Ceramah Master Cheng Yen: Melenyapkan Ketamakan dengan Mengendalikan Nafsu Makan

Kemarin sore, saya mengunjungi Tiongkok lewat telekonferensi selama sekitar 3 jam. Saya berkunjung ke Wuxi, Sichuan, Beijing, Qingyun di Shandong, Liaoning, dan Fujian. Kemarin, saya menghabiskan 3 jam di daerah-daerah ini.

Saya melihat sekelompok demi sekelompok Bodhisatwa yang penuh cinta kasih. Saya juga mendengar tentang ketekunan mereka. Mereka selalu menghirup keharuman Dharma di pagi hari. Tidak peduli betapa dinginnya cuaca, mereka selalu mendengar Dharma. Saat turun salju, mereka tetap melatih diri dengan tekun.

Para relawan berbagi dengan saya bahwa mereka menuruti perkataan saya untuk menyosialisasikan vegetarisme. Menyosialisasikan vegetarisme dan bervegetaris itu harus. Di setiap provinsi dan wilayah, murid-murid saya memiliki kesatuan hati dengan saya. Meski terpisah oleh jarak yang jauh, kita memiliki kesatuan hati.

Mendengar bagaimana mereka melindungi dan mengasihi kehidupan serta menyosialisasikan vegetarisme, saya sungguh tersentuh dan dipenuhi sukacita. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak yang berhati murni juga dapat mengendalikan nafsu makan. Saya sungguh gembira mendengarnya. Saya juga mendengar banyak orang bertekad untuk bervegetaris.


Di Qingyun, direktur sebuah lembaga Pendidikan juga mengatakan bahwa jika orang-orang dapat bervegetaris selama setahun, jumlah hewan yang disembelih akan banyak berkurang. Beliau berkata bahwa di sekolah mereka, jumlah guru dan murid mencapai 15.000 orang. Jika setiap orang bervegetaris sehari setiap minggu, itu berarti 2,34 juta kali makan dalam setahun. Dengan demikian, ayam yang disembelih akan berkurang lebih dari 177.800 ekor. Bagaimana dengan babi? Sekitar 4.680 ekor. Jadi, asalkan kita tidak mengonsumsi daging, hewan-hewan akan terselamatkan.

Singkat kata, kita harus bersungguh-sungguh mengendalikan nafsu makan. Jika bisa demikian, manusia dan hewan bisa hidup berdampingan.

Lihatlah bagaimana kepala RS dan para dokter dari RS Tzu Chi Taipei menyarankan pola makan yang sehat kepada para pasien dan menginspirasi cinta kasih mereka.

Pasien selalu menuruti saran dokter. Kita bisa melihat pembatas buku itu. Apa yang hendaknya kita makan? Mulut yang terbuka lebar di pembatas buku itu menggambarkan banyaknya hewan yang dikonsumsi oleh manusia setiap detik. Setiap hari, manusia mengonsumsi banyak hewan dan saling berbagi karma buruk membunuh. Karena itulah, para dokter kita menyarankan untuk mengurangi konsumsi daging dan memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan.

 

Dalam kehidupan kita, ada berbagai jenis sayur, buah, dan tanaman pangan lain yang bisa kita nikmati. Jika kita bersungguh hati mencicipinya, kita akan menyadari bahwa setiap jenis sayur memiliki cita rasa yang berbeda. Jika kita bersungguh hati mencicipinya, setiap jenis sayur akan terasa lezat.

Tanaman pangan saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi kita, bahkan bermanfaat untuk kesehatan saluran pencernaan kita, tidak seperti ikan dan daging yang akan membusuk di dalam saluran pencernaan kita. Itu tidaklah bersih. Selain itu, mengonsumsi daging juga menciptakan karma buruk kolektif.

Saya berharap setiap orang dapat memetik pelajaran besar ini dan meningkatkan kewaspadaan. Sebagai orang yang berpendidikan dan bijaksana, kita hendaknya mengasihi dan melindungi semua makhluk. Inilah yang Buddha ajarkan pada kita.

Bodhisatwa sekalian, kita harus lebih bersungguh hati dan lebih memahami perasaan hewan. Sebagai makhluk yang berakal budi, jika kita tidak mengasihi dan melindungi hewan, apakah kita berharap hewan yang mengasihi dan melindungi kita? Jadi, sebagai umat manusia, kita harus bisa mengasihi dan melindungi hewan.

 

“Orang-orang membangun banyak peternakan untuk menernakkan hewan, lalu membunuh mereka. Ruang yang ditempati hewan ternak sangat sempit sehingga mereka berdesak-desakan. Jangan mengurung mereka seperti itu. Jika kita membunuh mereka, mereka akan kesakitan, sama seperti saat kita dilukai orang lain. Hewan-hewan sangat menggemaskan. Mengapa kalian membunuh mereka? Saya sudah bervegetaris 9 tahun,” kata Lim Zhi Jay vegetarian cilik.

“Apakah tubuhmu kuat?” tanya relawan Tzu Chi.

“Ya,” jawab Lim Zhi Jay.

“Saat dia berusia 1,5 tahun, saya mendapati bahwa dia sama sekali tidak makan daging. Bukan hanya itu, dia juga sensitif terhadap daging. Sejak saat itu, saya mulai mempelajari mengapa kita harus bervegetaris dan mengapa pola makan vegetaris bermanfaat bagi kesehatan kita,” kata Ryoko Watanabe ibu Lim Zhi Jay.

“Hari ini, kami akan memasak udon vegetaris,” kata Lim Zhi Jay.

Lihatlah, Bodhisatwa cilik seperti mereka saja sangat menyukai makanan vegetaris, apalagi kita sebagai orang dewasa. Singkat kata, segala sesuatu di dunia ini membabarkan Dharma pada kita. Semua ini merupakan pelajaran besar.

Saat ini, kita harus menyelamatkan diri sendiri. Untuk menyelamatkan diri sendiri, kita harus berpola hidup hemat dan mengendalikan nafsu makan.


Di seluruh dunia, banyak orang yang kelaparan. Mereka hidup miskin dan tidak memiliki makanan. Namun, di negara makmur, makanan dihidangkan secara berlebihan sehingga banyak makanan yang tak habis dimakan dan berakhir menjadi sampah dapur. Ini merupakan pemborosan dan dapat menimbulkan pencemaran. Jadi, orang-orang hendaklah tersadarkan.

Lihatlah anak-anak ini. Mereka adalah anak-anak yang kelaparan. Jika orang-orang dapat makan 80 persen kenyang dan menyisihkan 20 persen untuk menolong sesama, setiap orang dapat makan kenyang. Jika bisa demikian, akan ada cukup bahan pangan bagi orang-orang yang kelaparan. Jadi, jika lebih dari 7 miliar orang di seluruh dunia dapat menyisihkan 20 persen porsi makan mereka, 800 juta orang yang kelaparan itu akan tertolong. Jika dapat mengendalikan nafsu makan, kita dapat membantu mengenyangkan perut orang-orang yang kelaparan. Intinya, semua orang hendaklah tersadarkan.

Alam telah memberikan peringatan, setiap orang hendaknya tersadarkan. Inilah jalan untuk menyelamatkan diri sendiri. Ini juga merupakan obat mujarab. Yang ingin saya sampaikan sangatlah banyak. Pikirkanlah tentang angka yang saya sampaikan dan cobalah untuk memahaminya.

Kita harus bertekad untuk melatih diri dan memulainya dengan mengendalikan nafsu makan. Ini dapat mendatangkan pahala yang tak terhingga. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian.

Melenyapkan ketamakan dengan mengendalikan nafsu makan
Bersungguh hati mencicipi cita rasa sayuran
Orang yang tahu berpuas diri dan berdana akan senantiasa berkecukupan dan bahagia
Semua makhluk hendaklah hidup berdampingan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 01 Maret 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 03 Maret 2021
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -