Ceramah Master Cheng Yen: Mawas Diri dan Tulus demi Melenyapkan Bencana

Topan dan hujan lebat telah menyebabkan bencana dan penderitaan di berbagai belahan dunia selama beberapa hari terakhir. Tanah longsor telah menghancurkan banyak rumah serta menyebabkan banyak orang menderita luka-luka dan meninggal dunia. Relawan Tzu Chi telah pergi membantu mereka yang terkena bencana.

Contohnya, relawan Tzu Chi dari Tokyo, Osaka, relawan Tzu Chi dari Tokyo, Osaka, dan Okayama pergi ke wilayah yang terkena bencana dan mengumpulkan  kekuatan orang-orang untuk berusaha membantu korban bencana. Namun, orang-orang yang terkumpul tidaklah banyak, hanya 10 atau 20 orang saja. Mereka memikul tanggung jawab atas bantuan pascabencana dan juga menyediakan makanan hangat bagi korban bencana.

Selama beberapa hari ini, saya terus memikirkan sekelompok Bodhisatwa ini. Saya sangat bersyukur karena meskipun tak banyak orang, mereka tetap memikul tanggung jawab yang berat di sana. Mereka memiliki cinta kasih yang sangat luar biasa. Mereka semua mengerahkan potensi tanpa batas.


“Saya tidak tahu saya bisa makan sayuran dan minum sup hangat di sini. Awalnya di sini hanya tersedia mi instan atau sejenisnya. Saya sangat ingin minum semangkuk sup miso. Sekarang di sini sudah tersedia makanan hangat yang beragam, maka saya sangat gembira,” ucap korban bencana.

“Ini pertama kalinya saya mengikuti kegiatan relawan. Melakukan bersama relawan lainnya membuat saya menyadari bahwa relawan Tzu Chi sangat bekerja keras. Berpartisipasi dalam kegiatan relawan, saya melihat kegigihan dan keberanian semua orang untuk terus maju. Ini membuat saya sangat bersyukur dan tersentuh,” kata Yoshinari Wadano, relawan.

Selama beberapa hari ini, saya mendapat informasi dari relawan bahwa baik korban bencana maupun pejabat pemerintah di sana mengungkapkan bahwa mereka sangat membutuhkan bantuan kita semua.


Di Jepang, bantuan pascabencana dari pihak asing biasanya tidak diperlukan. Kita menyediakan makanan hangat bagi korban bencana agar mereka merasa tenang dan nutrisi untuk tubuh mereka terpenuhi. Kita juga menenangkan hati mereka agar mereka bisa tersenyum kembali. Inilah yang membuat saya tersentuh, bukan berapa banyak orang yang ada.

Negara maju sekalipun, ketika dilanda bencana juga membutuhkan bantuan dari orang-orang berhati mulia dan tulus. Kita bisa melihat kondisi cuaca ekstrem di Tiongkok akhir-akhir ini. Di sana tidak terjadi topan. Namun, hujan lebat telah menyebabkan banjir dengan ketinggian melebihi tinggi orang dewasa. Setelah banjir surut, banyak lumpur yang harus dibersihkan.

Di Jintang, Sichuan, relawan kita mendaur ulang botol plastik dan menawarkan benang yang terbuat dari botol plastik kepada pabrik tekstil untuk memproduksi selimut. Jadi, selimut diproduksi di Jintang. Ketika memikirkan bencana banjir saat ini, saya bertanya, "Apakah di sana terkena bencana banjir?" Mereka menjawab, "Tidak." Mereka mengadakan pelatihan relawan di Jintang dan memberi tahu para peserta pelatihan bahwa selain belajar di dalam kelas, juga harus terjun ke komunitas juga harus terjun ke komunitas untuk melakukan praktik nyata.


Jadi, pada hari pertama, mereka pergi membersihkan lokasi banjir. Setelah kembali, mereka berbagi pengalaman dengan sukacita. Di hari kedua, pemerintah setempat melihat insan Tzu Chi begitu berdedikasi dan bekerja dengan sangat baik. Insan Tzu Chi membersihkan lingkungan dan menghibur hati warga. Mereka merasa Tzu Chi benar-benar luar biasa dan bertanya, "Apakah Tzu Chi masih bisa mengutus orang untuk datang membantu?" Di hari kedua,  orang yang membantu bertambah.

“Saat pertama kali melihat, saya agak tidak ingin masuk karena lumpurnya sungguh sangat dalam dan berbau busuk. Saya bahkan merasa pusing. Namun, kemudian saya masuk bersama relawan Tzu Chi lainnya. Saat melakukannya, saya malah merasa sangat sukacita. Saya merasa sangat senang karena dapat bekerja sama dengan mereka untuk membuat tempat itu menjadi sangat bersih,” cerita Hu Yue, relawan Tzu Chi.

“Saya sangat berterima kasih kepada orang-orang di sekitar saya. Hari ini kami tidak ada tujuan lain selain membersihkan jalan ini untuk meminimalkan kerugian yang ditimbulkan akibat banjir,” imbuh Wang Lin, relawan Tzu Chi.


Pemerintah setempat menyaksikan bagaimana insan Tzu Chi mampu mengerahkan kekuatan besar dan mampu menghibur hati warga sehingga orang-orang tidak merasa takut dan ikhlas menerima kondisi. Pemerintah setempat sekali lagi tersentuh oleh insan Tzu Chi. Singkat kata, dalam 3 hari itu, orang yang berpartisipasi terus bertambah.

Melalui pekerjaan itu, mereka semakin memahami Dharma serta menyadari bahwa dunia ini tidaklah kekal dan sangatlah rentan, tidaklah kekal dan sangatlah rentan, seperti yang pernah kita dengar dalam ajaran Buddha. Mereka mungkin pernah mendengar ajaran ini sebelumnya, tetapi kali ini mereka benar-benar melihat gunung dan sungai yang indah berubah seketika akibat longsor dan banjir. Banjir membawa bencana bagi warga setempat tanpa pandang bulu. Semua orang telah melihat ketidakkekalan.

Bodhisatwa sekalian, dunia ini tidaklah kekal. Saat iklim dan cuaca tidak normal, maka begitu turun hujan lebat, akan membawa kerusakan bagi alam dan bencana bagi manusia. Apa yang harus kita lakukan? Saya sangat berharap orang-orang dapat menerapkan ajaran Buddha dalam keseharian. Sekarang banyak bencana alam dan bencana akibat ulah manusia terjadi. Kita harus bersyukur karena masih dapat hidup aman dan tenteram. Namun, ketenteraman ini akan bertahan selamanya? Tidak tahu. Jadi, kita harus senantiasa  mawas diri dan tulus. Kita harus senantiasa bertobat.  

Berkumpul untuk memberi bantuan pascabencana

Mengemban tanggung jawab untuk menyediakan makanan hangat

Peserta pelatihan membantu membersihkan lokasi yang terkena banjir

Mempraktikkan ajaran Buddha dan berdoa semoga dunia bebas dari bencana

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Juli 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 20 Juli 2018

Editor: Metta Wulandari
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -