Ceramah Master Cheng Yen: Melenyapkan Penderitaan dengan Ketulusan Kasih Sayang

Ketidakselarasan unsur air membuat kita yang melihatnya merasa cemas. Ini terjadi di Bumi yang sama dengan tempat kita tinggal sekarang.  Yang kita lihat ini hanya yang terjadi di salah satu bagian Bumi ini. Masih banyak lagi daerah lain yang kekurangan air. Tanpa air dan makanan, bagaimana orang-orang di sana bertahan hidup? Melihatnya, saya selalu merasa khawatir.

Mereka tidak berdaya menghadapi hal ini. Mereka tinggal di negara tertinggal. Buah karma mereka mengondisikan mereka untuk terlahir di sana dan menderita seumur hidup. Kini ditambah lagi dengan adanya bencana alam akibat ketidakselarasan iklim, sungguh bagaikan sudah jatuh tertimpa tangga. Mereka sungguh menderita.

Ketidakselarasan iklim membuat bumi ini  dilanda bencana alam, tetapi di samping itu, ada pula bencana akibat ulah manusia. Saat ini di negara-negara Eropa jumlah pengungsi sudah membeludak. Banyak negara yang merasa tidak mampu lagi menampung arus pengungsi sehingga memperketat penjagaan di perbatasan. Perbatasan antara Yunani dan Makedonia juga sudah ditutup. Akibatnya, banyak pengungsi yang terjebak di perbatasan Makedonia.

Sebelah utara Makedonia adalah Serbia. Di sana, sudah tujuh hari relawan Tzu Chi membagikan pakaian musim dingin. Insan Tzu Chi tentu bukan hanya sekadar membagikan barang bantuan. Kebetulan, karena adanya penutupan perbatasan Makedonia, maka pengungsi yang masuk setiap harinya hanya sedikit. Jadi, setiap hari insan Tzu Chi dapat membagikan pakaian kepada ratusan pengungsi dengan mengukurnya satu per satu. Pakaian musim dingin itu dibagikan kepada para pengungsi sesuai ukuran.

Insan Tzu Chi mengasihi para pengungsi bagaikan orang tua mengasihi anak kandung. Kita juga melihat bagaimana relawan berinteraksi dengan anak-anak dan membimbing mereka untuk saling mengasihi, mengantre, dan bertata krama. Inilah sumbangsih para Bodhisatwa dunia yang penuh kesungguhan hati.

Kemarin, saya sempat berbicara dengan mereka lewat konferensi video. Saya melihat para relawan Tzu Chi duduk berkumpul di lantai. Saat saya bertanya apakah mereka lelah, mereka menjawab, "Tidak, kami sangat gembira." Meski harus menghadapi kesulitan bertubi-tubi, mereka tetap menggunakan kekuatan yang dibarengi kelembutan untuk mengatasi segala rintangan. Dengan gembira mereka berkata kepada saya, "Yang paling membahagiakan bagi kami adalah kami telah mendapatkan surat izin organisasi non-pemerintah." Dengan surat izin itu, mereka bisa menjalankan misi bantuan kemanusiaan di sana dengan lebih leluasa. Kekuatan cinta kasih yang mereka bawa berasal dari berbagai negara.

Kemarin mereka berkata, "Master Cheng Yen, kami yang berada di sini bukan hanya berasal dari 11 negara, melainkan 12 negara." Itu karena ada seorang dokter bernama Peter yang berasal dari Slovakia. Beliau adalah teman dari Relawan Zhong. Saya rasa para pengungsi membutuhkan motivasi dan dukungan agar mereka dapat membangun kehidupan bermakna di negara yang jauh dari kampung halaman mereka. Kita harus membuat mereka merasa diterima.

Selain itu, para relawan kita dari Bosnia setiap hari juga membantu membersihkan kamp pengungsi dan berinteraksi dengan para pengungsi. Ada pengungsi yang baru datang, ada pula yang sudah akan pergi. Para relawan terus berinteraksi dengan mereka. Rencananya, pembagian pakaian akan diadakan selama 10 hari, tetapi kemarin mereka melaporkan bahwa bantuan yang terbagi baru sekitar seribu paket. Karena itu, kemarin kita mendiskusikan langkah selanjutnya.

Pada awalnya, mereka menargetkan pembagian akan selesai dalam 10 hari, tetapi kini mereka merencanakan untuk melanjutkan pembagian bantuan dan mulai mengajak warga untuk berpartisipasi dengan pemberian upah. Rencana ini cukup baik. Warga setempat juga mulai tergerak melihat cinta kasih relawan. Penanggung jawab kamp pengungsi setempat mulanya tidak bersikap ramah terhadap relawan, tetapi beberapa hari ini, relawan mengamati bahwa sikapnya telah berubah. Kini sikapnya terhadap relawan sangat bersahabat .

Terhadap para pengungsi, dia juga dapat bersikap lembut dan ramah. Jadi, dengan kasih sayang yang tulus, kita dapat membawa kebaikan bagi dunia. Asalkan kita bersumbangsih dengan tulus, kita akan dapat menginspirasi orang-orang di berbagai negara. Meski berasal dari negara yang berbeda-beda, para relawan tetap dapat menginspirasi banyak orang. Para relawan juga  menjadi teladan nyata untuk membimbing warga turut menciptakan berkah. Kita berharap semua orang dapat membuka pintu hati dan menjadi kaya akan cinta kasih sehingga dapat membantu orang yang menderita. Ini  sangatlah penting.

Di Yordania juga terdapat banyak pengungsi. Relawan kita, Ji Hui, mengundang para pengungsi yang menerima pendampingan Tzu Chi untuk datang ke rumahnya guna menghadiri acara ramah tamah. Mereka juga diundang untuk berbagi kesan. Salah satunya adalah seorang ibu. Tiga tahun lalu, saat mengungsi dari Suriah, suaminya menderita katarak parah. Dia terus mencari pertolongan, tetapi tidak mendapatkannya. Beruntung, insan Tzu Chi meminta seorang dokter untuk menjalankan operasi baginya.

Ada pula seorang anak. Saat dia tengah dilahirkan, terjadi serangan bom di Suriah. Dokter yang membantu persalinan merasa panik sehingga saat menarik bayi itu keluar, dia tak sengaja mematahkan kakinya. Saat keluarga anak ini mengungsi, orang tuanya terus mengkhawatirkan kakinya yang patah. Setelah insan Tzu Chi menerima kasus ini, mereka segera meminta dokter setempat yang juga merupakan pengungsi untuk membantu menangani anak itu. Kini, setelah mendapat bantuan dokter, anak itu dapat tersenyum. Senyumnya sangat manis. Dia tidak akan menjadi cacat saat besar nanti. Semua ini sangat mengharukan.

Berkat adanya Bodhisatwa di dunia, penderitaan semua makhluk dapat diringankan. Semua ini patut kita syukuri. Terima kasih atas cinta kasih para Bodhisatwa.

Bencana alam dan ulah manusia membawa penderitaan

Perubahan iklim memicu terjadinya kekurangan pangan

Para relawan membantu para pengungsi dengan leluasa

Kasih sayang yang tulus melenyapkan penderitaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 8 Maret 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 10 Maret 2016
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -