Ceramah Master Cheng Yen: Melenyapkan Penderitaan Lewat Misi Amal dan Kesehatan

Melihat kondisi sekarang, saya bertanya-tanyaapa sesungguhnya yang terjadidengan iklim saat ini.Manusia kerap berkata bahwakekuatan manusia mampu mengungguli alam.Apa benar?Pada saat inikita dapat melihat besarnya kekuatan alam.Di tengah kekuatan iklimdan perubahan yang ekstrem ini,apakah manusia masih ingin berseteru dengan alam?Apa lagi yang dikejar oleh manusia?Kini manusia harus segera berintrospeksi.Manusia hendaknya melihat kondisi duniadan mencari cara untuk hidup berdampingandengan alam dalam kedamaian dan cinta kasih.Umat manusia harus menyayangi alam.Ini dimulai dari mengasihi sesama makhluk hidup.

Kita juga melihatdi Mozambik dan Zimbabwe,sebuah badai yang kuatmembawa angin kencang dan curah hujanyang menyebabkan banjirsehingga memicu berkembangnya nyamukdan masalah air bersih.Kini di sana terjadi wabah malaria.Kini, relawan setempatyang dibimbing oleh Denise Tsaimasih sangat optimis.Setelah tempat berkumpul dibersihkan,mereka segera menyiapkan pembagian bantuan.Para relawan yang bisa datang ke tempat itujuga terlihat tetap tenangdan tertib.Mereka menjalankan pembagian bantuandengan tetap optimis.Kegiatan itu tetap berlangsung dengan tertib.

Saat beras yang akan dibagikantiba di lokasi,mereka terlebih dahulu menyusunnyasebagai ungkapan rasa hormat kepada warga.Meski beras itu akan segera dibagikan,tetapi para relawan terlebih dahulu bergerakuntuk menyusun dan merapikannyadengan saksama. Ini menunjukkanketulusan mereka dalam bersumbangsih.Melihatnya, saya sungguh terharu.Dalam kegiatan itu, para relawan jugamengajak warga untuk bernyanyi dan menari.Yang paling mengharukan adalahdalam setiap pembagian bantuan,pasti ada kegiatan membasuh kaki orang tuasebagai ungkapan rasa hormat.Kegiatan inimereka jalankan di tempat itu.Sekitar lima ratus kepala keluargaberkumpul untuk menerima barang bantuan.Para relawan juga menginspirasi wargauntuk dapat saling membantumeski hidup di tengah kondisi yang sulit.Ini sungguh mengharukan.Bagi relawan yang tak bisa datang karena banjir,relawan lainnya membawakan berasuntuk membantu mereka.Mereka sama-sama hidup dalam kesulitan,tetapi dapat saling memberi perhatian.

Ceramah Master Cheng Yen

Selain itu, di Zimbabwe,air bersih juga menjadi masalah.Selain itu, juga ada masalah kekurangan pangan.Lihatlah, sayur kubis itu diantarkan dari jauh.Sebelum matahari terbit, para relawansudah mulai mempersiapkan pembagian bantuan.Para relawan di sanasudah melakukan survei di daerah bencanadan sudah merencanakan pembagian bantuan.Begitu sayuran itu tiba, mereka langsung memasakkarena warga sudah kelaparan berhari-hari.Para relawan segera menyalakan apipada tungku yang dibuat dari susunan batu.Mereka memasak nasi dan sayur kubis.Para warga pun makan dengan gembira.Selama satu hari itu, relawan telahmenyediakan lebih dari lima ribu porsi makanan.Singkat kata, penderitaan akibat kekeruhan duniasulit tertahankan.Namun, mereka di sanasudah terbiasa untuk tahan terhadap kesulitan.

Di tengah penderitaan, mereka masih bisa bahagia.Mereka masih bisa bertahan hidup dengan tenang.Saat bertemu bencana, mereka menghadapinya.Setelah itu,mereka tetap hidup dengan gembira.Di dalam kehidupan ini,ada orang yang mementingkan kualitas hidup,ada pula orang yang hanya menghamburkan uang.Ini sungguh tak terbayangkan.Di dunia ini, banyak hal yang kontradiktif.

Kita juga melihat seorang pasien yang sakit.Saat dirinya sakit selama bertahun-tahun,berat badannya yang semula sekitar 70 kgturun hingga sekitar 40 kg.

Ceramah Master Cheng Yen

“Saya terus memeriksakan diri,tetapi anehnya, tiada dokter yang bisamendiagnosis penyakit saya,bahkan dokter di rumah sakit besar sekalipun,”ujar Chuang Wen-kai.

Di masa terparahnya, dia hanya bisa terbaring.Dia hanya turun dari tempat tidursaat ingin ke belakang. “Saat itu kebetulan saya mengandung anak kedua.Pada masa kehamilan itu,saya menemaninya mencari dokterdan pergi ke berbagai rumah sakit,bahkan juga menemani saat dia dirawat di RS.Saat itu, seluruh tabungan kami digunakan untuk berobat,” ucap Istri Chuang Wen-kai.

“Di sebuah rumah sakit di Changhua,kami bahkan mengeluarkan 100 ribu dolar lebihuntuk infus nutrisi.Ususnya sudah dipotong sepanjang 30 cm, tetapipenyebab penyakitnya tidak kunjung ditemukan.Kemudian, terjadi pula fistula.Kebetulan di internet saya mendapat berita bahwadr. Chiu pernah mengobati penyakit serupa.Saya percaya dr. Chiu pasti punya jalan keluar,” ucap Ayah Chuang Wen-kai.

Ceramah Master Cheng Yen

Beruntung, jalinan jodoh baik berbuah.Ayahnya menemukan berita di internettentang dr. Chiu di Taichungyang pernah menangani penyakit serupa.Jadi, dia mencari dokter kita ini. “Saat itu sayasudah berobat ke berbagai rumah sakit.Segala pemeriksaan juga sudah saya jalankan.Namun, penyakit saya tetap tak terdiagnosis.Saat itu, berhubung tubuh saya sudah tidak tahan,maka saat akan bertemu dr. Chiu,saya sudah duduk di kursi roda.Beruntung, saat itu jugadr. Chiu memberi diagnosisdan saya segera dirawat di rumah sakit.Berhubung tubuh saya sudah terlalu lemah,maka dokter memberi sayainfus nutrisi selama semingguagar tubuh saya sedikit pulihdan bisa menjalani operasi.Karena itu,kondisi penyakit saya bisa terkendali,” ucap  Chuang Wen-kai.

Pagi hari sebelum operasi,saat saya datang ke kamarnya,istrinya membawa sekotak hadiah untuk saya.Saya merasa itu tidak terlalu baikkarena operasi belum dijalankan.Istrinya berkata kepada sayauntuk tetap menerimanya.Itu adalah kue satu bulan kelahiran putrinya.Putrinya baru genap sebulan.Saat itu saya melihat kotak tersebut.Setelah menerimanya,saya kembali melihat dirinyayang hanya memiliki berat tubuh 40 kgdan terlihat sangat menderita.Tiba-tiba terpikir oleh saya bahwasaya adalah harapan terakhir keluarga ini.Dalam sekejap, kotak itu terasa sangat berat.Saya pun berkata kepada diri sendiri bahwasaya harus berani memikul tanggung jawab ini.Setelah menangani Bapak Chuang itu,kini, saat menangani kasus penyakit serupa,saya selalu mengingat kotak hadiah tersebut.Saya sangat berterima kasih kepada para pasiendan keluarga mereka yang telah mendukung saya.Kita sama-sama bertumbuhdan sama-sama menjalani prosesnya,” ucap dr. Chiu Chien-ming, Spesialis kolorektal.

Kini Bapak Chuang itu telah pulih.Beratnya sudah mencapai 80 kg.Pasien ini pernah mengalami ketidakberdayaan.Namun, setelah ditangani oleh dokter kita,dia akhirnya tertolong.Kisah kehidupan seperti inisungguh luar biasa.Jadi, kita harus menghimpun kekuatanuntuk membantu orang yang membutuhkan.Terima kasih kepada para dokter dan perawatyang menjadi batu karang pelindung kehidupan.Ilmu kedokteran terus berkembang.Para dokter juga sangat bersungguh hatiuntuk terus belajar dan meneliti.Mereka menggunakan keterampilan yang dimilikiuntuk menolong orang lain.Ini sungguh patut disyukuri.Jadi, kita semua harus lebih bersungguh hati.Di dalam misi kita, kita harus lebih memahamisemangat, sejarah, dan perkembangannya.Waktu sungguh tidak pernah cukup.Jadi, kita harus sungguh-sungguh menggalipotensi yang ada di dalam diri kita.Untuk itu, bersungguh-sungguhlah selalu.

Wabah penyakit merebak setelah bencana banjir
Memberi bantuan pangan dan pengobatan di waktu yang mendesak
Membagikan makanan hangat untuk mengenyangkan perut warga
Menjalankan pengobatan dengan sepenuh hati demi menolong pasien

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Maret 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal19 Maret 2017

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -