Ceramah Master Cheng Yen: Melakukan Upaya Pembersihan dan Menciptakan Berkah

Kali ini, Taiwan bukan diterjang topan, tetapi lebih mengkhawatirkan daripada diterjang topan karena Biro Cuaca Pusat memprakirakan bahwa curah hujan kali ini sangat besar. Melihat peta cuaca, saya merasa sangat khawatir. Karena itu, begitu prakiraan cuaca ini dikeluarkan pada tanggal 1 Juni, kita segera mendirikan pusat penanggulangan bencana.

Saya sangat bersyukur atas kesiagaan mental para insan Tzu Chi. Di berbagai wilayah, begitu dibutuhkan, para relawan kita langsung bergerak untuk menyediakan makanan bagi korban bencana dan membantu upaya pembersihan. Ada sebagian warga yang sulit untuk membersihkan rumah sendiri. Karena itu, sangat penting bagi warga untuk saling membantu.

Apakah itu cukup? Tidak. Karena itu, insan Tzu Chi di seluruh Taipei turut membantu upaya pembersihan dengan penuh semangat. Mereka juga membantu pembersihan di Keelung. Berhubung dampak bencana di wilayah pegunungan Keelung lebih parah, insan Tzu Chi terus memberikan bantuan di sana selama beberapa hari ini. Saya sangat tersentuh.

doc tzu chi

Banyak relawan kita yang tidak terbiasa melakukan pekerjaan berat, tetapi kali ini, mereka juga mengerahkan tenaga mereka. Mereka bahkan bisa melakukan hal-hal yang melampaui kemampuan mereka. Ci Yue juga pergi untuk membantu. Namun, dia dan beberapa relawan lainnya tertusuk paku.

Kemarin, ada lebih dari 30 relawan yang tertusuk paku atau tergores papan sehingga harus disuntik vaksin tetanus. Setelah mereka menjalani vaksinasi, saya baru bisa merasa tenang. Luka mereka memang hanya luka ringan dan lecet-lecet, tetapi tetap tidak boleh diremehkan. Mereka sedang membersihkan air kotor, bagaimana bisa saya tidak khawatir? Meski hanya tertusuk jarum, kita juga tidak boleh membiarkannya. Saya berharap setiap orang aman dan selamat. Meski yang terluka adalah tubuh mereka, tetapi saya juga merasakan rasa sakit di dalam hati saya.

Banyak di antara relawan kita yang tidak terbiasa melakukan pekerjaan berat, tetapi karena memiliki hati Bodhisatwa, mereka bersedia bersumbangsih seperti ini. Saya merasa bahwa itulah ladang pelatihan yang sesungguhnya bagi para relawan kita untuk menjalankan Enam Paramita dan puluhan ribu praktik. Mereka telah menapaki Jalan Bodhisatwa yang lapang dan lurus dengan bersumbangsih secara nyata.

doc tzu chi

Ada pula anggota komite yang pergi ke Vihara Jin Shan, New Taipei City. Berhubung terjadi tanah longsor di lereng gunung di belakang vihara, para relawan kita pun membersihkannya. Demi melindungi vihara tersebut dari tanah longsor, relawan kita menumpuk karung-karung berisi pasir.

Lihatlah, para relawan perempuan juga mengangkat pasir ke atas. Mereka mengangkat puluhan karung pasir dengan menaiki satu demi satu anak tangga untuk melindungi bangunan vihara. Lihatlah, Bodhisatwa bisa melakukan apa saja. Baik pekerjaan yang berat ataupun yang membutuhkan ketelitian, semuanya bisa mereka lakukan.

Kita juga melihat sebagian relawan melakukan kunjungan kasih untuk menenangkan hati warga. Mereka mengunjungi lansia dan warga yang membutuhkan bantuan untuk membersihkan rumah. Mereka juga mendata orang-orang yang membutuhkan bantuan dan pendampingan. Semua itu sungguh penuh kehangatan. Kekuatan cinta kasih terdapat di mana-mana.

doc tzu chi

Ke mana pun mereka pergi, mereka bisa menenangkan hati orang lain sehingga mereka juga merasa tenang. Bisa melenyapkan penderitaan orang lain, hati kita juga akan dipenuhi oleh sukacita dalam Dharma. Dengan mengulurkan tangan untuk menolong orang yang membutuhkan, berarti kita mempraktikkan Dharma yang kita pelajari.

Ladang pelatihan setiap orang terdapat di dalam batin masing-masing. Para relawan kita telah membentangkan Jalan Bodhisatwa yang lapang dan lurus di dalam ladang pelatihan batin mereka. Saya sering berkata pada kalian bahwa kita harus membentangkan inci demi inci jalan dengan cinta kasih. Selain itu, dengan menjangkau orang yang membutuhkan, kita bisa memahami ketidakkekalan hidup.

Untuk melatih diri di Jalan Bodhisatwa, kita harus memahami kebenaran. Sebelum turun hujan deras, mengapa Biro Cuaca Pusat bisa memperkirakannya? Karena mereka mengamati pola cuaca. Inilah yang kita sebut perpaduan sebab dan kondisi bisa menimbulkan cuaca yang ekstrem. Dalam ajaran Buddha, kita menyebutnya kekuatan karma.

Karma tidak terlihat, tetapi setiap orang terus-menerus mengakumulasi kekuatan karma. Kekuatan kekeruhan dan noda batin yang diakumulasi oleh setiap orang bagaikan ketidakstabilan aliran udara yang terus terakumulasi hingga menjadi cuaca yang ekstrem. Inilah kebenaran di dunia ini. Selama puluhan tahun ini, manusia terus merusak pegunungan dengan menebang pohon, membuka jalan, dan sebagainya. Berhubung pegunungan telah terluka dan tidak bisa berfungsi dengan baik, maka begitu turun hujan deras, akan terjadi bencana besar. Ini sungguh mengkhawatirkan.

Ini bukan hanya terjadi di Taiwan, tetapi juga di seluruh dunia. Manusia mengeksploitasi sumber daya alam demi mengembangkan bisnis. Jadi, semakin besar bisnis yang dijalankan, semakin banyak karma buruk yang diciptakan. Apa yang harus kita lakukan? Kita harus memahami kebenaran. Semua orang hendaknya menunaikan kewajiban masing-masing, saling membantu, dan saling menyemangati. Seperti yang saya katakan tadi pagi, kita harus menaati sila dan menjaga pikiran kita dari noda dan kegelapan batin.

Dengan melenyapkan ketamakan, kemarahan, dan kebodohan, kita tidak akan membangkitkan kegelapan batin dan tidak akan melakukan hal-hal yang bisa merugikan dunia ini. Kita harus mengendalikan nafsu keinginan dan mengubah kegelapan batin menjadi berkah bagi dunia ini. Kita harus menaati sila agar tidak kembali menciptakan karma buruk. Selain itu, kita juga bisa menciptakan berkah bagi dunia. Menaati sila dan menciptakan berkah, inilah yang insan Tzu Chi lakukan untuk menjadi Bodhisatwa dunia. Dengan menjangkau orang yang menderita dan bersumbangsih secara nyata, relawan kita bisa merasakan sukacita dalam Dharma. Singkat kata, asalkan sesuatu itu benar, maka lakukan saja.

Warga saling membantu untuk membersihkan lumpur
Insan Tzu Chi sanggup bersumbangsih melampaui kemampuan mereka
Membentangkan jalan cinta kasih dengan kunjungan kasih dan survei kasus
Menaati sila dan menciptakan berkah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 06 Juni 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 08 Juni 2017

Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -