Ceramah Master Cheng Yen: Melakukan Pewarisan dari Generasi ke Generasi dan Membentuk Hutan Pahala
“Selama 25 tahun ini, RS kita telah memiliki 3 kepala RS. Hari ini, saya akan membahas bagaimana ketiga kepala RS kita mentransformasi RS Tzu Chi Dalin dari rumah sakit yang sederhana di tengah sawah menjadi rumah sakit yang setara dengan rumah sakit di wilayah metropolitan, bahkan menjadi bakal pusat medis,” kata Chen Jin-cheng, Wakil kepala RS Tzu Chi Dalin.
“Ketua misi kesehatan kita adalah kepala RS pertama kita. Meski merupakan kepala RS, beliau juga membersihkan kamar kecil dan memungut daun yang rontok. Jadi, beliau adalah teladan yang baik. Beliau menjadikan sila sebagai aturan dan cinta kasih sebagai landasan. Beliau juga secara langsung menerapkan nilai budaya humanis dalam misi kesehatan,” tambah Chen Jin-cheng.
“Sebelumnya, kami tidak pernah mendengar ada dokter yang bercocok tanam, mengunjungi penerima bantuan untuk membantu membersihkan rumah, ataupun terjun ke jalan untuk menggalang donasi. Tentu, dokter juga berpartisipasi dalam baksos kesehatan. Semua ini dimulai dari beliau. Yang terpenting, beliau selalu bervegetaris. Mengenai pola makan vegetaris, beliau menulis banyak buku,” ungkapnya.
“Kepala RS kedua kita adalah Kepala RS Chien. Beliau paling aktif dalam baksos kesehatan internasional. Beliau telah menjangkau 13 negara. Ini sungguh luar biasa. Kami semua kalah darinya. Yang paling mengagumkan, beliau membawakan program ‘All About Health’. Beliau pernah memberi tahu saya mengapa beliau membawakan program ‘All About Health’,” ucap Chen Jin-cheng menerangkan.
“Saat itu, di pedesaan, terdapat banyak iklan obat. Banyak orang yang meminum obat-obatan itu hingga terkena penyakit ginjal, mengalami pendarahan, dan sebagainya. Beliau berkata, ‘Sebagai dokter, kita tidak boleh kalah.’ Karena itu, sejak tahun 2001, beliau membawakan program ‘All About Health. Dalam waktu 24 tahun, sudah ada lebih dari 6.000 episode. Program ini disaksikan oleh banyak orang karena memadukan pengetahuan medis dan seni. Beliau sangat berpengetahuan,” kata Chen Jin-cheng.
“Kepala RS sekarang adalah Kepala RS Lai. Beliau adalah pakar reumatologi dan imunologi. Sesungguhnya, ini juga berawal dari sebersit niat yang sederhana. Beliau pernah bercerita tentang seorang anak yang menderita lupus. Sesungguhnya, beliau telah meresepkan obat untuk anak itu. Namun, setengah tahun kemudian, beliau mendapati bahwa anak itu telah meninggal dunia karena tidak menebus obat sesuai resep yang diberikan beliau, malah percaya pada resep yang tidak jelas. Karena itu, beliau lalu membentuk pusat reumatologi dan imunologi yang menyediakan pelayanan terpadu. Ini merupakan yang pertama di Yunlin dan Chiayi serta meraih Simbol Kualitas Nasional pertama di Taiwan,” lanjut Chen Jin-cheng.
“Selain itu, beliau juga melancarkan program untuk membantu anak-anak di pedesaan yang tidak memiliki biaya untuk bersekolah. Program ‘Mewujudkan Impian’ sungguh sangat menyentuh. Karena itulah, semua orang mengingatnya dengan jelas,” jelas Chen Jin-cheng.

Saya sangat bersyukur dan tersentuh. Bukankah ini kehidupan yang bernilai? RS Tzu Chi Dalin berdiri di atas lahan yang sebelumnya adalah ladang tebu. Saya berulang kali pergi ke sana hingga akhirnya tebu-tebu di sana ditebang. Saya juga pernah masuk ke dalam ladang tebu itu. Paman Zou sungguh sangat bersungguh hati dan tulus. Saat orang-orang menebang tebu, beliau mengumpulkannya untuk memasak teh.
Saat saya pergi ke sana untuk mengikuti rapat, beliau selalu menyediakan teh herbal atau teh tebu yang dingin dan manis untuk saya. Teringat akan saat itu, rumah sakit di tengah sawah ini sungguh sederhana. Ini sangatlah bernilai. Selain itu, beliau juga menyumbangkan hampir dua hektare lahan sehingga lahan berdirinya RS ini mencapai 20 hektare.
Saat menginventarisasi kehidupan sendiri, saya merasa bahwa saya dipenuhi jalinan jodoh berkah. Tanpa begitu banyak orang yang mendukung saya, apa yang bisa saya lakukan? Saya juga bersyukur pada diri sendiri. Jika bukan karena sebersit niat itu, tidak akan ada Tzu Chi seperti sekarang. Jadi, sebersit niat sangatlah penting.
Di rumah sakit kita, semua orang bersatu hati untuk melindungi kehidupan dan memberikan pelayanan yang penuh kehangatan. Saya bersyukur kepada para dokter dan perawat yang telah mendedikasikan diri di sana. Mereka melakukannya demi saya. Di sana, semangat dan filosofi Tzu Chi telah tertanam dalam. Banyak orang yang seumur hidup mendedikasikan diri di sana.

Hendaklah kalian mengikuti saya dengan erat dari kehidupan ke kehidupan. Untuk masa depan dunia dan masyarakat kita, Tzu Chi hendaknya berbuat lebih banyak. Di berbagai negara di seluruh dunia, insan Tzu Chi selalu bersumbangsih bagi warga setempat. Saat ada orang yang menderita, insan Tzu Chi setempat akan memberikan bantuan.
Meski bukan insan Tzu Chi, jika pernah bersumbangsih bersama kita dan memahami Tzu Chi, mereka akan menghubungi kita kala ada yang butuh. Intinya, di seluruh dunia, Tzu Chi bisa melakukan begitu banyak hal bagi sesama karena memiliki banyak relawan. Berhubung memiliki jalinan jodoh serta kesatuan tekad dan jalan, kita dapat bersama-sama bersumbangsih bagi orang yang membutuhkan di wilayah masing-masing.
Untuk keluarga besar kita di Dalin, saya berharap kita dapat melakukan pewarisan dari generasi ke generasi. Saat ini, para dokter kita segenerasi dengan saya. Ingatlah bahwa generasi kedua kalian hendaknya juga mendedikasikan diri di Dalin. Kita harus membina insan berbakat di sana. Baik di rumah sakit kita maupun di Dalin, jika ada jalinan jodoh, kita dapat membina insan berbakat lewat pendidikan. Ini bukanlah hal yang mustahil.
Meski telah lanjut usia, saya tetap berpegang pada semangat "demi ajaran Buddha, demi semua makhluk". Saya berharap kalian pun demikian. Apa pun agama kalian, kalian hendaknya selalu mengingat "Tzu Chi". Terlebih, saya harus bertanggung jawab terhadap guru saya. Beliau berkata, "Kita memiliki jalinan jodoh istimewa sebagai guru dan murid. Ingatlah bahwa di masa mendatang, kamu harus berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk."
Untuk berjuang demi ajaran Buddha, kita tentu harus menunjukkan citra ajaran Buddha. Saya bukan meminta para dokter kita untuk menganut agama Buddha. Namun, kita harus berpegang pada cinta kasih agung, welas asih agung, sukacita agung, dan keseimbangan batin agung. Bukankah para dokter dan perawat kita berpegang pada empat poin ini?

Kita mengasihi dan melindungi pasien dengan kelembutan dan cinta kasih. Melihat pasien sakit, menderita, atau berada di ambang kematian, kita mendampingi dan menjaga mereka dengan harapan dapat melenyapkan penderitaan mereka dan membantu mereka pulih kembali. Bukankah misi para dokter dan perawat bagaikan misi Bodhisatwa Avalokitesvara?
Setelah mempraktikkan cinta kasih dan welas asih agung, kita memperoleh rasa sukacita. Saya yakin setelah menyelamatkan nyawa pasien atau membantu pasien pulih kembali, kalian pasti sangat sukacita dan bahagia. Dalam ajaran Buddha, ini disebut sukacita dalam Dharma.
Pengetahuan medis juga bagaikan Dharma yang mengajarkan metode untuk menyelamatkan orang. Para dokter dan perawat juga mempelajari Dharma. Mempelajari Dharma bermanfaat bagi jiwa dan raga kita. Melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih, inilah tujuan tenaga medis kita. Inilah misi kita. Saya berharap ini dapat diwariskan dari generasi ke generasi.
Kita telah berumur. Namun, generasi kedua kalian masih sangat muda. Ingatlah untuk mewariskan cinta kasih kita di Dalin agar cinta kasih ini makin lebat. RS Tzu Chi Dalin bagaikan hutan pahala yang telah menyelamatkan banyak orang. Sungguh, hutan pahala ini sangatlah lebat. Saya sangat bersyukur. Hal yang saya syukuri sangatlah banyak dan tidak habis untuk diceritakan. Sungguh, RS Tzu Chi Dalin membuat saya merasa penuh pencapaian.
Menghimpun jalinan jodoh berkah untuk mendukung pencapaian satu sama lain
Melenyapkan penderitaan, membawa kebahagiaan, dan melindungi kesehatan
Berikrar mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin
Melakukan pewarisan dari generasi ke generasi dan membentuk hutan pahala
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 13 Agustus 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 15 Agustus 2025