Ceramah Master Cheng Yen: Mawas Diri dan Tulus untuk Hidup Berdampingan dengan Alam

Melihat siaran berita, saya merasa alam sedang mengirimkan sinyal peringatan. Topan kali ini membawa bencana besar bagi Bahama. Banyak pulau kecil yang hilang kontak dengan dunia luar atau bahkan mungkin sudah tidak ada. Seperti yang Buddha katakan, dunia ini mengalami fase pembentukan, keberlangsungan, kerusakan, dan kehancuran.

Kabarnya ada lebih dari 700 pulau besar ataupun kecil yang berpenghuni ataupun tidak berpenghuni di Bahama. Bencana kali ini mungkin telah merusak pulau-pulau itu. Baik pulau yang berpenghuni maupun tidak, semuanya terbentuk tanpa diketahui orang. Selama bertahun-tahun, tiada penghuni yang tinggal di sana. Kini, pulau-pulau itu hancur. Pembentukan, keberlangsungan, kerusakan, dan kehancuran adalah fase-fase yang berlaku di dunia. Berbagai tempat di dunia terus mengalami kerusakan. Kini alam tengah mengirimkan sinyal peringatan.

Selain itu, kebakaran Hutan Amazon juga belum padam setelah berlangsung lama. Tujuh negara segera mengadakan KTT untuk mendiskusikan masalah ini dan mencari cara untuk mengatasi kebakaran tersebut. Kita juga melihat Australia. Di Queensland dan New South Wales terjadi kebakaran hutan dengan ratusan titik api. Semua ini terjadi di Bumi yang sama. Bencana di Amerika Selatan sangat besar.

 

Selain itu, di Spanyol dan Portugal juga terjadi kebakaran hutan yang sudah berlangsung berhari-hari. Saya merasa, mengapa begitu banyak bencana terjadi? Ini sungguh mengkhawatirkan. Begitulah kebakaran hutan. 

Berapa lama ia (kebakaran) akan berlangsung?

Kapankah lahan yang rusak dapat pulih?

Kita tidak tahu.

Sebagai manusia, kita harus mawas diri dan tulus. Tinggal di bumi yang sama, kita semua harus memiliki semangat hidup berdampingan dengan alam. Jadi, kita harus mawas diri dan tulus.

Bencana alam yang menggemparkan sungguh telah terjadi di berbagai tempat, entah itu banjir, badai, kebakaran, atau gempa bumi. Bencana akibat ketidakselarasan empat unsur sama-sama terjadi pada saat ini. Kemarin, di Sichuan juga terjadi gempa bumi dengan kekuatan 5,4 skala Richter dan menyebabkan banyak rumah rusak, korban luka-luka, bahkan korban jiwa.

Ketidakselarasan unsur tanah, air, api, dan angin membawa pengaruh yang sangat besar. Bumi ini bagaikan manusia yang berbagai organ tubuhnya telah rusak. Jadi, dunia ini tengah tidak sehat. Kita harus sungguh-sungguh membangkitkan ketulusan hati.


Relawan Tzu Chi juga masih terus menyalurkan bantuan bagi korban banjir di Davao, Filipina. Program bantuan lewat pemberian upah yang dijalankan selama tiga hari ini telah sangat membantu warga.

“Terima kasih kepada Yayasan Tzu Chi yang telah memberikan dana bantuan. Kami bisa menggunakan dana ini untuk memperbaiki rumah karena rumah kami telah rusak oleh banjir,” kata Belenda Castillo warga Davao, Filipina.

“Saya masih tidak percaya. Kami telah berkali-kali kebanjiran, tetapi inilah pertama kalinya kami mendapat bantuan. Bantuan ini sungguh luar biasa,” kata Florencia Salva warga Davao, Filipina.

Warga setempat masih asing terhadap Tzu Chi. Di sana baru ada beberapa relawan komite. Para relawan dari Manila yang berada jauh harus naik pesawat untuk sampai ke daerah itu guna membimbing para relawan baru di Davao untuk mengurus penyaluran bantuan. Demikianlah insan Tzu Chi selalu berusaha membantu orang-orang yang berjodoh.

 

Mendengar berbagai bencana yang terjadi, entah itu kebakaran, badai, atau banjir, tanpa adanya insan Tzu Chi di suatu daerah, kita tak dapat menyalurkan bantuan ke sana. Ini membuat kita tak berdaya. Kita tidak tahu bagaimana kondisi setempat dan belum dapat menjangkau daerah itu. Kita hanya dapat melihat siaran berita. Saya sungguh merasa khawatir dan tidak sampai hati. Kita harus berdoa bagi para korban bencana.

Di daerah yang memiliki insan Tzu Chi, seperti Australia, saat terjadi bencana, para relawan pasti mengirimkan kabar bahwa para relawan selamat dan melaporkan kondisi bencana di sana. Para relawan lalu mulai bergerak meninjau lokasi bencana dan mempersiapkan penyaluran bantuan. Singkat kata, tempat yang memiliki insan Tzu Chi sungguh lebih beruntung. Banyak penderitaan di dunia.

Saya berharap para relawan sekalian memanfaatkan waktu yang ada untuk menjadi orang yang penuh cinta kasih berkesadaran dan meneladani Bodhisatwa. Kita harus menjadi seperti Bodhisatwa. Kita juga harus meneladani Buddha dan mempraktikkan Jalan Bodhisatwa. Kita harus mempraktikkan Jalan Bodhisatwa dan menjadi seperti Bodhisatwa. Melihat banyaknya bencana saat ini, saya berharap kita semua dapat senantiasa membangkitkan ketulusan hati untuk berdoa semoga dunia aman, tenteram, dan bebas dari bencana. Kita tentu harus tulus dan bersungguh hati.

Bencana akibat ketidakselarasan empat unsur mengirimkan sinyal peringatan
Fase pembentukan, keberlangsungan, kerusakan, dan kehancuran menunjukkan ketidakkekalan
Bodhisatwa menolong semua makhluk yang menderita
Memulihkan daerah bencana dan menyambut harapan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 09 September 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 11 September 2019
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -