Ceramah Master Cheng Yen: Melenyapkan Penderitaan dengan Cinta Kasih


Dunia ini sungguh penuh dengan ketidakkekalan. Kemarin, saya menerima kabar tentang jatuhnya pesawat Lion Air di Indonesia. Tahun lalu, Tzu Chi Kuala Lumpur dan Selangor menandatangani perjanjian kerja sama dengan AirAsia.

“Kami menyadari pentingnya kerja sama ini. Kami juga melihat keprofesionalan dan keahlian insan Tzu Chi. Karena itu, kami memperluas kerja sama hingga seluruh penerbangan AirAsia yang mencakup 9 anak perusahaan. Kita menjangkau 26 negara dengan 130 tempat tujuan,” kata Ling Liong Tien, Kepala keamanan AirAsia.

Ini bukanlah perjanjian bisnis, melainkan saat terjadi sesuatu, mereka dapat meminta insan Tzu Chi untuk segera memberikan bantuan. Setelah pesawat tersebut jatuh di perairan Indonesia kemarin, pihak maskapai penerbangan menghubungi insan Tzu Chi Indonesia untuk menenangkan keluarga penumpang di bandara. Ini sungguh memprihatinkan.

Hidup manusia begitu tidak kekal. Mengapa para penumpang melakukan penerbangan? Mereka mungkin memiliki harapan dan rencana besar untuk masa depan. Mereka mungkin telah merencanakan banyak hal yang ingin mereka lakukan. Namun, mereka tiba-tiba terjatuh ke laut. Demikianlah ketidakkekalan dalam hidup ini. Ini sungguh memprihatinkan.


Saya sangat bersyukur pada insan Tzu Chi yang bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia. Mereka bekerja sama dengan kesatuan hati dan berkoordinasi untuk memberi bantuan. Relawan kita menenangkan hati orang-orang dan mencari cara untuk membantu mereka.

Kita juga bisa melihat Filipina. Beberapa hari ini, di Tacloban diadakan baksos kesehatan berskala besar. Topan Haiyan telah berlalu lima tahun. Pada bulan November lima tahun lalu, terjangan Topan Haiyan memorak-porandakan seluruh Tacloban, Ormoc, dan Palo. Beruntung, insan Tzu Chi segera muncul. Insan Tzu Chi dari berbagai negara bekerja sama untuk memberi bantuan. Mereka memberi bantuan semampu mereka, baik berupa dukungan spiritual maupun uang dan barang bantuan.

Bantuan diberikan dalam waktu yang lama. Kemudian, relawan kita menjalankan program bantuan lewat pemberian upah sehingga sendi kehidupan setempat dapat pulih dengan cepat. Kini, saat berkunjung ke sana, semua orang sangat kagum. Lima tahun yang lalu, kondisi di sana sangat kacau. Banyak jenazah yang masih tertimbun sampah atau puing bangunan.

Saat upaya pembersihan dilakukan, jenazah ditemukan setiap hari. Betapa memilukannya kondisi saat itu. Lima tahun kemudian, kondisi di sana sudah berbeda dan menjadi sangat indah. Kali ini, kita mengadakan baksos kesehatan di Tacloban. Orang-orang yang kekurangan juga terkena penyakit yang berbeda-beda. Ada yang sudah bertahun-tahun jatuh sakit dan tidak bisa berdiri. Setelah diobati dalam baksos kesehatan, dia bisa berdiri lagi.

“Saya menggunakan moksibusi dan akupunktur untuk meningkatkan energinya. Saya juga meyakinkannya bahwa dia bisa sembuh. Jika kita punya jodoh baik dengannya dan dia percaya pada kita, maka pengobatannya akan lebih efektif,” kata Chen Qiao-rong, Dokter spesialis pengobatan tradisional Tiongkok.

“Dia adalah dokter yang penuh cinta kasih. Cinta kasihnya lebih besar dari cinta kasih seorang ibu,” ujar Tenedo Belinda, seorang pasien.

“Kamu bisa melakukannya,” kata dokter Chen Qiao-rong.

Ada pula seorang anak yang mengalami kelainan bentuk kaki. Anak ini juga mendapat perhatian dan pengobatan. Kelak anak ini mungkin bisa menjalani pengobatan lanjutan untuk memperbaiki bentuk kakinya.


“Kondisinya mungkin akan membaik setelah menjalani bedah ortopedi dalam beberapa tahap,” kata Chen Qiao-rong, dokter spesialis pengobatan tradisional Tiongkok.

Bertahun-tahun yang lalu, kita juga pernah menangani pasien dengan kondisi yang mirip. Ada pula pasien yang jari tangannya menyatu. Dokter kita langsung menjalankan operasi untuknya sehingga dia bisa merentangkan jari tangannya.

“Saya sangat berterima kasih kepada Tzu Chi. Akhirnya, saya bisa merentangkan jari tangan saya,” tutur Erwin Pelicano, seorang pasien.

Di sana, kita bisa melihat dokter humanis yang terampil. Pasien yang datang dalam baksos kesehatan sangat banyak. Selama tiga hari diadakannya baksos kesehatan, pasien yang ditangani sekitar 6.000 hingga 7.000 orang. Banyak orang yang membutuhkan bantuan medis. Pelayanan dalam baksos kali ini mencakup pengobatan Barat, pengobatan tradisional Tiongkok, poli gigi, poli mata, poli penyakit dalam, poli bedah, ginekologi, dan pediatri.

Banyak pasien yang mendaftar. Saat pelayanan medis akan dihentikan karena sudah melebihi batas waktunya, tetap menerima pasien yang datang. dr. Cheng Ching-feng tetap menerima pasien yang datang.

“Berhubung masih ada sekitar 30 pasien yang belum diperiksa, saya pun menyelesaikannya. Jadi, masih bisa mengembangkan potensi kebajikan, saya sangat gembira,” kata Cheng Ching-feng Wakil kepala RS Tzu Chi Taipei.

Dia memiliki welas asih agung bagai Tabib Agung. Saya sangat bersyukur padanya. Demikian pula dengan dokter gigi kita.

“Saat tidak bisa diperiksa oleh dokter, sebagian pasien meneteskan air mata. Saat mengetahui hal ini, kami merasa sangat sedih. Hari ini, kami telah menerima sekitar 700 pasien. Jika bisa, kami akan berusaha menangani lebih banyak pasien,” kata Yu Shao-xiang, relawan Tzu Chi.

Pasien yang datang sangat banyak. Melihat begitu banyak pasien, dokter kita juga sangat tersentuh.


“Pertama kali kami datang, di sini belum ada air dan listrik. Jadi, kami hanya bisa mencabut gigi. Saat kami datang untuk kedua kalinya, di sini sudah ada air sehingga kami bisa memberi lebih banyak pelayanan, seperti penambalan dan pencabutan gigi, bahkan pengobatan saluran akar gigi untuk mempertahankan gigi pasien. Kali ini, semakin banyak warga yang membutuhkan bantuan medis. Kami berharap bisa berbuat lebih banyak agar warga di sini dapat menerima pengobatan yang baik dan fungsi gigi mereka dapat pulih kembali,” kata Xie Jin-long, dokter TIMA.

Dengan pulihnya kota serta air, listrik, dan ruang yang memadai, para tenaga medis dapat mengembangkan potensi dan keterampilan mereka untuk menangani pasien. Singkat kata, banyak hal yang perlu disyukuri. Setiap insan Tzu Chi bersumbangsih dengan penuh sukacita. Mereka melakukan dengan sukarela dan menerima dengan penuh sukacita. Mereka memperoleh banyak pengalaman dan pemahaman dari sumbangsih mereka.

Dengan membangun tekad, kita akan memiliki kekuatan. Dengan membangun ikrar, kita bisa bersumbangsih bagi sesama. Orang yang bisa bersumbangsih adalah orang yang dipenuhi berkah. Saya sangat bersyukur. Orang yang menderita membutuhkan orang yang dipenuhi berkah untuk menciptakan berkah bagi mereka dan membebaskan mereka dari penderitaan. Demikianlah praktik Bodhisatwa di dunia.

 

Melihat pulihnya sendi kehidupan setelah 5 tahun berlalunya Topan Haiyan

Mengadakan baksos kesehatan untuk melenyapkan penderitaan

Bekerja sama dengan kesatuan hati untuk memberikan bantuan darurat

Menjalankan praktik Bodhisatwa dengan ikrar yang teguh

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 Oktober 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 1 November 2018

Editor: Khusnul Kotimah

Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -