Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Kesehatan dengan Kekuatan Cinta Kasih


Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun yang diadakan setiap tahun, saat membagikan angpau, saya terus memikirkan detik demi detik yang telah berlalu. Meski satu detik tidak terasa penting dalam kehidupan sehari-hari kita, tetapi jika direnungkan dengan saksama, detik-detik inilah yang membentuk waktu. Karena itu, kita harus menghargai waktu.

Tahun pertama berdirinya Tzu Chi adalah tahun yang hening bagi saya. Saat itu, praktik mendonasikan 50 sen setiap hari terus disebarkan dari orang ke orang sehingga semua pedagang di pasar juga menghemat 50 sen untuk didonasikan setiap hari. Praktik celengan bambu yang sederhana ini dapat dijalankan oleh semua orang. Jadi, saya sangat bersyukur.

Berkat praktik celengan bambu, barulah Tzu Chi dapat menjangkau seluruh dunia. Ini berawal dari sebersit niat yang sangat sederhana. Dengan mendonasikan 50 sen, orang-orang akan membangkitkan niat untuk menolong sesama setiap hari. Hingga kini, kita hendaknya tetap ingat bahwa Tzu Chi berawal dari donasi kecil banyak orang.

Akumulasi donasi kecil banyak orang dapat membentuk kekuatan cinta kasih besar. Dengan kesungguhan hati dan cinta kasih, kita mengerahkan kekuatan untuk bersumbangsih. Berkat kekuatan cinta kasih, misi kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis kita bisa dijalankan dengan baik, terlebih misi kesehatan.

Kehidupan sangatlah penting. Usia tua dan penyakit tidak bisa dihentikan. Hanya penanganan medis yang dapat meringankan penderitaan ini. Namun, usia tua, penyakit, dan kematian tetap tidak terhindarkan. Karena itu, kita harus menggenggam kehidupan untuk melakukan hal-hal yang tidak menimbulkan penyesalan dalam hidup kita. Yang lebih penting lagi, kita harus menginventarisasi kehidupan masing-masing.


Saya menginventarisasi kehidupan sendiri setiap hari. Sejak kecil, saya bertekad untuk meninggalkan keduniawian. Saya juga berpikir tentang apa yang ingin saya lakukan setelah meninggalkan keduniawian. Seiring dengan matangnya jalinan jodoh, saya pun mewujudkan apa yang ingin saya lakukan.

Dahulu, saya tidak berani membahas hal ini. Namun, pada usia saya ini, saya merasa sudah waktunya untuk menyampaikannya. Saya telah melakukan apa yang ingin saya lakukan. Saya telah merampungkan Empat Misi Tzu Chi untuk menolong yang kurang mampu dan jatuh sakit serta mendirikan rumah sakit dan sekolah. 

Empat Misi Tzu Chi sungguh telah dirampungkan. Setelah merampungkannya, saya melakukan inventarisasi dan mendapati bahwa para kepala RS, dokter, perawat, dan staf administrasi tahu bahwa mereka berada di lingkungan Tzu Chi. Apakah semangat dan misi Tzu Chi? Cinta kasih. Jadi, semua staf rumah sakit berpegang pada cinta kasih.

Setiap rumah sakit kita sama. Dalam perjalanan saya, saya mendengar para tenaga medis kita berbagi kisah. Saya bisa melihat mereka berinteraksi dengan baik dan penuh cinta kasih. Setiap rumah sakit kita seperti ini dan membuat saya sangat tenang. Hal yang patut disyukuri sangatlah banyak.

Orang-orang yang kekurangan dan kesulitan sangat membutuhkan misi amal. Untuk menjalankan misi amal, kita perlu menghimpun tetes demi tetes donasi. Saat memulai ceramah saya, saya sudah berkata bahwa 50 sen dari uang belanja sangatlah penting. Ini bukan tentang berbelanja.

Sesungguhnya, saat pergi ke pasar, kita dapat berbagi semangat menyisihkan 50 sen dengan para pedagang agar mereka juga dapat melakukan hal yang sama. Kini, jika setiap orang dapat menyisihkan 5 atau 10 dolar NT setiap hari, kita dapat menolong orang-orang di seluruh dunia.


Bodhisatwa sekalian, saya hanya bisa menyampaikannya secara sederhana. Jika memiliki waktu luang, saksikanlah Da Ai TV setiap hari. Saat memiliki waktu luang, kalian juga bisa memberi tahu pasien, "Di Taiwan, kita menjalani kehidupan yang sangat baik. Kalian hendaknya menyaksikan Da Ai TV."

Di setiap kamar pasien kita terdapat televisi dan saluran Da Ai TV menyiarkan berita dari seluruh dunia. Dengan demikian, mereka akan menyadari dan menghargai berkah. Setiap orang memiliki sebab dan kondisi untuk menciptakan berkah bagi orang banyak. Saya bersyukur kepada para staf rumah sakit dan relawan yang menghimpun kekuatan cinta kasih.

Kami berikrar untuk membuat cinta kasih seluruh staf terhadap pasien menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Demikianlah kami memperdalam jalinan kasih sayang antara dokter dan pasien. Kami berikrar untuk membimbing seluruh staf agar selamanya memiliki cinta kasih terhadap Master seperti Kepala Departemen Wu Hong-bin. Kami berikrar untuk membimbing seluruh staf agar memiliki hati yang sama seperti para relawan, dapat mendalami hati Buddha dan tekad guru, serta menjadikan tekad guru sebagai tekad sendiri.”


Saudara sekalian, dengan mengerahkan cinta kasih yang tulus untuk pasien yang menderita, bahkan semua makhluk yang menderita, bukankah kalian telah menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri? Bukankah mengasihi semua makhluk telah kalian anggap sebagai tanggung jawab kalian? Kita mengemban tanggung jawab untuk mengasihi semua orang di seluruh dunia. Inilah yang selamanya ingin saya pelajari dan akan selalu saya syukuri.

Di rumah sakit, kalian telah melihat penderitaan akibat penyakit. Kalian menghibur mereka dengan lembut dan memotivasi mereka dengan penuh cinta kasih sehingga mereka dapat mendongakkan kepala, membusungkan dada, dan tersenyum kepada para dokter dan perawat. Bukankah ini merupakan balasan terbaik? Jadi, saya sangat bersyukur.

Meski telah meninggal dunia, Hong-bin tetap selalu bersama kita. Saya berharap para dokter dan perawat kita dapat menghimpun cinta kasih dalam rumah sakit kita untuk mengasihi dan menjaga para pasien yang menderita. Kekuatan cinta kasih hendaknya terus dihimpun hingga berlipat ganda dari satu menjadi sepuluh, seratus, bahkan seribu. Asalkan kita mengemban misi dengan cinta kasih, saya yakin bahwa misi kesehatan di Taichung pasti bisa dijalankan dengan sangat baik.

Menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakan satu detik pun
Mempertahankan tekad awal dan menghimpun jalinan jodoh baik
Memperlakukan pasien bagai keluarga sendiri dan meringankan penderitaan mereka
Melindungi kesehatan dengan kekuatan cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 01 Desember 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 03 Desember 2025
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -