Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Kehidupan dengan Cinta Kasih

RS Tzu Chi Dalin menginjak usia 18 tahun; bekerja sama dengan harmonis untuk terus melangkah maju; para relawan senantiasa mendukung; mewariskan ilmu pengobatan yang berkualitas.

Saya sangat bersyukur. Terakhir kali saya berkunjung kemari adalah setengah tahun yang lalu. Namun, RS Tzu Chi Dalin yang merupakan "rumah sakit di tengah sawah" semakin berkembang dengan mantap dan stabil karena ia telah menginjak usia 18 tahun. Anak berusia 18 tahun sangat energik dan produktif. Kelihatannya RS Tzu Chi Dalin juga begitu. Buah dari usaha kita sudah terlihat. Saya sangat bersyukur.


Sesungguhnya, pembangunan RS Tzu Chi Dalin juga penuh tantangan. Saat itu, sebagai bagian dari misi amal Tzu Chi, kita selalu melakukan kunjungan kasih. Setiap enam bulan sekali, saya mengunjungi para penerima bantuan. Saat berkunjung ke Chiayi, saya bertemu Shou-rong, anak dari Kepala Sekolah Wang di Taitung. Dia selalu ingin melanjutkan tekad ayahnya. Dia menjangkau tempat-tempat yang jauh dengan sepeda motornya untuk mengantarkan bantuan bulanan.

Saat itu, saya berkeliling ke seluruh Taiwan. Saat saya tiba di Chiayi, dia memimpin jalan dengan sepeda motornya. Saat itu, kondisi jalan tidak sebaik saat ini. Kita harus berputar-putar. Berkeliling di sana beberapa hari  cukup melelahkan, tetapi kita melihat orang-orang yang kekurangan dan sakit serta keluarga yang harus bergantung pada pemasukan dari kepala keluarga yang sakit. Mereka sungguh kesulitan, transportasi juga tidak memadai.


Berhubung RS Tzu Chi di Hualien telah rampung, kita mulai memikirkan fasilitas medis di wilayah Yunlin dan Chiayi. Saat itu fasilitas kesehatan masih sangat kurang. Jadi, wali kota setempat dan pejabat lainnya datang ke Hualien dan mengajukan pembangunan rumah sakit. Demikianlah jalinan jodohnya. Pembangunan ini dijalankan dengan penuh tantangan. Hari ini, saat memasuki gedung rumah sakit ini, saya melihat semua orang begitu penuh semangat. Kalian telah mendukung misi Tzu Chi dengan penuh semangat.

Saya telah mendengar cerita bagaimana kalian menjaga semangat cinta kasih di rumah sakit ini. Setiap orang sangat menyayangi rumah sakit ini. Kalian telah berjuang demi rumah sakit ini mulai dari nol hingga saat ini. Kita tidak mencari laba, melainkan kualitas. Kita mencari kualitas. Kualitas tidak berarti harus mewah atau memiliki merek bergengsi, melainkan harus memiliki keterampilan dan hati untuk menyelamatkan nyawa pasien. Ini sungguh menyentuh.


Teknologi saat ini juga sudah maju. Tenaga medis yang berkualitas harus didukung oleh fasilitas yang memadai. Saya memahami hal ini. Namun, saya sangat memuji kalian karena fasilitas sebaik apa pun tak berguna tanpa tenaga medis yang baik. Fasilitas dan peralatan yang baik harus didukung oleh keterampilan para dokter agar tidak sia-sia. Demikianlah seharusnya. Sumber daya manusia harus dibina lebih dahulu, baru didukung oleh peralatan. Saya sungguh tersentuh melihatnya.

Saya juga bertemu ayah mertua dari A-jing. Sejak membantu kita mendapatkan lahan RS, beliau terus mendedikasikan diri di Tzu Chi. Lahan rumah sakit ini memiliki luas 18 hektare. Saat itu saya berkata, "Tidak cukup, idealnya adalah 20 hektare." Beliau pun berusaha memenuhinya. Beliau dan istrinya selalu mendukung A-jing untuk bersumbangsih di Tzu Chi. Mereka juga mendukung saya. Saat proyek pembangunan dimulai, beliau sering membuat teh tebu bagi para seniman bangunan sampai rumah sakit rampung dan diresmikan.


Hari ini saya bertanya padanya, "Apakah Anda membuat teh hari ini?" Dia menjawab, "Ya, kami berdua sudah berangkat sekitar pukul tiga untuk membuat teh cincau." Selama lebih dari 20 tahun ini, mereka terus berdedikasi. Kini kondisi fisik mereka tidak seperti dahulu.

Kini usia mereka juga telah lanjut, terutama istrinya. Pikirannya masih jernih, hanya saja tubuhnya sudah membungkuk. Saat terakhir kali saya datang berkunjung, beliau masih tegak, tetapi sekarang sudah berbeda. Kehidupan manusia tidaklah kekal. Usia memang tidak mengalah pada manusia. Kebahagiaan juga tidaklah kekal. Jadi, kita semua harus mawas diri.

Singkat kata, penyakit dan usia tua merupakan penderitaan. Jadi, saya berharap para dokter kita dapat membantu saya untuk merawat para lansia. Mereka hidup sendirian dengan tubuh yang tidak leluasa bergerak. Batin mereka kosong. Para relawan lansia Tzu Chi masih memiliki saudara se-Dharma yang memperhatikan. Namun, para lansia di masyarakat sungguh membutuhkan perhatian. Jadi, pendampingan jangka panjang harus dijalankan dengan baik. Saya turut merasakan perasaan mereka.


Begitu pula dengan saudara se-Dharma kita. Mereka telah banyak bersumbangsih. Jadi, kita bertanggung jawab untuk merawat mereka. Inilah kenyataan yang saya lihat dalam perjalanan kali ini. Kini giliran kita untuk bersumbangsih. Dahulu, mereka bersumbangsih tanpa kenal lelah bagi kita. Berkat mereka, kini kita telah memiliki fasilitas kesehatan yang lengkap. Kini giliran kita yang membalas budi para relawan senior dan lansia. Inilah saatnya bagi kita untuk membalas budi.

Saya berharap badan misi kesehatan Tzu Chi dapat memikul tanggung jawab untuk melindungi kehidupan, melindungi kesehatan, dan melindungi cinta kasih. Terima kasih. Hari ini RS Tzu Chi Dalin sungguh membuat saya merasa tenang. Terlebih lagi, saat berkeliling dua kali, saya melihat beragam stan di sini. Ada kerajinan tangan, ada musik yang indah. Saya juga melihat anak-anak yang sudah tumbuh besar. Mereka yang sebelumnya masih digendong, kini sudah dapat memperlihatkan seni bela diri Kendo.

Singkat kata, di sini kita memiliki berbagai pertunjukan kesenian. "Rumah sakit di tengah sawah" ini adalah sebuah keluarga besar. Setiap orang di sini memiliki talenta masing-masing dan dapat bersumbangsih sesuai bidangnya. Semua orang memiliki cara untuk membawa kebahagiaan dalam keluarga besar ini. Ini sungguh luar biasa. Saya sungguh berterima kasih karena kalian telah menghargai keluarga besar ini.

Mengenang masa-masa saat menjalankan kunjungan kasih

Membangun rumah sakit sesuai jalinan jodoh dan kebutuhan

Para dokter humanis yang terampil menyelamatkan kehidupan

Bersumbangsih bagi para lansia dan memperpanjang jalinan kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Juli 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie

Ditayangkan tanggal 23 Juli 2018
Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -