Ceramah Master Cheng Yen: Melakukan Tindakan Nyata demi Ajaran Buddha

“Saya sangat berterima kasih kepada Tzu Chi yang telah mengadakan kegiatan seperti ini dan telah membantu banyak orang yang menderita di dunia. Ada begitu banyak bhiksu dan bhiksuni serta para umat yang bersedia bersumbangsih tanpa keluh kesah dan penyesalan. Jadi, saya sangat berterima kasih dan juga sangat tersentuh. Saya berharap kegiatan seperti ini dapat terus diadakan,” ucap Bhiksu Hou Xian, anggota Sangha dari Auditorium Hui Ri.

“Saya sangat bersyukur atas semangat Tzu Chi yang telah menginspirasi banyak orang untuk membantu orang yang menderita dan menggunakan Dharma dalam membimbing orang untuk membina berkah sehingga bisa mengubah kehidupan mereka. Ini sangat patut saya puji,” lanjut Bhiksu Long Hai, anggota Sangha dari Haimen Chan Park.

“Saya bisa merasakan bahwa pendidikan Tzu Chi ini sangat berhasil. Terlebih lagi, Tzu Chi bukan hanya  berdedikasi pada masa lalu dan masa kini. Saya juga bisa merasakan bahwa Tzu Chi akan membimbing generasi berikutnya dengan penuh tanggung jawab dan tekad. Berpartisipasi dalam upacara pemandian rupang Buddha ini membuat kami belajar sangat banyak. Saya berharap kegiatan seperti ini dapat kita dukung bersama-sama. Kita juga dapat terus mempraktikkan Jalan Bodhisatwa dalam keseharian,” imbuh Bhiksu Da Hui, anggota Sangha dari Wihara Guang Xiu.


Anggota Sangha yang mulia, saya sangat berterima kasih kepada para anggota Sangha dari berbagai wihara. Saya sangat berharap setiap detik ataupun setiap saat hati kita selalu bersatu demi ajaran Buddha. Setiap tahun kita mengadakan upacara pemandian rupang Buddha di Balai Peringatan Chiang Kai-shek. Kita bisa melihat penampilan para anggota Sangha amat indah dan agung. Seluruh dunia bisa melihat kecemerlangan ajaran Buddha.

“Setiap orang bisa menjadi pelita. Kita harus menyalakan pelita hati kita sendiri untuk mendorong orang lain melakukan hal yang sama. Dengan demikian, kita dapat membuat dunia yang gelap menjadi terang. Inilah yang saya rasakan,” ungkap Bhiksuni Kai Hang, Chinese Young Buddhist Association.

“Dari Tzu Chi, saya mempelajari ajaran Master tentang ketidakmelekatan pada rupa. Kita harus menjalin jodoh dengan  semua makhluk lewat tindakan  nyata. Gunung bisa tinggi karena terdiri atas butiran tanah dan batu; laut bisa luas karena aliran air dari sungai-sungai kecil. Dengan tidak membeda-bedakan suku dan agama, barulah kita dapat memiliki semangat cinta kasih universal,” tambah Bhiksuni Fa Zhen, anggota Sangha dari Wihara Ci Yuan.


Untuk menyebarkan ajaran Buddha di dunia, para Sangha harus harmonis. Tentu saja, para anggota Sangha telah membabarkan Dharma ke seluruh dunia. Kita sangat jarang dapat berkumpul dalam satu kesempatan. Jika kita bisa memanfaatkan kegiatan seperti ini untuk menunjukkan kepada dunia keluhuran dari para anggota Sangha, kita akan bisa membuat ajaran Buddha semakin terlihat oleh banyak orang sehingga Dharma akan dapat lebih tersebar. Saya sangat berterima kasih.

Berbicara tentang Buddhisme Humanistik, saya masih ingat saat saya ingin berguru kepada guru saya, Master Yin Shun, beliau berkata kepada saya, "Waktu sudah mendesak. Jalinan jodoh antara saya dan kamu sangatlah istimewa. Untuk menjadi seorang bhiksuni, kamu harus selalu berbuat demi ajaran Buddha dan semua makhluk."

Saya selalu mengingat akan kata-kata "demi ajaran Buddha, demi semua makhluk". Enam kata ini selalu saya ingat. Setelah ditahbiskan, saya selalu mengingat kata-kata itu dan berpikir bagaimana caranya berbuat demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Saya terus menggenggam jalinan jodoh. Jalinan jodoh sangatlah menakjubkan. Jalinan jodoh ini sangat panjang ceritanya. Singkat kata, kita harus menggenggam jalinan jodoh.


Tahun ini Tzu Chi sudah memasuki tahun ke-52. Dalam 52 tahun ini, waktu terus berlalu detik demi detik. Waktu tidak akan menunggu siapa pun meski hanya sedetik. Waktu selalu berlalu dengan cepat. Tugas kita adalah menyebarkan ajaran Buddha. Kita harus bersama-sama menyebarkan ajaran Buddha dan keagungannya.

Pada upacara pemandian rupang Buddha tahun ini, meski orang-orang di Indonesia menganut agama yang berbeda-beda, tetapi mereka saling menghormati. Di Indonesia, upacara itu diadakan di Aula Jing Si. Mereka sangat menyambut baik ajaran Buddha. Ajaran Buddha tidak membeda-bedakan agama. Ajaran Buddha bisa merangkul semuanya. Jika kita memiliki rasa hormat dan cinta kasih terhadap agama lain, dengan sendirinya umat agama lain juga akan membalas kita dengan rasa syukur, hormat, dan cinta kasih.

Serbia sangatlah istimewa. Negara itu menjadi jalur perjalanan bagi para pengungsi ke negara-negara Eropa lainnya. Mereka mengungsi dari Suriah dan terhambat di Serbia dalam perjalanan menuju negara lain di Eropa. Tzu Chi setiap hari menyediakan 2 kali makan bagi para pengungsi di sana. Selain itu, Tzu Chi juga membantu mereka dengan menyediakan pakaian musim panas dan musim dingin.


Relawan Tzu Chi Eropa memberi perhatian kepada para pengungsi secara bergilir. Untuk memperluas jaringan Bodhisatwa dunia, kita harus memperhatikan dan merangkul orang-orang yang mengalami berbagai penderitaan. Mereka juga menunjukkan rasa terima kasih mereka. Contohnya dalam  upacara pemandian rupang Buddha tahun ini, kita menghormati agama mereka dan tidak meminta mereka berganti agama. Tentu saja, mereka juga sangat menghormati kita. Lihatlah, orang-orang di sana tidak tersekat oleh perbedaan agama. Terlebih lagi, kita yang hadir di sini memiliki jalan dan tekad yang sama dalam Buddhisme.

Saya sangat berterima kasih kepada Yang Mulia sekalian. Saya berharap tidak hanya setiap tahun, melainkan setiap hari kita dapat bersatu hati. Para Bodhisatwa Tzu Chi membutuhkan banyak bimbingan dari para anggota Sangha. Mereka sangat membutuhkan sebuah arah. Meski mereka sangat sibuk menjalankan berbagai misi Tzu Chi, seperti terjun ke komunitas dan lain-lain, tetapi mereka juga membutuhkan para anggota Sangha untuk memberikan arah yang benar.


Saya sangat berterima kasih kepada para anggota Sangha yang mulia yang turut melakukan daur ulang. Yang Mulia sekalian, jika memungkinkan, mari kita menggalakkan konsep daur ulang agar para umat dapat melakukan daur ulang di rumah dan mendorong orang-orang di komunitas untuk melakukan daur ulang.

Yang Mulia sekalian, silakan berkunjung ke posko daur ulang di sekitar wilayah kalian tinggal untuk menyemangati para Bodhisatwa lansia dan melihat bagaimana mereka melakukan pemilahan. Berapa banyak botol plastik yang didaur ulang untuk menghasilkan sehelai pakaian, ini adalah sesuatu yang bisa kita lihat. Saya berharap Yang Mulia sekalian dapat bersama-sama bertekad untuk menyerukan kepada para umat untuk menghargai sumber daya alam dan mendorong orang-orang untuk melakukan daur ulang. Saya sangat berterima kasih kepada Yang Mulia sekalian.

Saya berharap Yang Mulia sekalian dapat mendukung kami setiap tahun  dan setiap hari karena kami selalu membutuhkan bimbingan dari Anda semua. Saya sungguh sangat berterima kasih kepada Yang Mulia sekalian.  

Melakukan tindakan nyata demi ajaran Buddha

Tidak membeda-bedakan agama dan saling menghormati

Para pengungsi mengungkapkan rasa syukur, hormat, dan cinta kasih

Mendorong orang-orang untuk bersama-sama melakukan daur ulang

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 2 Juli 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 4 Juli 2018

Editor: Metta Wulandari
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -