Ceramah Master Cheng Yen: Mawas Diri dan Berhati Tulus untuk Menyucikan Hati Manusia

Industri utama di Tultepec, Meksiko adalah membuat kembang api. Pada bulan Maret setiap tahunnya, warga setempat mengadakan pesta kembang api selama 7 hari berturut-turut. Dua hari lalu, terjadi sebuah ledakan di sebuah pasar petasan. Lebih dari 300 toko di sana rata dengan tanah. Jumlah korban jiwa mencapai lebih dari 30 orang. Korban yang mengalami luka-luka mencapai lebih dari 70 orang, di antaranya termasuk 13 anak yang mengalami luka bakar serius.

Mereka yang mengalami luka bakar serius, setelah terselamatkan, bagaimana mereka menjalani hidup? Saya sungguh tak dapat membayangkan kehidupan mereka kelak.

Kita harus senantiasa memanfaatkan waktu pada kehidupan ini untuk bersumbangsih bagi orang banyak. Contohnya di Italia. Relawan Tzu Chi dari 10 negara berkumpul bersama untuk mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun dan pembagian bantuan. Usai pembagian bantuan di hari pertama, saat dalam perjalanan pulang ke tempat penginapan, mereka melihat sebuah pasar Natal.

Di sana, ada sebuah band tengah mementaskan musik rock di atas panggung. Relawan Tzu Chi segera memanfaatkan kesempatan itu untuk membuka pintu hati setiap orang sekaligus mengenalkan Tzu Chi. Dengan sangat berani, mereka berkomunikasi dengan ketua band. Mereka berkata, “Kami relawan Tzu Chi yang berasal dari 10 negara. Tujuan kami datang ke Italia adalah untuk membagikan bantuan bagi para korban gempa di bulan Agustus lalu. Kami baru saja menyelesaikan pembagian bantuan hari ini. Kami berharap dapat berbagi cinta kasih dan sukacita ini dengan semua orang di sini. Bolehkah Anda memberi kami waktu 10 menit untuk menyanyikan 2 lagu sebagai ungkapan doa kami kepada Italia? Kami juga ingin mengenalkan Tzu Chi yang berasal dari Taiwan.”

doc tzu chi

Setelah mendengarnya, ketua band memberi izin dengan senang hati. Dia memberi kita waktu 10 menit. Di sana, ada banyak orang berkumpul untuk menyambut Hari Natal. “Hari ini kami ingin berbagi sukacita yang kami rasakan setelah pembagian bantuan tadi. Apakah kalian akan mengadakan pementasan di atas panggung?” / “Ya, kami akan melakukan pementasan. Kami akan memperagakan isyarat tangan dengan lagu  Satu Keluarga dan Cinta dan Damai. Kami berharap lewat kegiatan ini, kami dapat menggalang cinta kasih dan dana untuk membantu para korban bencana.” / “Kalian semua akan naik ke atas panggung?” / “Saya akan naik ke atas panggung. Saya juga. Paman juga akan naik ke atas panggung?” / “Tidak, saya akan membantu mereka.” / “Bagaimana bantunya?” / “Saya akan mengantar mereka naik ke atas panggung.”

Pementasan mereka di atas panggung sangat bagus. Begitu naik ke atas panggung, relawan kita yang menguasai bahasa Italia, Nona Pan Ya-qian segera mengenalkan bahwa mereka mewakili relawan Tzu Chi dari 10 negara mengucapkan selamat Hari Natal kepada semua orang di sana. Nona Pan juga berbagi tentang bagaimana Tzu Chi berdiri di Taiwan dengan himpunan donasi dari celengan bambu hingga kini telah tersebar di berbagai negara.

Lewat pengenalan singkat itu, dia juga berkata bahwa meski mereka tinggal di tempat yang jauh, tetapi mereka tidak tega melihat Italia dilanda bencana. Dia juga berkata bahwa mereka sudah datang beberapa kali dan berharap para korban bencana dapat segera memulihkan kehidupan mereka. Dia berkata bahwa mereka datang menghibur para korban bencana dengan hati yang tulus. Dia juga mengajak orang-orang untuk turut membangkitkan cinta kasih. Kata-katanya sungguh menginspirasi banyak penonton di bawah panggung.

doc tzu chi

Saat turun dari panggung, mereka membawa kotak dana. Banyak orang yang memasukkan uang ke dalam kotak dana. Sungguh, setiap orang memiliki hati penuh cinta kasih. Baik memberi bimbingan dalam jangka panjang maupun memberi bimbingan secara spontan, asalkan kita mengungkitnya, tetap ada banyak orang yang bersedia membantu.

Saya sungguh dapat melihat ketekunan dan semangat relawan Tzu Chi di Eropa. Mereka juga sangat pemberani. Dalam waktu sekejap, mereka dapat berbaur dengan warga setempat. Sungguh, semua orang di dunia adalah satu keluarga. Semua orang di dunia bagaikan saudara kita. Ini sungguh mengagumkan. Kita dapat melihat di mana pun berada, Bodhisatwa dunia selalu membimbing dan mengasihi sesama. Sungguh, tidak ada orang yang tidak mereka kasihi di dunia ini.

Melihat kontribusi mereka, saya sungguh tersentuh dan bersyukur. Semoga setiap orang di dunia dapat turut bersumbangsih. Meski di dunia ini terdapat banyak bencana alam dan akibat ulah manusia, tetapi semua orang di dunia hendaknya dapat mengerahkan cinta kasih dan keberanian untuk bersumbangsih dan menyucikan hati manusia. Dengan begitu, maka kehidupan masyarakat pasti sangat harmonis.

Ceramah Master Cheng Yen

Kemarin, seorang perwakilan dari anggota Komisi Perubahan Iklim Filipina berkunjung ke Griya Jing Si. Mereka juga sangat memperhatikan perubahan iklim sekarang. Warga Filipina sangat memahaminya karena mereka sering dilanda bencana. Melihat relawan Tzu Chi Filipina mengadakan baksos kesehatan dan pembagian bantuan bencana, mereka sangat berharap dapat bekerja sama dengan Tzu Chi untuk menggalakkan pelestarian lingkungan demi menghentikan kondisi iklim yang ekstrem.

Kita harus mengurangi emisi karbon agar bencana di dunia dapat lebih berkurang. Inilah tujuan dari kunjungannya kemarin. Sungguh, kekuatan manusia terlalu kecil untuk menghentikan perubahan iklim. Bagaimana kita dapat menghentikannya? Kita harus memulainya dengan cara saling mendukung untuk menyucikan hati dan membangkitkan cinta kasih. Jika tidak, kekuatan alam sangat besar, bagaimana kita dapat menghentikan perubahan iklim?

Singkat kata, melihat berbagai bencana di dunia akibat ketidakselarasan unsur alam, saya sungguh khawatir. Selain itu, kita juga melihat ketidakkekalan hidup dan penderitaan di dunia. Melihat semua itu, kita harus lebih meningkatkan kewaspadaan.

Semua orang di dunia hendaknya hidup saling berdampingan

Senantiasa  mawas diri dan berhati tulus serta giat bersumbangsih

Membangkitkan keberanian untuk mencurahkan cinta kasih bagi sesama

Menyucikan hati manusia di mana pun berada

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Desember 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 24 Desember 2016

Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -