semua makhluk memiliki nyawa yang perlu kita hargai. Karena itu, Buddha membabarkan Dharma agar manusia dapat mengembangkan welas asih. Buddha memiliki cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Dia hendak membangkitkan cinta kasih yang sebenarnya sudah ada dalam hakikat kebuddhaan setiap orang. Bagaimana dengan welas asih?

Welas asih berarti berharap meringankan penderitaan. Kita memerlukan cinta kasih serta welas asih sekaligus. Buddha tidak tega melihat penderitaan semua makhluk. Jadi, Dia kembali ke dunia untuk menghadapi penderitaan semua makhluk. Dia mendatangi orang-orang yang dipenuhi noda batin dan mentransformasi penderitaan menjadi tanah yang murni. Dia membuat orang-orang bisa memahami bahwa penderitaan datang dari ketamakan yang memicu pertikaian satu sama lain.

Ketamakan membuat orang mengingini apa yang dimiliki sesamanya. Karena itulah, Buddha membimbing orang untuk melatih diri. Pertama-tama, Dia memberi contoh terlebih dahulu dengan melepaskan kehidupan di istana dan orang-orang yang dicintai meski sangat sulit. Dia ingin memberikan cinta kasih-Nya pada semua orang. Diperlukan cinta kasih untuk melindungi semua makhluk. Inilah cinta kasih agung. Sebagai praktisi Buddhis, inilah yang perlu kita pelajari.

Membebaskan diri dari ketidakkekalan melalui kesadaran akan kebenaran sejati
Kembali memasuki Dunia Saha untuk membimbing semua makhluk
Meringankan penderitaan, memberi kebahagiaan, lalu membabarkan Dharma
Menumbuhkan cinta kasih dan welas asih serta menyatu dengan hati Buddha

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 28 Mei 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 30 Mei 2025
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -