Ceramah Master Cheng Yen: Melihat Dedikasi Tenaga Medis Tzu Chi


“Kepala RS kita telah meraih penghargaan kontribusi istimewa medis tahun ini. Ini merupakan kehormatan terbesar bagi RS Tzu Chi Taichung. Saya juga merasa bahwa ini adalah kehormatan terbesar bagi misi kesehatan Tzu Chi. Penghargaan kontribusi istimewa ini adalah yang ke-33. Karena itu, seharusnya sudah ada 33 orang yang meraih penghargaan kontribusi istimewa yang merupakan penghargaan tertinggi. Namun, tidak ada 33 orang peraih penghargaan karena ada beberapa tahun yang kosong. Mengapa bisa kosong? Mungkin karena saat itu tidak ada orang yang memenuhi standar untuk meraih penghargaan itu. Jadi, standarnya sangatlah tinggi,”
kata Chiu Kuo-liang Sekretaris Urusan Medis RS Tzu Chi Taichung.

“Kepala RS Chien telah berkontribusi bagi Taiwan dan dunia medis dalam jangka panjang. Beliau juga berpartisipasi dalam penyaluran bantuan bencana di seluruh dunia Beliau selalu segera bergerak untuk memberikan bantuan. Dalam upacara penganugerahan penghargaan, beliau mengatakan sesuatu yang saya rasa sangat menyentuh. Beliau berkata bahwa kapan pun bencana terjadi, dengan satu panggilan telepon saja, beliau bisa langsung bergerak. Ini menunjukkan semangat insan Tzu Chi,” lanjut Chiu Kuo-liang.

“Beliau turut menyalurkan bantuan bencana di seluruh dunia dan segera bersumbangsih kala dibutuhkan. Beliau digerakkan oleh kekuatan ikrarnya yang besar. Beliau memiliki ikrar yang kuat. Saya merasa bahwa karena semua inilah, Kepala RS Chien dapat meraih penghargaan kontribusi istimewa ini,” pungkas Chiu Kuo-liang.

Baik meraih penghargaan maupun tidak, yang terpenting ialah beraktivitas seperti biasa. Itulah penghargaan istimewa terbaik. Yang terpenting, kita harus bisa melampaui penghargaan. Kita harus berlapang hati, berpikiran murni, dan bersumbangsih tanpa pamrih sambil mengucap syukur. Jika bisa berbuat demikian, kita harus merasa sukacita. Haruskah kita merasa sukacita? Kita telah melakukannya.

Lihatlah Kepala RS Chien. Sebelum meraih penghargaan, beliau sangat antusias. Setelah meraih penghargaan, antusiasmenya tidak mereda. Inilah yang seharusnya membuat kita gembira. Meski demikian, kita hendaknya turut bersukacita dan mendoakannya. Demikianlah kehidupan. Beliau meraih penghargaan karena memperoleh pengakuan. Penghargaan ini bukan sekadar nama, melainkan pengakuan yang tulus dari orang-orang. Kita hendaknya merasa bangga atas hal ini. Saya juga merasa sangat sukacita.

Beliau adalah seorang dokter Tzu Chi. Penghargaan yang beliau raih ini menunjukkan bahwa misi kesehatan Tzu Chi dijalankan dengan baik. Saya juga ingin berkata bahwa Kepala RS Chien telah lama mendedikasikan diri bagi misi kesehatan kita. Sejak misi kesehatan dimulai, ya? (Sudah 35 tahun) Benar, sudah lebih dari 30 tahun, yaitu sejak kita memulai misi kesehatan. Hingga kini, beliau tetap mendedikasikan diri dengan sepenuh hati.


“Tanpa Master dan Tzu Chi, tidak akan ada diri saya yang sekarang. Tiga puluh lima tahun yang lalu, saya merasa bahwa Hualien adalah sebuah tempat yang bagus untuk mengembangkan keahlian medis kami. Namun, saya tidak memiliki kesempatan dan tidak menggenggam jalinan jodoh untuk mendekatkan diri dengan Master. Setelah saya pindah ke RS Tzu Chi Dalin, di bawah bimbingan ketua kita, saya perlahan-lahan makin memahami misi kesehatan kita dan hal-hal yang Master ingin kita lakukan. Karena itulah, saya mengambil jalan yang sangat berbeda dari teman-teman saya di dunia medis,”
kata Chien Sou-hsin Kepala RS Tzu Chi Taichung.

“Kisah demi kisah yang menyentuh adalah hakikat berdirinya sebuah rumah sakit. Di bawah bimbingan Master, kisah-kisah inilah yang membuat RS Tzu Chi berbeda dari rumah sakit lainnya. Mari kita kembali pada tekad awal kita memilih bidang medis. Dengan mengikuti Master selangkah demi selangkah, bisakah setiap orang turut melakukan sesuatu bagi bumi ini?” pungkas Chien Sou-hsin.

“Di mana pun bencana terjadi atau ada yang membutuhkan, Kepala RS Chien akan pergi ke sana tanpa ragu. Pascagempa 921, Kepala RS Chien yang saat itu berada di Hualien juga memimpin tim medis ke wilayah Taiwan Tengah untuk memberikan pengobatan gratis. Pada tahun 2005, beliau memimpin tim ke Pakistan untuk mengadakan baksos kesehatan. Saat Sichuan diguncang gempa dahsyat pada tahun 2008, beliau juga bergabung dalam gelombang pertama tim medis dan relawan yang pergi untuk merawat para korban gempa. Kami telah menghitung berapa negara yang pernah dijangkau beliau. Dari yang ada di data saja, beliau telah pergi ke 30-an negara. Ada pula sebagian yang tidak ada di data. Beliau sungguh mengagumkan,” kata Zhuang Shu-ting Wakil kepala RS Tzu Chi Taichung.

“Beliau memberikan pelayanan medis ke rumah warga setiap bulan. Selama 11 tahun mendedikasikan diri di Taichung, beliau tidak pernah berhenti bersumbangsih. Beliau juga mengajak para dokter residen muda untuk belajar memberikan pelayanan medis ke rumah warga. Beliau terjun ke komunitas dan memberikan pelayanan medis ke rumah warga serta membimbing para dokter muda untuk kembali pada tekad awal mereka,” pungkas Zhuang Shu-ting.


Para dokter kita tidak mengejar ketenaran dan keuntungan, melainkan berjuang untuk melindungi kesehatan dengan cinta kasih. Saya sering berkata bahwa untuk menjadi dokter, seseorang harus memiliki cinta kasih dan keberanian. Dokter yang tak gentar dalam bersumbangsih sungguh patut dipuji karena mereka mendedikasikan kehidupan mereka untuk menyelamatkan kehidupan pasien.

Terdapat berbagai jenis penyakit di dunia ini. Saat pandemi Covid-19 merebak, orang-orang merasa sangat takut. Hanya para dokterlah yang berani berinteraksi dengan pasien Covid-19. Pada masa-masa pandemi, saya mengadakan rapat dengan para kepala RS kita setiap hari. Setiap hari, saya berkata bahwa para tenaga medis kita harus mengenakan baju zirah untuk melawan musuh.

Pandemi menyerang dengan ganas dan para tenaga medis harus menjaga benteng dengan berani. Jika benteng tidak dijaga dengan baik, konsekuensinya sungguh tidak terbayangkan. Karena itu, kita harus bersyukur kepada para tenaga medis. Saat pandemi menyerang, mereka sangat berani. Tentu saja, keberanian, ketulusan, dan moralitas merupakan bagian dari semangat budaya humanis Tzu Chi. Semangat budaya humanis misi amal kita juga dimiliki oleh para tenaga medis kita.

Para dokter dan perawat berjaga di garis depan pada masa-masa tersulit untuk melawan virus. Ini sungguh tidak mudah. Kita semua bisa selamat dan sehat berkat para tenaga medis yang menjaga benteng. Jadi, selama beberapa waktu itu, saya selalu mengadakan rapat dengan para dokter di pagi hari. Saya selalu berkata, "Saya sangat tersentuh dan bersyukur kepada kalian yang mengenakan baju zirah untuk melindungi orang-orang."


Saya melihat mereka mengenakan alat pelindung diri. Seusai menjalankan operasi atau memeriksa pasien, mereka menanggalkan lapis demi lapis alat pelindung diri yang mereka kenakan. Pakaian mereka sepenuhnya berubah warna karena tubuh mereka bermandi keringat. Mereka menanggalkan pakaian mereka dan menaruhnya di dalam ember. Mereka bahkan bisa memeras air dari pakaian tersebut. Mereka sangat bekerja keras. Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri karena semua itu direkam. Saya telah melihatnya.

Saya tidak bisa menahan diri untuk beranjali di depan layar dan mengungkapkan rasa syukur saya. Semua ini sangat menyentuh. Kesehatan kita bisa terjaga berkat kerja keras para tenaga medis. Karena itu, setiap orang hendaknya bersyukur kepada para dokter. Memberikan penghargaan pada Kepala RS Chien adalah pilihan yang bijaksana. Semua dokter sangat bersungguh hati. Namun, Kepala RS Chien telah menunjukkan keistimewaan budaya humanis Tzu Chi.

Beliau bisa bersumbangsih sekaligus berbagi kebenaran dengan orang-orang. Jadi, memang pantas beliau meraih penghargaan tersebut. Saya juga sangat sukacita karena beliau membawa nama Tzu Chi. Beliau menerima penghargaan sebagai dokter Tzu Chi. Karena itu, saya sangat sukacita. Berjuanglah terus karena masih ada banyak penghargaan yang menantimu. Saya mendoakanmu. Terima kasih. 

Mempertahankan tekad awal untuk mendedikasikan diri di bidang medis
Para dokter Tzu Chi benar-benar bersumbangsih tanpa pamrih
Mengenakan baju zirah untuk berjuang di garis depan dengan cinta kasih dan keberanian
Dokter mewariskan semangat budaya humanis dengan cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 29 Oktober 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 31 Oktober 2023
The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -