Ceramah Master Cheng Yen: Melenyapkan Dendam dengan Cinta Kasih dan Membawa Kehangatan

Lihatlah arus pengungsi. Ada banyak negara yang mulai membatasi jumlah pengungsi bahkan menutup pintu masuk sehingga para pengungsi tidak bisa masuk ke wilayah mereka. Contohnya Yordania. Yordania paling dekat dengan Suriah dan bisa dijangkau hanya dengan melewati satu perbatasan. Namun, kini Yordania sudah tidak mampu menampung begitu banyak pengungsi.

Ada lebih dari sejuta pengungsi yang berada di wilayah Yordania. Karena itu, Yordania mulai membatasi jumlah pengungsi. Setiap hari, mereka hanya mengizinkan seratus orang yang sudah lansia dan lemah masuk. Mereka benar-benar membatasi jumlah pengungsi. Karena itu, pengungsi lain terpaksa mengungsi ke wilayah lain. Mendengar dan melihat kondisi para pengungsi, saya sungguh merasa tidak tega. Insan Tzu Chi di Yordania setiap hari berusaha untuk membantu para pengungsi yang kesulitan yang jumlahnya sangat banyak. Meski yang bisa dilakukan oleh relawan kita terbatas, tetapi mereka tetap berusaha keras.

Kita juga bisa melihat kondisi iklim yang tidak selaras. Perubahan kondisi alam semakin lama semakin ekstrem. Lihatlah, di Bolivia, danau terbesar kedua telah mengering. Mengapa? Karena perubahan iklim, meningkatnya temperatur, dan tidak turun hujan. Laju pemanasan global terus meningkat. Pada akhir tahun lalu, saya sudah mengulas bahwa akibat fenomena El Nino, terjadi banyak bencana di seluruh dunia pada tahun lalu. Kemudian, kita juga mendengar bahwa fenomena El Nino belum berlalu. Pada tahun 2016, yakni sekarang, fenomena El Nino akan semakin parah. Kondisi iklim yang tidak selaras telah menimbulkan banyak  bencana. Jadi, kita harus meningkatkan kewaspadaan.

Setiap hari, saya mengingatkan orang-orang akan hal ini. Saat bencana terjadi di tempat yang jauh, banyak orang yang tidak memperhatikannya. Karena itu, mari kita bahas bencana yang sangat dekat dengan kita. Gempa bumi pada tanggal 6 Februari 2016 membawa kerusakan besar bagi Tainan. Bencana kali ini termasuk sangat parah. Hingga kemarin, relawan kita masih mengumpulkan data tentang kerusakan rumah korban dan sebagainya. Hal yang harus dilakukan masih sangat banyak dan mungkin membutuhkan waktu yang panjang. Terlebih lagi, gedung yang roboh kali ini telah menelan 114 korban jiwa.

Dalam suasana Tahun Baru Imlek seperti itu, sangat sulit bagi rumah duka untuk mengakomodasi begitu banyak jenazah. Karena itu, mereka menggunakan kontainer pendingin. Akan tetapi, kontainer sangatlah tinggi, bagaimana cara memasukkan jenazah ke dalamnya? Insan Tzu Chi pun mengemban tanggung jawab ini. Meski masih dalam suasana Tahun Baru Imlek, setelah menerima kabar tentang hal ini, seorang relawan kita yang merupakan tukang kayu segera membantu. Awalnya, dia berencana untuk pergi bersama keluarganya. Namun, setelah menerima kabar ini, dia pun membatalkan rencananya dan membantu membuat tangga kayu. Lihat, inilah Bodhisatwa dunia. Insan Tzu Chi tidak merayakan Tahun Baru Imlek dan tidak makan bersama keluarga pada malam Tahun Baru Imlek.

Hingga kini, relawan kita masih terus mengadakan kunjungan untuk menyurvei kerusakan rumah, menenangkan hati warga, dan lain-lain. Semua itu membutuhkan kesungguhan hati. Kekuatan cinta kasih harus dihimpun dari segala penjuru. Selain itu, orang-orang yang tidak bisa pergi ke lokasi bencana juga dapat mengembangkan cinta kasih di sekitar mereka. Badan misi Tzu Chi mulai mengajak orang-orang untuk mengembangkan cinta kasih dengan berdonasi bagi korban gempa di Tainan.

Saya melihat di Hualien, relawan kita menyiapkan mi demi menggalang dana. Setiap orang dapat berdonasi sesuai kerelaan masing-masing. Setelah memakan semangkuk mi, orang-orang dapat berdonasi sesuai kerelaan. Ini juga sumbangsih yang penuh cinta kasih. Insan Tzu Chi di Filipina juga terjun ke jalan untuk menggalang dana. Terlebih lagi, di Tacloban, para relawan lokal berinisiatif untuk menggalang dana bagi korban gempa di Tainan. Inilah yang dilakukan relawan di Filipina.

Kini dunia internasional juga memperhatikan gempa bumi di Taiwan kali ini dan mencurahkan perhatian mereka. Yang semakin membuat orang tersentuh adalah anak-anak pengungsi dari Suriah di Turki. Saat itu, saya sangat berharap anak-anak dari Suriah dapat menerima pendidikan. Dengan niat seperti inilah kita menabur benih-benih cinta kasih di Turki. Kita berharap dapat melenyapkan rasa dendam di dalam hati anak-anak dan membina cinta kasih mereka.

Sesungguhnya, dua minggu yang lalu, seorang wali kota dari Turki datang menemui saya. Ia berkata bahwa sebelumnya, ia jatuh sakit dan berikrar bahwa setelah sembuh, ia akan menyumbangkan 80.000 roti bagi anak-anak pengungsi dari Suriah. Setelah sembuh dari penyakitnya, ia benar-benar menyumbangkan 80.000 roti.Ia berkata kepada anak-anak bahwa mereka harus memiliki cinta kasih.Dengan semangat celengan bambu, warga Taiwan menghimpun sedikit demi sedikit donasi untuk menolong anak-anak pengungsi dari Suriah di Turki sehingga mereka dapat bersekolah.Karena itu, ia juga mengajak anak-anak dari Suriah untuk menghimpun tetes demi tetes cinta kasih. Dengan demikian, selain dapat menolong sesama pengungsi, mereka juga dapat menolong orang lain. Selain menerima bantuan dari orang lain, mereka juga dapat membantu orang lain. Berhubung dapat memahami perkataannya, mereka pun menyisihkan uang ke dalam celengan bambu.

Di wilayah terpencil di Turki, terdapat anak-anak kurang mampu. Anak-anak pengungsi itu juga berdonasi untuk membantu anak-anak kurang mampu di wilayah terpencil di Turki. Anak-anak pengungsi dari Suriah juga menggunakan semangat celengan bambu untuk menolong anak-anak kurang mampu di Turki. Lihat, inilah lingkaran cinta kasih. Kini, setelah mendengar tentang gempa bumi di Tainan, selain berdoa dengan tulus, mereka juga berdonasi bagi korban gempa bumi. Kini, mereka telah menyumbangkan lebih dari 57.000 dolar NT kepada Taiwan. Anak-anak itu sungguh menggemaskan. Meski tengah dilanda bencana, mereka dapat mengembangkan cinta kasih. Jadi, manusia bukan hanya bisa melenyapkan rasa dendam di dalam hati, tetapi juga dapat menumbuhkan cinta kasih. Ini sungguh menakjubkan. Asalkan memiliki tekad, maka lakukan saja hal yang seharusnya dilakukan.

Bencana akibat ulah manusia mengakibatkan banyak orang mengungsi tanpa tujuan Ketidakselarasan kondisi iklim dan bencana yang terjadi semakin parah

Relawan Tzu Chi mengemban tanggung jawab untuk membantu penanganan jenazah korban            

Melenyapkan rasa dendam dengan cinta kasih dan membawa kehangatan bagi dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Februari 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 20 Februari 2016

Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -