Ceramah Master Cheng Yen: Keyakinan dan Pemahaman Benar Menumbuhkan Kebijaksanaan

“Paling malam adalah pukul 10 malam. Untuk yang itu, harus lebih malam lagi.”

“Pernah menghitung berapa kali  perjalanan dalam sehari?”

“Kira-kira sembilan sampai sepuluh kali. Hanya ini yang bisa saya lakukan, tak peduli sebesar apa pahalanya. Saya tidak bisa berbuat banyak, tetapi saya suka melakukan daur ulang. Master bilang kantong plastik harus didaur ulang. Saya akan membawanya ke sana, lalu kembali lagi. Meski kami para lansia tidak bertenaga, tetapi plastik ini sangat ringan. Saya yang berusia 93 tahun pun masih bisa mengangkatnya. Saat pergi ke luar, jika melihat botol Yakult atau sedotan, saya akan memungutnya. Saya tak akan membiarkannya berserakan. Barang-barang ini tidak mudah terurai. Saluran air sering tersumbat oleh botol plastik dan sedotan,” kata Wang Bi-xia, relawan Tzu Chi.

“Kek, kamu menyumbang 200 dolar. Uangmu 1.000 dolar. Kembalinya 800 dolar. Terima kasih.”

“Terima kasih. Tolong sampaikan pada Master untuk mendoakan kesehatan saya agar bisa melakukan daur ulang lebih lama,” kata Relawan daur ulang, Wang Zheng-xiong.

“Baik. Terima kasih.”


Kita sering mendengar orang berkata, "Pahalanya tak terhingga." Sesungguhnya, apa yang dimaksud pahala tak terhingga? Sesungguhnya, pahala harus dipupuk dalam waktu yang panjang. Kita harus berlatih dan bersumbangsih dalam jangka waktu panjang. Ini adalah kemampuan untuk membawa kebaikan. Untuk membawa kebaikan, kita harus menciptakan berkah. Untuk menciptakan berkah di masyarakat, kita harus bersumbangsih. Kita harus bersumbangsih tanpa pamrih dan tidak mengharapkan balasan.

Hati kita harus lapang dan bebas rintangan. Saat bertemu kesulitan, kita berusaha mengatasinya dengan batin yang bebas rintangan dan kemelekatan. Tekad kita tidak terpengaruh. Semangat kita untuk bersumbangsih juga tidak terpengaruh. Apakah kita semua mampu melakukan semua ini? Jika ya, segala yang kita lakukan adalah praktik dana. Kita bertutur kata baik, melakukan hal baik, berpikiran baik, dan sebagainya. Selama itu bermanfaat bagi orang lain, kita akan melakukannya dalam jangka panjang dengan sukacita tanpa beban.


Jika dapat terus bersumbangsih seperti ini, maka kita akan menghimpun kebajikan. Orang yang bajik dan luhur akan memperoleh. Berkat sumbangsih Anda, si penerima akan memahami bahwa mereka dapat mengandalkan Anda. Orang-orang juga akan memberi pujian. Namun, batin kita tetap tidak terpengaruh. Saat dipuji orang lain, kita tidak terpengaruh. Batin kita tetap damai tanpa beban. Ini tidaklah mudah. Ini berarti kita telah memiliki kualitas luhur. Jadi, kita harus bersungguh hati untuk memahami tentang pahala.

Sesungguhnya, sekecil apa pun tindakannya, yang penting kita bersumbangsih. Saya merasa saya sudah lanjut usia. Jika tidak melakukannya sekarang, kapan lagi? Haruskah hanya menunggu waktu di rumah? Itu membosankan. Alangkah baiknya kini ada yang dikerjakan. Seorang relawan berkata bahwa dari sini kita banyak belajar, mengerti banyak hal, menjangkau lebih banyak tempat, dan mendapat manfaat lebih banyak. Beginilah seharusnya kehidupan dijalani. Saya sangat terharu.


Saya mengajak lebih banyak orang untuk berbuat kebajikan dan membantu lebih banyak orang. Tidak banyak orang yang rela berkorban seperti itu. Dia sungguh layak dipuji dan patut kita teladani. Kita bersumbangsih tanpa rintangan batin. Dengan begitu saja, orang lain akan dapat mengandalkan kita. Kita terus bersumbangsih. Semua orang dipenuhi rasa sukacita dan berinteraksi dengan damai.

Kita banyak membantu orang, tetapi diri sendiri kerap tidak menyadarinya. Saat kita tidak ada, pengaruhnya sangat besar. Inilah pahala. Dalam keseharian, jasa dan kebajikan ini dapat terus kita pupuk. Kini kita masih dapat bersumbangsih. Kelak, saat kita tidak ada, orang lain tidak lagi merasa kekurangan. Karya dan semangat kita selamanya ada. Inilah pahala.


“Dalam diri insan Tzu Chi,  saya melihat banyak perbuatan terpuji. Banyak nilai-nilai luhur yang berguna bagi perkembangan diri kami. Di sini kami telah menerima niat baik dan akan meneruskannya kepada yang lain. Inilah wujud dari kehidupan yang bernilai. Berkat bantuan Tzu Chi, beban di bahu saya terasa lebih ringan. Batin saya juga memiliki sandaran. Kelak saya akan membalas budi Tzu Chi dengan bersumbangsih bagi masyarakat agar anak-anak yang senasib dengan saya juga dapat menemukan penghiburan,” kata

Lebih dari 2.500 tahun yang lalu, Buddha menemukan kebenaran alam semesta dan membabarkan ajaran bagi semua makhluk agar semua makhluk memahami kebenaran ini. Betapa banyak orang yang kehidupannya berubah  setelah menerima ajaran kebenaran ini. Setelah menemukan kebenaran, Buddha sepenuh hati membuka jalan. Manusia di kemudian hari mengikuti jalan ini. Inilah pahala atau jasa kebajikan Buddha membawa manfaat tanpa batas bagi generasi mendatang. Ini juga berarti membawa kebaikan bagi semua.


Orang-orang menjadi tahu arah yang benar. Buddha telah membuka jalan ini agar orang-orang dapat terus menapakinya. Kita harus tekun dalam melatih diri. Untuk membuka jalan bagi orang lain, kita sendiri harus melakukan praktik nyata dan benar-benar menapaki jalan ini. Inilah ketekunan. Tanpa ketekunan, bagaimana mungkin kita membawa kebaikan bagi generasi mendatang dan membimbing semua makhluk? Jadi, jalan ini harus terus dibentangkan.

Jika tekun melatih diri, kita akan mengembangkan keluhuran dan memperoleh buahnya. Kita tidak tamak terhadap pahala, ketenaran, atau apa pun. Namun, inilah kebenarannya. Kita tidak menghitung yang kita peroleh. Kita bersumbangsih dengan hati yang murni. Janganlah kita bersikap perhitungan. Teruslah melakukan kebajikan. Hal yang benar, lakukan saja. Tidak perlu dihitung. Inilah pahala yang tak terhingga. Kita tidak bersikap perhitungan dan tidak memikirkan untung rugi. Dengan bersumbangsih, batin kita merasa damai dan sukacita. Bersumbangsih dengan batin seperti ini disebut kebijaksanaan.


Dengan memiliki kebijaksanaan, niat baik kita menjadi niat yang murni. Inilah keyakinan dan pemahaman yang benar. Dengan demikian, pahala menjadi tak terhingga. Jadi, kita harus bersungguh hati dalam keseharian. Kita harus bersungguh hati mengembangkan kebijaksanaan. Jadi, senantiasalah bersungguh hati.

Menghimpun pahala kebajikan dalam jangka panjang

Bersumbangsih dengan batin damai tanpa beban

Berbuat baik dengan niat murni tanpa bersikap perhitungan

Menumbuhkan kebijaksanaan dengan keyakinan dan pemahaman benar

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 5 Mei 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie

Ditayangkan tanggal 7 Mei 2018
Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -