Ceramah Master Cheng Yen: Melenyapkan Penderitaan dan Membawa Kebahagiaan

Terjangan Topan Lionrock telah mendatangkan bencana besar di Prefektur Iwate, Jepang. Banyak orang yang sedang memberikan bantuan darurat. Bencana ini sungguh membuat orang merasa takut melihatnya. Kita juga bisa melihat ke tempat yang lebih jauh, yakni AS.

Titik kebakaran di Los Angeles, California kembali bertambah. Satu titik belum dipadamkan, muncul lagi titik kebakaran lain. Sesungguhnya, titik kebakaran yang sebelumnya telah dipadamkan satu demi satu. Setelah kebakaran berhasil dipadamkan, insan Tzu Chi segera terjun ke lokasi untuk mencurahkan perhatian.

Di dunia ini, setiap tempat yang dilanda penderitaan membutuhkan cinta kasih. Kondisi lingkungan boleh berubah, tetapi cinta kasih di dalam hati kita hendaknya tidak terpengaruh kondisi lingkungan. Selama kita hidup sehat dan tenteram, kita harus selalu bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Hanya cinta kasihlah yang bisa membawa harapan bagi dunia.

Kita juga melihat gempa bumi di Italia. Insan Tzu Chi telah menjangkau lokasi bencana. Seorang pastor juga bekerja sama dengan insan Tzu Chi tanpa memandang perbedaan agama. “Cinta kasih dan welas asih dapat menyatukan kita. Inilah yang ditekankan dalam Konsili Ekumenis Vatikan Kedua,” ujar pastor setempat.

Ada sepasang suami istri yang melihat bagaimana insan Tzu Chi menghibur para korban gempa. Sang istri berkata bahwa mereka bisa memperoleh penghiburan yang penuh kehangatan ini karena masih hidup. Dia sangat tersentuh. Dari sini bisa diketahui bahwa insan Tzu Chi mengasihi mereka bagaikan keluarga sendiri dengan penuh ketulusan. Dia merasa sangat bersyukur bisa selamat dari gempa bumi itu sehingga berkesempatan untuk memperoleh bantuan dan doa dari relawan kita. Mendengar perkataannya, saya sangat terharu dan sedih. Sungguh, orang yang hidup aman dan tenteram harus lebih memperhatikan orang yang menderita.

Akibat terjangan Topan Nepartak, Taimali, Taitung mengalami kerusakan parah. Pascatopan, insan Tzu Chi dari seluruh Taiwan pergi ke Taitung untuk memberikan bantuan. Berhubung Taimali mengalami kerusakan terparah, maka sebagian besar insan Tzu Chi memberikan bantuan di sana. Beberapa rumah relawan kita juga mengalami kerusakan. Rumah yang mengalami kerusakan ringan segera diperbaiki oleh relawan kita yang merupakan tukang leding, teknisi listrik, tukang kayu, dan sebagainya.

Di daerah yang mengalami kerusakan parah, insan Tzu Chi masih terus memberi pendampingan dan berusaha untuk memperbaiki rumah warga secepat mungkin. Kita juga membantu memperbaiki satu demi satu gedung sekolah. Kegiatan belajar mengajar di SD sudah dimulai kembali. Kepala sekolah sangat bersyukur dan anak-anak sangat gembira karena gedung sekolah mereka lebih kukuh dari sebelumnya. “Semuanya dikerjakan dengan sangat cepat. Selain itu, manajemen material dan personalia Tzu Chi serta perkembangan pembangunan, semuanya melebihi harapan kami. Kualitas material ini lebih bagus berkali-kali lipat dari material kami sebelumnya,” tutur Wu Zheng-cheng, Kepala SD Hot Spring.

Kita juga berhasil memperbaiki Akademi Taitung sehari sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Kita memperbaiki gedung sekolah yang rusak parah. “Pada umumnya, kerangka ini hanya 10 sentimeter. Namun, kita memperkuatnya hingga 15 sentimeter. Kerangka tirai aluminium ini 15 sentimeter,” ucap Li Wen-kai, Wakil manajer perusahaan konstruksi. “Saya sangat yakin terhadap kualitas dan perkembangan pembangunan Tzu Chi. Saya yakin ini dapat meningkatkan tingkat keamanan gedung sekolah kami,” tambah Chen Zhen-xiang, Rektor Akademi Taitung.

Rektor akademi berkata bahwa beliau sangat bersyukur gedung sekolah mereka menjadi lebih kukuh. Sekarang mereka bisa merasa tenang meski badai menerjang. Inilah kesungguhan hati insan Tzu Chi. Namun, pascatopan, bagaimana cara menstabilkan kehidupan warga? Para petani harus kembali menanam pohon buah dari kecil. Tiga atau empat tahun lagi, mereka baru bisa memperoleh hasil panen. Bagaimana mereka melewati 3 hingga 4 tahun ini?

Saya sangat bersyukur Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi bisa bekerja sama dengan sebuah perusahaan bioteknologi untuk berbagi pengetahuan dengan para petani tentang cara membudidayakan jamur. Kita menyarankan para petani untuk membudidayakan jamur. “Jika kita menanam jamur di dalam kontainer, kita tidak perlu khawatir akan topan. Jika bersedia, semua petani boleh datang,” jelas Chien Ming-jeh, Direktur Perusahaan Bioteknologi. “Lewat koneksi pemasaran kita dan upaya untuk meningkatkan nilai produk, kita berharap dapat membantu meningkatkan penghasilan petani setempat,” imbuh Lo Wen-jui, Rektor Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi.

Demikianlah kita membantu para petani membudidayakan tanaman baru. Kita berharap para petani dapat memperoleh penghasilan yang stabil agar sendi kehidupan mereka segera pulih. Di Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi, para dosen dan mahasiswa terus meneliti quinoa merah yang bisa bertahan di tanah yang kering, bahkan di tengah puing-puing. Quinoa merah sangat bergizi. Kita berbagi dengan para petani bahwa quinoa merah bertumbuh dan dapat dipanen dengan cepat serta penuh dengan nutrisi yang dibutuhkan oleh manusia.

Singkat kata, kita berharap sendi kehidupan para petani dapat segera pulih. Kita berharap dunia dapat tenteram dan setiap orang dapat hidup damai. Setelah melenyapkan penderitaan, kita harus berbagi Dharma dengan mereka. Semoga semua orang hidup aman dan tenteram.

Kita bisa melihat relawan kita di Cile. Di tempat yang begitu jauh, relawan kita juga sangat mementingkan pendidikan. Insan Tzu Chi di seluruh dunia juga seperti insan Tzu Chi di Taiwan, relawan perempuan bersumbangsih bagai relawan laki-laki. Mereka memperbaiki arena bermain sebuah SD di Cile. Lihatlah, relawan perempuan ini memanjat ke tempat yang begitu tinggi. Relawan perempuan mengemban tugas bagai relawan laki-laki. Saya sungguh sangat kagum kepada Bodhisatwa dunia Tzu Chi.

Memberikan bantuan bencana dan penghiburan dengan tulus

Meneruskan cinta kasih tanpa memandang perbedaan agama

Memperbaiki gedung sekolah dan membawa harapan

Bekerja sama untuk memulihkan sendi kehidupan petani

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 1 September 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 3 September 2016

Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -