Ceramah Master Cheng Yen: Mawas Diri, Berhati Tulus, dan Menyalurkan Bantuan Bencana
Kalian harus mengingatkan semua orang untuk tidak memaksakan diri jika kondisi jalan tidak baik. Jika jembatan terputus, janganlah kalian melewati dasar sungai. Adakalanya, arus air bisa tiba-tiba menerjang. Meski terlihat tidak ada arus yang deras, kalian juga tidak boleh berjalan melewati dasar sungai. Sungai itu sangat lebar. Dahulu, saya sering menyeberanginya. Jika air dari pegunungan tiba-tiba menerjang, kalian tidak akan sempat untuk menyelamatkan diri.
Ketua Yan, berusahalah untuk mengirimkan barang bantuan meski harus mengeluarkan biaya. Jika ada insan Tzu Chi di sana, itu yang terbaik. Jika tidak ada, kita harus berusaha untuk menghubungi pemerintah setempat. Yang terbaik ialah ada insan Tzu Chi ataupun kerabat dan teman insan Tzu Chi di sana.
Dalam penyaluran bantuan bencana, kita mungkin bisa mengenal lebih banyak orang. Jika bisa demikian, saat kita hendak memberikan bantuan lanjutan, segala sesuatu juga akan berjalan lebih lancar. Inilah hubungan antarmanusia. Kita perlu segera mengirimkan barang bantuan meski harus menyewa helikopter.
Selama beberapa hari ini, kita hendaknya lebih waspada dan bersungguh hati. Kita harus memberikan bantuan darurat dan menjaga keselamatan orang-orang terlebih dahulu. Para dokter yang terjun ke daerah bencana hendaknya juga membawa obat-obatan bagi penderita hipertensi dan penyakit kaum lansia pada umumnya. Kalian tahu apa yang perlu dibawa, bukan? Ya, semuanya sudah disiapkan. Itu akan lebih baik. Apakah uang tunai kita sudah siap? (Ya.)
Jika kita tidak menyiapkan obat-obatan, di daerah bencana yang terpencil, entah di mana warga bisa membeli obat. Saya merasa bahwa barang bantuanlah yang terpenting. Hendaklah kita segera menyiapkan makanan Jing Si. Para dokter dan perawat juga perlu memerban luka.
“Tentu, banyak korban bencana yang terluka. Semuanya akan kami persiapkan.”
Baik, mari kita mulai melakukan persiapan.

“Para perawat dan staf administrasi juga datang. Ada juga yang membantu pemasangan sistem VPN sehingga kami dapat memeriksa apa obat yang biasanya dikonsumsi warga. Obat-obatan yang dikonsumsi untuk penyakit kronis telah hanyut terbawa arus banjir. Mereka juga tidak ingat dan tidak mencatatnya,” kata Xu Wen-lin, Konsultan senior RS Tzu Chi Hualien.
“Saya sudah tiga hari tidak minum obat dan terus berkeringat. Saya sangat khawatir tentang hipertensi saya,” kata salah seorang korban bencana.
“Sebagian besar korban bencana kehilangan obat untuk penyakit kronis mereka. Karena itu, kami meresepkan obat untuk mereka selama seminggu hingga dua minggu,” kata Chen Wei-zuo, Dokter spesialis jantung RS Tzu Chi Hualien.
“Kita memadukan pengobatan Tiongkok dan Barat. Jadi, dokter pengobatan Tiongkok juga datang ke sini. Selain itu, juga ada enam dokter dan tujuh perawat,” kata Lin Xin-rong, Kepala RS Tzu Chi Hualien.
Sungguh, kalian memiliki tekad untuk menyelamatkan kehidupan dalam bidang medis. Niat untuk menyelamatkan orang sangatlah sederhana. Saya sangat bersyukur dalam sistem medis kita, semua orang berpegang pada tekad awal. Dengan mempertahankan tekad awal, mencapai kebuddhaan tidaklah sulit. Dengan mempertahankan tekad untuk mengasihi dan melindungi sesama, berarti kita meneladan Buddha.
Buddha datang ke dunia untuk mengajari orang-orang berpegang teguh pada tekad awal dan melangkah maju tanpa menyimpang sedikit pun. Dengan mengingat tekad kalian saat memutuskan untuk menjadi dokter dan terus melangkah maju, kalian bisa menciptakan berkah bagi dunia setelah menjadi dokter. Saya sungguh menghormati kalian.

Saya mengasihi dan melindungi semua orang di dunia ini. Namun, saya tidak memiliki keterampilan medis. Yang saya miliki hanyalah cinta kasih. Saya menapaki Jalan Bodhisatwa dengan teguh, tetapi tidak bisa mengobati penyakit. Untuk itu, saya mengandalkan para tenaga medis kita. Saya menaruh harapan besar terhadap mereka, terlebih yang berada di Hualien.
Tzu Chi berawal dari Hualien. Setelah saya datang ke wilayah timur Taiwan, kini di Hualien terdapat sekolah dan rumah sakit yang begitu baik yang telah membawa manfaat bagi Hualien. Mengenai topan kali ini, kita mendengar laporan cuaca bahwa ia akan mendatangkan curah hujan yang sangat tinggi. Karena itu, kita sangat khawatir. Kita juga melihat Jembatan Guangfu yang terputus dan berbagai kerusakan lain yang ditimbulkan.
Saat ini, kondisi jalan belum aman untuk dilalui, jembatan pun putus. Saya juga bersyukur kepada tim medis kita. Para dokter, perawat, dan staf administrasi kita telah bergerak untuk membantu. Saya sangat bersyukur. Inilah kekuatan cinta kasih. Saat bencana terjadi, hendaklah kita menghimpun kekuatan cinta kasih.
“Hari ini, kami memulai dari Stasiun Kereta Guangfu yang terkena dampak bencana yang lebih serius. Ada lebih dari 900 keluarga di dua desa yang terkena dampak bencana serius. Ini juga termasuk daerah padat penduduk. Karena itu, kami membantu mereka melakukan pembersihan terlebih dahulu. Selain itu, area ini juga lebih tinggi. Kami memulai pembersihan dari area yang lebih tinggi dan akan terus bergerak ke area yang lebih rendah dan terkena dampak lebih serius,” kata Yan Bo-wen, Ketua badan misi amal Tzu Chi.
“Hari ini, ada lebih dari 200 orang yang bergerak. Besok dan lusa akan ada 700 hingga 800 orang dan hari berikutnya lagi akan ada lebih dari seribu orang. Kami akan membantu para korban bencana memulihkan daerah bencana secara estafet,” pungkas Yan Bo-wen.

Kita juga harus mencari tahu kondisi korban bencana. Ada sebagian keluarga yang membutuhkan dana bantuan darurat. Kita harus mulai melakukannya dari sekarang. Sejak datang ke Hualien, saya belum pernah mengalami bencana yang menimbulkan dampak begitu luas dan parah. Sungguh, bencana kali ini sangat serius.
Sekitar sebulan hingga dua bulan yang lalu, saya terus berkata bahwa saya sangat khawatir karena merasa bahwa bencana tidak bisa dihentikan. Karena itu, saya hanya bisa mengingatkan orang-orang untuk mawas diri dan berhati tulus. Selama setahun hingga dua tahun ini, terlebih beberapa bulan belakangan ini, saya sering berkata demikian. Setiap kali teringat akan hal ini, saya sangat khawatir. Hingga kini, saya masih merasa khawatir.
Meski bencana telah berlalu, kita tetap harus meningkatkan kewaspadaan. Imbaulah orang-orang untuk mawas diri dan berhati tulus. Mari kita berdoa kepada para Buddha dan Bodhisatwa dengan hati yang tulus. Mari kita mengajak orang-orang untuk bervegetaris dan membangkitkan ikrar. Kekuatan seperti ini juga sangat besar dan dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa.
Kalian juga dapat memanfaatkan ponsel untuk menyebarkan lagu doa atau Himne Inti Sari Dharma. Semua ini mengandung Dharma. Genggamlah momen ini untuk menyebarkan Dharma. Jadi, lakukanlah segala sesuatu yang dapat kita lakukan. Gunakanlah ketulusan kita untuk bertutur kata baik demi menghibur para korban bencana. Gunakanlah metode yang kita ketahui untuk menenangkan hati semua orang. Ini juga disebut metode terampil.
Dharma sejati mengajarkan bahwa sebagaimana benih sebab dan kondisinya, demikian pulalah buah dan akibatnya. Saya sering berkata bahwa semua makhluk menciptakan karma kolektif. Karena itu, kita hendaknya menyucikan hati manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Menyalurkan bantuan bencana dengan mengutamakan keselamatan diri sendiri
Bantuan medis tidak bisa ditunda
Menapaki Jalan Bodhisatwa dengan teguh
Mawas diri, berhati tulus, dan menghimpun cinta kasih
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 25 September 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 27 September 2025