Ceramah Master Cheng Yen: Mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di Dunia

Lihatlah ke seluruh dunia, iklim tidak selaras, begitu pula hati manusia. Orang-orang yang menderita membutuhkan bantuan. Inilah yang harus dijangkau insan Tzu Chi. Manusia harus saling membantu dengan kekuatan cinta kasih. Saat ini, di hampir enam puluh negara, terdapat benih relawan Tzu Chi. Mereka semua saling membantu. Meski berada di negara yang berbeda-beda, mereka memiliki silsilah Dharma yang sama.

Kita memiliki jalan dan pintu yang sama, yaitu pintu dan jalan Bodhisatwa. Kita memiliki semangat yang sama. Inilah jalan yang harus ditapaki oleh semua insan Tzu Chi. Sesungguhnya, agama berarti tujuan hidup dan pendidikan kehidupan. Tujuan hidup kita adalah  mewarisi kebijaksanaan Buddha untuk membimbing diri kita dan menunjukkan arah bagi batin kita.


Arah batin kita ini mencakup kebenaran alam semesta. Buddha terus membimbing kita untuk berjalan menuju arah yang benar. Jadi, menjawab kebutuhan dunia masa kini, Tzu Chi membuka empat pintu besar, antara lain misi amal yang memberi perhatian bagi orang-orang yang menderita di dunia. Begitu pula dengan misi kesehatan.

Kehidupan adalah yang terpenting di dunia. Jaringan rumah sakit kita bukan hanya melindungi kehidupan, tetapi juga melindungi kesehatan. Inilah yang disebut misi pengobatan. Misi amal adalah bantuan kemanusiaan, sedangkan misi kesehatan adalah pengobatan. Jalan yang harus ditempuh masih panjang. Berikutnya adalah misi pendidikan. Saya selalu berharap bahwa sebagai guru, kita harus  memberi bimbingan dan keterampilan. Inilah pendidikan.

Jalan misi budaya humanis lebih panjang lagi. Manusia tak boleh lepas dari semangat kemanusiaan. Manusia harus memiliki norma dan tata krama. Bertata krama berarti selaras dengan prinsip kebenaran. Tata krama termasuk prinsip kebenaran. Bagaimana kita menampilkan kebenaran?

Lewat semangat kemanusiaan, misi pengobatan, dan filosofi pendidikan. Kesemuanya ini adalah jalan yang benar dalam kehidupan. Jalan Tzu Chi terbentang ke seluruh dunia. Negara mana pun adalah rumah bagi Tzu Chi. Setiap tempat adalah rumah bagi Tzu Chi. Setiap relawan menjaga keluarga besar dunia ini. Inilah ladang pelatihan Tzu Chi. Inilah jalan dalam silsilah Dharma kita.


Kita selalu berkata bahwa ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran; mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di dunia. Benar, kita harus giat mempraktikkannya untuk membuka sebuah jalan sesuai dengan ajaran Buddha. Buddha datang ke dunia ini demi satu tujuan mulia, yaitu mengajarkan praktik Bodhisatwa.

Praktik Bodhisatwa adalah sebuah arah. Dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, kita harus membuka jalan yang lapang di dunia ini. Bodhisatwa sekalian, kita sungguh harus giat mempraktikkan jalan kebenaran sesuai silsilah Dharma Jing Si. Untuk membentangkan jalan ini, kita semua harus membimbing semua orang di seluruh dunia untuk memahami dan memiliki akhlak mulia. Inilah nilai Konfusianisme orang Tionghoa.

Lebih jauh lagi, kita harus mengikuti arahan dari Buddha untuk kembali pada hakikat sejati kita. Ini sangatlah penting. Jadi, kita harus menenangkan batin. Batin kita harus tenang. Kedamaian dan ketenteraman dunia bergantung pada batin manusia. Dengan memiliki akhlak mulia, kita akan memperoleh kedamaian.

Akhlak mulia didapat dari pelatihan batin kita. Tanpa memiliki cara, kita tak akan dapat kembali pada kualitas luhur yang cemerlang. Tanpa menyerap Dharma atau kebenaran, kita tak akan dapat kembali pada hakikat sejati. Jadi, memiliki akhlak mulia berarti menerima prinsip kebenaran. Akhlak mulia adalah pencapaian batin. Bertata krama berarti selaras dengan prinsip kebenaran.

Kebenaran harus diwujudkan lewat tata krama kita. Dengan menjalankan norma, barulah akhlak mulia dapat dicapai. Ini adalah jalan yang sama. Meski berbeda istilah, sesungguhnya semua berpulang pada jalan yang sama.

Lihatlah, setiap individu dari kita dapat bersatu membentuk barisan panjang. Kita harus memulai dari diri sendiri untuk melangkah sedikit demi sedikit demi melindungi bumi. Kita harus berpadu dalam cinta kasih untuk mewujudkan dunia yang penuh kasih sayang.


Bumi kita saat ini membutuhkan kita semua untuk menjaganya. Jadi, untuk melindungi bumi, setiap orang harus berkontribusi. Mempelajari ajaran Buddha memang penting, tetapi ajaran ini harus dipraktikkan. Jadi, jika hanya melantunkan nama Buddha, Buddha akan tetap jauh. Jika kita sungguh-sungguh menjalankan ajaran, Buddha ada di dalam hati kita. Setiap orang memiliki stupa di dalam hati. Ke sanalah kita harus melatih diri. Kita tak perlu pergi jauh-jauh untuk mencari Puncak Burung Nasar. Di Puncak Burung Nasar,Buddha mengajarkan praktik Bodhisatwa. Inilah jalan yang penuh cinta kasih.

Bodhisatwa sekalian, kekuatan cinta kasih dimulai dari diri sendiri. Kita harus menjalin jodoh dengan semua makhluk di dunia hingga jalinan ini bagai membentuk lingkaran yang mengelilingi bumi. Untuk itu, kita harus memulai dari satu titik dan meneruskan jalinan jodoh Bodhisatwa ini dari kehidupan ke kehidupan tanpa henti hingga lingkaran ini terbentuk sempurna. Semoga kalian semua dapat memperluas lingkaran ini dari kecil hingga besar dan melingkupi seluruh dunia tanpa mengenal batas ruang dan waktu dengan cara mengembangkan potensi kalian.

Yang terpenting, setiap saat jagalah jalinan kasih antara guru dan murid ini. Saya ingin kita semua bersama-sama berjalan sesuai arahan Buddha; menggenggam jalinan jodoh saat ini untuk membentangkan Jalan Bodhisatwa dan membimbing lebih banyak orang untuk berjalan dari tataran awam menuju Bodhi. Bisa? (Bisa)

Saya mendoakan kalian semua.


Ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran

Mazhab Tzu Chi Adalah Jalan Bodhisatwa di dunia

Melatih batin untuk menumbuhkan Samadhi dan kebijaksanaan

Kembali pada kualitas luhur yang cemerlang dan hakiki


Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 Oktober 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 28 Oktober 2018

Editor: Stefanny Doddy

Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -