Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Dunia dan Tekun Melatih Diri


“Dalam mewujudkan Empat Misi Tzu Chi, orang-orang dari berbagai latar belakang dan kelompok usia berjalan maju selangkah demi selangkah dengan mantap. Di dunia internasional, para relawan kita juga hadir dalam pertemuan PBB. Dalam Sidang Parlemen Agama-Agama Dunia, hadir lebih dari 200 organisasi keagamaan, tetapi Tzu Chi yang memimpin doa di acara besar tersebut. Ini berkat usaha tim Tzu Chi untuk PBB yang selama bertahun-tahun terus memperluas keterlibatan dan pengaruh kita di sana sehingga kita bisa dihormati oleh semua orang. Ini bukanlah sebuah pencapaian yang didapat secara cuma-cuma, melainkan hasil kerja keras semua orang,”
kata Yan Bo-wen Ketua badan misi amal Tzu Chi.

“Baru-baru ini, saya mengunjungi empat negara dengan mengenakan seragam biru putih dan diperlakukan dengan penuh rasa hormat. Ini merupakan hasil kerja keras insan Tzu Chi di seluruh dunia di bawah pimpinan Master. Kita harus memperkenalkan Tzu Chi kepada lebih banyak orang agar dapat menciptakan dampak sosial yang lebih besar dan mengalirkan aliran jernih ke seluruh dunia,” pungkas Yan Bo-wen.

Saya sangat terharu dan bersyukur. Empat Misi Tzu Chi telah menyebar dan mengakar kuat di Taiwan, bagai sebatang pohon besar yang tumbuh dengan akar yang dalam dan rimbun. Kita telah berjalan di Jalan Tzu Chi selama 58 tahun. Dahulu, untuk membuka jalan ini, kita menyeru semua orang untuk bergabung bersama kita. Saya benar-benar bersyukur bahwa seruan kita sangat lantang dan jelas.


Orang-orang yang berjodoh dengan kita mendengar seruan kita dan memberikan dukungan kepada kita. Mereka merespons seruan kita dengan membuka jalan dan berjalan maju bersama kita. Dengan adanya waktu dan jalinan jodoh, kita pun membuka Jalan Tzu Chi dan terus membentangkannya hingga saat ini. Kita juga melihat makin banyak orang di seluruh dunia yang bergabung dengan Tzu Chi.

Dari sebutir benih tumbuh menjadi tak terhingga dan benih Tzu Chi telah tersebar ke penjuru dunia. Jadi, di seluruh belahan Bumi dan lima benua, terdapat relawan Tzu Chi. Saya sangat bersyukur para relawan kita bersumbangsih dengan hati yang murni dan tulus. Mereka menyerap ajaran Tzu Chi ke dalam hati dengan penuh ketulusan dan mempraktikkannya secara nyata. Tanpa mengambil langkah pertama, kita tidak akan bisa melakukan praktik nyata. Dengan adanya langkah pertama dan praktik nyata, kita bisa melangkah jauh dan memperluas Jalan Tzu Chi. Selama lebih dari 50 tahun, kita benar-benar telah memperluas Jalan Tzu Chi. Jadi, saya selalu merasa bersyukur. Sebenarnya, berapa lama lagi waktu yang saya miliki?

Saya sangat bersyukur dapat melihat sekelompok relawan Tzu Chi Singapura dan Malaysia menabur benih kebajikan di tanah kelahiran Buddha berkat matangnya jalinan jodoh. Dengan demikian, mereka dapat membagikan semangat dan ajaran Buddha. Mereka telah membuka pintu Dharma di sana. Saya berharap Empat Misi Tzu Chi juga dapat diwujudkan di Nepal. Jadi, pertama-tama, kita harus mengajak orang-orang bergabung bersama kita. Kita memerlukan orang untuk menggarap ladang. Benih-benih yang kita tabur akan tumbuh menjadi pohon kecil dan kemudian tumbuh menjadi pohon besar. Untuk itu, kita harus bekerja keras untuk menjalankan misi.


Hari ini, saya telah mendengar tekad yang tulus dari para atasan dan staf badan misi kita. Dengan sepenuh hati dan tekad, mereka bersungguh hati untuk menjalankan misi kita dan menabur benih cinta kasih di Nepal. Pendidikan dibutuhkan untuk membina insan berbakat. Pendidikan merupakan sebuah proyek harapan. Saya berharap proyek harapan kita ini memiliki fondasi yang kokoh. Gedung pencakar langit pun harus dibangun dari bawah. Jadi, sekarang kita harus menguatkan fondasi agar bisa menciptakan pahala yang tak terhingga. Ketika kita bersungguh hati untuk memperbaiki kehidupan di Nepal, kita akan menciptakan pahala yang tak terhingga.

Sekarang, orang-orang di Nepal juga mempraktikkan semangat celengan bambu dengan menyisihkan uang kecil untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Orang yang sangat kekurangan pun dapat menyisihkan segenggam beras setiap harinya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, seperti yang dilakukan orang-orang di Myanmar. Melihat pemandangan di Myanmar, mereka juga menyisihkan dan mengumpulkan beras sehingga membentuk tumpukan menyerupai gunung kecil.

Berkat teknologi yang maju di zaman sekarang dan adanya terjemahan, mereka tahu tentang donasi beras dan dapat melihat sendiri himpunan segenggam demi segenggam beras yang menggunung. Mereka belajar dari orang-orang di Myanmar. Lihatlah, mereka menciptakan pahala dengan menyisihkan segenggam beras setiap harinya untuk membantu orang-orang yang lebih membutuhkan. Ini sungguh tidak mudah. Jadi, saya sangat puas dan penuh syukur.


Saya berharap semua orang dapat terus bersumbangsih dan bekerja sama dengan harmonis untuk membantu memperbaiki kehidupan warga kurang mampu di Nepal. Saya berharap kita bisa membalas budi luhur Buddha dengan berjuang demi ajaran Buddha. Saya harus membalas budi guru dan orang tua saya. Orang tua telah memberikan tubuh ini pada saya. Untuk membalas budi mereka, saya menggunakan tubuh ini untuk melakukan kebajikan di dunia. Saya juga harus membalas budi guru saya dengan berjuang demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Karena itulah, saya selalu memberikan ceramah dengan segenap hati dan tenaga.

Saya tidak memiliki tenaga untuk mendorong kereta, tetapi saya dapat menyemangati kalian dengan berkata, "Perhatikan langkahmu dan kerahkan tenagamu." Saya yakin dengan menyatukan kekuatan, kalian pasti bisa mendorong kereta hingga ke puncak Gunung Sumeru. Saya berharap semut di sudut jam saya ini dapat mendaki dengan lebih cepat. Seekor semut kecil pun harus memiliki tekad untuk mencapai sesuatu di luar kemampuannya. Dengan adanya waktu, kesabaran, dan kekuatan, seekor semut yang berada di kaki Gunung Sumeru dapat mendaki ke puncaknya suatu hari nanti. Dengan kekuatan cinta kasih, tiada yang tidak mungkin.   

Membuka Jalan Bodhisatwa dan menghimpun cinta kasih
Para relawan bersumbangsih dan mewariskan silsilah Dharma
Menebarkan benih ke segala penjuru sehingga menumbuhkan benih yang tak terhingga
Melindungi dunia dan tekun melatih diri 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 12 Oktober 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 14 Oktober 2023
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -