Ceramah Master Cheng Yen: Melenyapkan Noda Batin dengan Roda Dharma

Kekuatan Dharma sangat besar. Asalkan kita bersedia menerima dan menyerap Dharma ke dalam hati, Dharma bagaikan roda raksasa yang dapat menghancurkan batu-batu besar. Ia bagaikan buldoser yang sangat besar. Ini karena ajaran Buddha dapat mengalahkan pikiran-pikiran buruk.

Asalkan bisa menerima Dharma dengan sepenuh hati, kita bisa melenyapkan pikiran buruk meski pikiran buruk itu sekuat batu-batu besar. Dengan menggerakkan buldoser ini, batu setinggi dan sekuat apa pun bisa dijatuhkan dan dihancurkan. Jadi, Dharma dapat mengubah pikiran buruk menjadi pikiran baik.

Mengubah pola pikir tidaklah sulit. Lihatlah, ada banyak orang yang dahulu berjalan menyimpang, kini memperbaiki diri dan berkata,  “Saya telah kembali ke jalan yang benar.”


“Jujurlah pada orang lain dan hadapilah kesalahan diri sendiri. Kita harus mengakui kesalahan kita. Sesungguhnya, mengakui kesalahan tidak memalukan. Yang memalukan adalah kita tidak bisa memperbaiki diri,” kata Gao Zhao-liang, Relawan Tzu Chi.

“Huruf “du” (narkoba) merupakan perpaduan dari huruf “zhu” (tuan) dan “wu” (tidak bisa). Saat menyentuh narkoba, kita tidak bisa menjadi tuan bagi diri sendiri. Saya memberi kalian tiga kata, yaitu keyakinan, ikrar, dan tindakan. Kalian harus yakin kalian bisa berhenti dari narkoba. Keyakinan dapat menumbuhkan keberanian dan tekad dapat mendatangkan keajaiban,” jelas Cai Tian-sheng, Relawan Tzu Chi

Setelah memperbaiki diri, mereka berbagi dengan orang lain tentang bagaimana menjaga diri. Mereka berbagi bahwa mereka pernah menderita dan mengetahui penyebab penderitaan mereka. Demi menghindarkan orang-orang dari penderitaan, mereka berbagi pengalaman dan prinsip kebenaran guna mempertahankan kebahagiaan orang-orang. Mereka juga melenyapkan penderitaan dengan membuka pikiran orang-orang agar orang-orang merasa tenang.

Dengan pikiran yang damai dan tenang, barulah orang-orang bisa hidup tenteram. Semua itu membutuhkan Dharma. Ada orang yang memahami Dharma karena menggunakan kebijaksanaan mereka, ada pula yang memahami Dharma lewat pengalaman mereka, lalu berbagi dengan orang lain. Ini karena mereka mengembangkan kebijaksanaan setelah mendengar Dharma.


Setelah mendengar Dharma, mereka tersadarkan dan memperbaiki diri, lalu berbagi pengalaman dengan orang lain. Ini semua bergantung pada jalinan jodoh. Orang yang memiliki jalinan jodoh baik mudah mengenal Dharma, sedangkan yang memiliki jalinan jodoh buruk mungkin hidup dalam kesesatan dan harus bersusah payah, baru bisa mengenal Dharma. Tidak peduli bagaimana kita mengenal Dharma, setelah mendengar Dharma, kita harus segera bertekad untuk memutar roda Dharma ke seluruh dunia.

Kita tidak bisa memutar roda raksasa seperti yang dilakukan Buddha. Namun, dengan memutar roda kecil, kita juga bisa turut berkontribusi. Saat semua orang memutar roda kecil, himpunan kekuatan kecil juga dapat membentuk kekuatan besar. Di zaman sekarang, setiap orang harus mendengar, menyebarkan, dan mempraktikkan Dharma untuk mengubah pikiran buruk menjadi pikiran baik

Singkat kata, kita harus menghapus semua tabiat buruk dan segala pandangan serta noda batin yang menjadi rintangan bagi kita, yaitu ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan keraguan, dengan menerima ajaran Buddha. Kita harus menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya agar bisa mengatasi semua rintangan batin dan terjun ke tengah masyarakat. Saya berharap kita semua dapat menerima Dharma untuk membasuh dan melatih batin kita.


Dharma bagaikan air. Dharma dapat menyucikan hati kita dan menghancurkan rintangan batin kita. Dharma harus senantiasa dipraktikkan agar bisa terus diwariskan di dunia. Kebenaran terdapat di mana-mana. Dengan adanya Dharma, kita baru bisa menyadari kebenaran. Sesungguhnya, kebenaran terdapat di dalam hati kita, tetapi hati kita diselimuti kegelapan.

Kini, kita hanya bisa mengandalkan Dharma untuk menghalau kegelapan batin. Selain mengandalkan Dharma, kita juga harus berusaha. Kita harus tekun dan bersemangat menyerap Dharma ke dalam hati. Jangan membiarkan waktu berlalu sia-sia. Mendengar Dharma memang sangat penting, tetapi kita juga harus bersungguh hati. Kita harus mempraktikkan Dharma dalam menghadapi setiap orang dan masalah. Jika hanya mendengar Dharma, tetapi tidak bersungguh hati menerapkannya dalam keseharian, maka ini disebut bermalas-malasan. Inilah yang paling menyakitkan bagi pembabar Dharma.

Jika murid-murid Buddha bermalas-malasan, yang paling sedih adalah Buddha. Saudara sekalian, jangan bermalas-malasan. Setelah mendengar Dharma, kita harusmenerapkannya dalam keseharian. Dengan mempraktikkan Dharma, barulah kita bisa memperoleh manfaat. Kita harus mempraktikkan Dharma untuk membawa manfaat bagi kehidupan manusia.

Dalam kehidupan sehari-hari, jika kita tidak sepenuh hati mempraktikkan Dharma, bagaimana kita bisa menyatu dengan Dharma? Saudara sekalian, setiap orang bisa berbagi prinsip kebenaran, tetapi tanyakanlah pada diri sendiri, bisakah kita mempraktikkannya? Ini harus segera dijalankan. Jika bisa berbagi prinsip kebenaran, kita harus bisa mempraktikkannya. Mari kita lebih bersungguh hati.

Mengubah pikiran buruk menjadi pikiran baik dan menghargai jalinan jodoh Dharma

Membasuh dan melatih batin dengan Dharma yang bagaikan air

Mendengar Dharma tanpa mempraktikkannya berarti bermalas-malasan

Memutar roda Dharma dan mempraktikkannya dalam keseharian

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 1 April 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 3 April 2018

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -