Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Jiwa Kebijaksanaan dan Memberi Keteladanan


“Master sering berkata bahwa jangan melupakan tahun itu, jangan melupakan peristiwa itu, dan jangan melupakan orang itu. Masa-masa melakukan persiapan untuk mendirikan sekolah sungguh sangat sulit. Berulang kali, kita berdiskusi dan melakukan perbaikan. Saat melihat foto ini, saya merasa bahwa Master menopang seluruh misi pendidikan dengan tangannya,”
kata Xiao Xiang-hua, Kepala Departemen Urusan Umum Sekolah Menengah Tzu Chi Terafiliasi Universitas Tzu Chi.

“Sebagai murid Master, kita hendaknya menerapkan ajaran Master dan filosofi pendidikan Tzu Chi dalam pendidikan kita secara nyata untuk membawa manfaat bagi setiap murid dan orang tua murid. Saya merasa bahwa guru yang mengajar di sekolah ini juga dipenuhi berkah. Dalam mendedikasikan diri untuk misi pendidikan, kita juga menemukan arah tujuan hidup serta sebuah tempat bersandar,” pungkas Xiao Xiang-hua.

Setiap hari, saat melihat dan mendengar, kita harus bersungguh hati. Jika hanya diri sendiri yang bersungguh hati, itu tidaklah cukup. Karena itulah, saya sering berkata bahwa kita harus lebih bersungguh hati. Setiap orang hendaknya lebih bersungguh hati dalam mendengar, melihat, dan berbicara. Mendengar laporan misi pendidikan hari ini, saya sungguh merasa bersyukur dan tenang.

Dahulu, saat saya ingin membangun gedung sekolah, para insan Tzu Chi memberi tahu orang-orang di berbagai tempat bahwa saya ingin membangun gedung sekolah di wilayah timur Taiwan. Jadi, setelah pembangunan rumah sakit rampung, para insan Tzu Chi mulai menggalang dana untuk pembangunan gedung sekolah.

Tadi, kita telah melihat maket gedung sekolah kita yang diletakkan di atas selembar karton. Saya mengambilnya dengan pelan dan memutarnya ke sana kemari. Kita mendiskusikan pembangunan gedung sekolah dengan mempertimbangkan kondisi jalan di sekitarnya. Karena itulah, saya mengambil maket dan memutarnya. Saya bukan melihatnya dari sisi fengsui. Saya mengangkat maket itu untuk melihat jalan di sekitarnya dan mempertimbangkan bagaimana membuka jalan. Inilah yang pernah kita lakukan.


Saya sungguh sangat bersyukur. Tanpa guru, ada gedung sekolah pun percuma. Ruang kelas yang kosong tidak ada manfaatnya. Beruntung, kita memiliki Asosiasi Guru Tzu Chi. Kepala Sekolah Li merupakan salah satu anggota Asosiasi Guru Tzu Chi. Selain itu, juga ada Tzu Ching. Kita memiliki Asosiasi Guru Tzu Chi dan Tzu Ching.

Sejak kita membangun sekolah di sini, semua orang terus mendedikasikan diri hingga sekarang. Jadi, dalam sistem pendidikan Tzu Chi, kita juga memadukan semangat, filosofi, dan ajaran Tzu Chi. Semuanya memiliki kesatuan tekad. Jadi, dalam misi pendidikan kita, semua orang bekerja sama dengan harmonis.

Yang paling berharga dalam kehidupan ialah nyawa dan yang membawa harapan terbesar ialah jiwa kebijaksanaan dari pendidikan. Misi kesehatan menyelamatkan nyawa, sedangkan misi pendidikan melindungi jiwa kebijaksanaan. Anak-anak bisa menguasai pengetahuan yang baik, juga bisa menguasai pengetahuan yang tidak baik. Kita hendaknya membangkitkan kebijaksanaan mereka.


Aksara Mandarin "kebijaksanaan" terdiri atas aksara "tahu" dan "matahari". Jadi, kebijaksanaan itu cemerlang. Cahaya matahari yang cemerlang menyinari pengetahuan kita sehingga kita tidak menyimpang ataupun kehilangan arah. Inilah kebijaksanaan. Kebijaksanaan bukan sekadar pengetahuan. Dengan pengetahuan, manusia bisa memahami hal-hal tertentu.

Meski ada hal-hal yang tidak dipahami, mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk menguntungkan diri sendiri. Jika hanya memikirkan keuntungan diri sendiri, itu sama saja mencelakakan orang lain. Karena itulah, kita membutuhkan pendidikan. Kita mengajarkan bahwa semua makhluk adalah satu kesatuan.

Ada pepatah yang berbunyi, "Kepala menyentuh langit, kaki berpijak di atas bumi." Kepala kita harus bisa menyentuh langit. Namun, langit sangatlah tinggi. Kepala kita tidak bisa menyentuhnya. Kaki kita harus berpijak di atas bumi dengan mantap. Jadi, langit sangatlah tinggi. Gunung bukan yang tertinggi. Gunung yang tertinggi sekalipun tidak dapat menyentuh langit. Akan tetapi, kaki kita harus berpijak dengan mantap agar kita tidak terjatuh.

Kita sering membahas tentang "tersesat". Dengan pengetahuan dan pemikiran yang menyimpang, perbuatan dan arah seseorang akan ikut menyimpang. Ini sangat berbahaya bagi masyarakat. Jadi, kita harus memberikan edukasi. Selain memberikan edukasi secara teori, kita juga harus memberikan teladan nyata.


Mempelajari pengetahuan tidaklah sulit. Kebijaksanaan berasal dari hati masing-masing. Dalam aktivitas sehari-hari, setiap orang memiliki kebiasaan masing-masing. Mengenai kebiasaan, saya sering berkata bahwa kebiasaan bukan baru terbentuk di kehidupan sekarang, melainkan terakumulasi dari niat dan pikiran selama berbagai kehidupan lampau.

Kita hendaknya memenuhi pikiran kita dengan kebajikan dan cinta kasih. Pada dasarnya, sifat hakiki setiap orang adalah bajik. Di tengah lingkungan yang baik, kita hendaknya mengedukasi anak-anak dengan baik agar mereka dapat mendengar dan melihat kebajikan dan secara alami bertumbuh ke arah yang baik. Contohnya, pohon kecil ini. Jika saya memindahkannya ke lahan yang luas, hingga sebesar apakah ia akan bertumbuh? Jika tetap ditanam di wadah ini, ia akan selamanya sekecil ini.

Jadi, di wadah kecil, pohonnya pun kecil. Namun, asalkan ada benih, setiap lahan akan penuh vitalitas. Seluas apakah Taiwan? Terlebih di Hualien dan Taitung, kita harus mengedukasi anak-anak dengan baik agar anak-anak dari wilayah barat Taiwan juga bersedia untuk bersekolah di wilayah timur Taiwan. Kita juga berharap insan berbakat yang kita bina di wilayah timur Taiwan dapat menjangkau dunia internasional.

Mengenang perjalanan membangun gedung sekolah
Memilih kebajikan dengan kebijaksanaan dan pikiran benar
Melindungi jiwa kebijaksanaan dan memberi keteladanan
Membina insan berbakat merupakan misi berkelanjutan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 11 Juni 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 13 Juni 2025
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -