Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Pilar Penyangga Masa depan

“Dengan penuh cinta kasih, Tzu Chi membantu merenovasi Sekolah Menengah Gaotai. Bulan September 2013, tim pembangunan Tzu Chi datang menyurvei Sekolah Menengah Gaotai. Dalam waktu singkat, yakni di bulan Februari 2014, Tzu Chi menandatangani perjanjian kerja sama dengan Menteri Pendidikan. Tanggal 27 Oktober tahun lalu, Tzu Chi menggelar upacara peletakan batu pertama untuk pembangunan lima sekolah di Pingdong. Pada tanggal 10 Desember, proyek rekonstruksi Sekolah Menengah Gaotai dimulai. Kini satu tahun sudah berlalu. Kami sangat berterima kasih atas bantuan Tzu Chi. Kami juga sangat bersyukur atas cinta kasih dan welas asih Master Cheng Yen yang telah membantu merenovasi Sekolah Menengah Gaotai tanpa memiliki pamrih. Kami segenap guru dari Sekolah Gaotai sangat berterima kasih kepada Tzu Chi yang telah membongkar semua bagian gedung sekolah yang sudah lapuk dan tidak aman dan merenovasinya hingga menjadi baru. Kini boleh dibilang bahwa semua guru dan siswa di sekolah kami sangat menantikan hari rampungnya pembangunan sekolah kami,” ujar Yin Yong-sheng, Kepala Sekolah Menengah Gaotai.

“Saya sangat senang karena dapat bergabung dengan Sekolah Menengah Nei Pu tahun lalu. Di saat murid kami bertemu kesulitan, lewat guru di sekolah kami, kami menghubungi kakak-kakak Tzu Chi. Mereka pun langsung datang membantu kami. Awalnya, kesan saya terhadap mereka

tidak terlalu dalam. Namun, selama tahun ini, setiap kali pergi ke lokasi pembangunan, saya melihat sedikit demi sedikit progres pembangunan. Tiba-tiba saya menyadari bahwa gedung sekolah ini bukan datang dengan sendirinya. Ia bukan muncul dengan sendirinya, melainkan karena adanya Master Cheng Yen dan kakak-kakak Tzu Chi yang bersumbangsih dengan cinta kasih tanpa pamrih. Kalian rela berkontribusi demi membantu kami. Mungkin pada awalnya kami tidak menyadari berkah yang dimiliki, tetapi kini kami sudah tahu dan paham. Di sini, saya mewakili Sekolah Menengah Nei Pu beserta para guru, murid, dan orang tua murid mengucapkan terima kasih kepada Master Cheng Yen dan kakak-kakak Tzu Chi. Terima kasih,” pungkas Song Ming-chi, Kepala Sekolah Menengah Nei Pu.

“Dalam proyek rekonstruksi kali ini, hampir seluruh bagian gedung sekolah kami dibongkar. Kini gedung sekolah kami berdiri dengan tampilan baru yang sangat indah. Guru, orang tua murid, dan warga di komunitas sangat memuji kerja keras kalian. Saya sangat berterima kasih karena memiliki kesempatan ini untuk memberi hormat tanda terima kasih kepada kalian semua,” tutur Chen Chao-xian, Kepala Sekolah Menengah Kung Cheng.

Kita mendengar tiga kepala sekolah perwakilan dari lima kepala sekolah keluar untuk mengungkapkan rasa syukur mereka. Sesungguhnya, kita menggarap proyek rekonstruksi lima gedung sekolah ini demi mengurangi dampak bencana. Ini karena kelak bencana di dunia akan semakin kerap terjadi dan semakin ekstrem. Semakin lama kekuatan bencana semakin kuat. Karena itu, saya sangat khawatir.

Tahun lalu, saya teringat pada Pingdong. Saya tahu bahwa beberapa sekolah di Pingdong sudah sangat tua. Saya juga meminta staf dari divisi pembangunan Tzu Chi untuk menyurvei diam-diam. Mereka juga mengambil foto untuk memperlihatkan kepada saya bahwa ada beberapa sekolah yang batang bajanya bahkan sudah keliatan. Ada pula sekolah yang terlihat sangat berbahaya untuk digunakan.

Saat berkunjung ke Pingdong pada bulan Juni lalu, saya berkata kepada bupati saat itu, Bapak Tsao bahwa ada beberapa sekolah yang perlu segera direnovasi. Saya meminta beliau untuk menulis surat resmi kepada Tzu Chi guna meminta bantuan renovasi sekolah. Dengan demikian, kita dapat menggarap proyek rekonstruksi tersebut. Di bulan Juni itu juga, Bupati Tsao menerima saran saya. Begitu menerima surat resmi, staf divisi pembangunan kita segera bergerak mencari arsitek untuk menggambar cetak biru.

Di bulan Agustus, proyek rekonstruksi kita sudah dimulai. Hingga kini baru satu tahun berlalu. Tadi, kepala sekolah dari lima sekolah memberi tahu saya bahwa proyek rekonstruksi sudah hampir rampung. Progres proyek itu sudah mencapai 90 persen. Mungkin usai liburan musim dingin di bulan Februari, anak-anak sudah dapat menggunakan ruang kelas baru. Saya sangat terhibur mendengarnya.

Tentu saja, saya juga sangat berterima kasih. Saya sangat berterima kasih atas dedikasi semua relawan Tzu Chi, terutama relawan Tzu Chi di Pingdong. Pascagempa 21 September 1999, kita membantu pembangunan 50 gedung sekolah. Kali ini, kita membantu merenovasi 5 gedung sekolah di Pingdong. Pascagempa 21 September 1999, kita membangun 50 gedung sekolah. Kita juga menghabiskan 2 tahun lebih untuk menggarap proyek tersebut untuk menggarap proyek pembangunan 50 gedung sekolah. Kali ini, kita menghabiskan 1 tahun lebih untuk merenovasi 5 gedung sekolah. Ini menunjukkan kesungguhan hati setiap orang demi lebih cepat merampungkan proyek rekonstruksi sekolah agar anak-anak dapat belajar dengan tenang dan para guru dapat mengajar di ruang kelas yang aman.

Tadi saya juga berkata kepada kepala sekolah bahwa Tzu Chi bersumbangsih tanpa memiliki pamrih. Yang kita harapkan hanyalah kesungguhan hati para guru untuk mengajarkan anak-anak tentang pendidikan hidup. Selain mengajarkan pengetahuan, guru juga hendaknya mengajarkan tata krama dalam keseharian kepada anak-anak. Ini sangat penting. Tentu saja, ini membutuhkan dukungan orang tua murid. Orang tua murid hendaknya memberi dukungan kepada pihak sekolah.

Saya sangat berharap selain pendidikan moralitas dan tata krama, anak-anak juga diajarkan pentingnya melestarikan lingkungan. Semoga anak-anak dapat membawa pendidikan ini ke rumah. Dengan demikian, setiap keluarga tahu untuk menjaga kebersihan barang daur ulang dan sudah memilahnya di rumah masing-masing sebelum membawanya untuk didaur ulang. Inilah pendidikan dalam kehidupan. Kita harus hidup bersahaja, hidup hemat, dan menunaikan kewajiban. Di masa sekarang ini, kita tidak boleh kekurangan pendidikan seperti ini. Tentu saja dibutuhkan kebijakan kepala sekolah dan kesungguhan hati para guru agar para murid dapat menerima didikan. Semua itu membutuhkan cara.

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Begitu pula dengan masa pendidikan anak. Karena itu, kita harus menggenggam waktu dengan baik. Semoga usai liburan musim dingin, pembangunan sekolah rampung sehingga anak-anak dapat belajar di lingkungan sekolah yang baru dan aman. Dari proyek rekonstruksi ini, kita dapat melihat batang baja yang digunakan sangat besar. Ini menunjukkan kesungguhan hati. Setiap orang berusaha untuk melindungi anak-anak yang merupakan tiang penyangga masa depan. Kita berharap anak-anak itu dapat aman dan selamat serta dapat menerima pendidikan yang baik.

Sigap dalam menjalankan proyek rekonstruksi untuk mengurangi dampak bencana

Bergotong royong untuk melindungi pilar penyangga masa depan

Mengajarkan pendidikan hidup dan moralitas kepada anak-anak

Menerapkan kebiasaan menjaga kebersihan barang daur ulang mulai dari sumbernya

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 10 Desember 2015

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 08 Desember 2015

 

Giat menanam kebajikan akan menghapus malapetaka. Menyucikan hati sendiri akan mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -