Ceramah Master Cheng Yen: Memahami Kebenaran Meski Hidup dalam Kelimpahan

“Saya pernah memelihara lima ribu ekor babi untuk dijual ke Jepang. Saat itu usaha saya paling menguntungkan. Mendengar Master berkata bahwa semua makhluk ada kemungkinan adalah keluarga kita di masa lampau sehingga kita seharusnya berhenti membunuh, saya merasa takut. Saya terus berpikir dan merasa tidak ingin lagi meneruskan usaha ini. Jadi, saya mulai menutup usaha saya mulai dari yang eceran sampai partai grosir,” tutur Chen Bao-mei, relawan Tzu Chi.

“Sejak bergabung dengan Tzu Chi dan mendengar ajaran Master, saya selalu merasa bertobat atas apa yang saya lakukan di masa lalu. Entah bagaimana saya menebusnya. Di perusahaan, saya mengajak semua orang untuk bervegetaris dua kali dalam seminggu. Ini adalah wujud pertobatan atas ketidaktahuan saya di masa lalu sehingga banyak membunuh. Dengan bertambahnya satu orang vegetarian, berarti mengurangi pembunuhan satu makhluk hidup,” lanjut Chen Bao-mei.


“Nyonya bos kami menggaungkan vegetarisme sudah bertahun-tahun. Beliau juga berharap kami ikut menjalankan yang Master galakkan, yakni makan cukup 80 persen kenyang dan menyisihkan 20 persennya untuk membantu orang. Jadi, setiap hari Senin dan Jumat, Nyonya akan menjalin jodoh dengan kami dengan mentraktir kami makan makanan vegetaris,” ungkap He Mei-hui, karyawan Chen Bao-mei.

Mendengar orang-orang ingin bervegetaris, saya sangat terharu. Saya sering berpikir bahwa nafsu keinginan manusia selamanya tidak pernah tercukupi. Contohnya dalam hal makan. Sebanyak apa pun kita makan, meski lebih dari tiga kali dalam sehari, tetap saja tidak pernah memuaskan nafsu sebuah lubang di bawah hidung kita.


Apa yang dimaksud lubang di bawah hidung? (Mulut) Jadi, mulut ini selamanya tidak pernah merasa cukup dan selalu mengejar cita rasa. Nafsu makan tak pernah terpuaskan. Namun, kita harus tahu berapa banyak makhluk hidup dikorbankan untuk dijadikan makanan manusia. Setelah dimakan, berapa lama semua itu bertahan dalam lambung kita? Saat makanan kita telan, apakah cita rasa masih dapat dibedakan? Tidak ada lagi cita rasa ketika makanan sampai pada lambung dan usus.

Struktur tubuh kita sangat luar biasa. Sistem pencernaan kita sangat kompleks. Setelah makanan dicerna dengan baik, nutrisi akan disalurkan ke berbagai bagian tubuh. Pencernaan yang tidak baik akan memicu berkembangnya kuman penyakit yang pada dasarnya sudah ada dalam tubuh kita. Di dunia ini ada orang baik dan orang jahat. Begitu pula pada tubuh kita, ada bakteri baik dan bakteri jahat. Kita tidak mungkin tidak menyerap nutrisi untuk tubuh kita. Namun, jika pencernaan tidak baik dan memicu berkembangnya bakteri jahat, maka tubuh ini akan sakit.


Dapat hidup sehat merupakan berkah. Jadi, mendengar orang-orang bertekad untuk bervegetaris, saya juga sangat tersentuh. Saya tersentuh karena mereka bersedia menjalankan yang sulit dijalankan. Menjadi seorang vegetarian tidaklah mudah. Tanpa tekad yang kuat, ini tak akan berhasil. Setelah kita bertekad dan menjalankannya, manfaatnya sangat banyak bagi tubuh kita. Jadi, bervegetaris sungguh mengagumkan. Selain itu, berbuat baik juga merupakan hal yang membuat tubuh dan batin sehat.

Segala sesuatu berawal dari pikiran. Pikiran dapat membangkitkan niat baik. Sebersit niat baik dapat mewujudkan surga di dunia ini. Kalian semua tahu tentang surga, yaitu alam dewa yang penuh berkah, kemakmuran, dan umur panjang. Makhluk di sana diliputi kenikmatan, usia panjang, dan kelimpahan materi.


Surga di dalam ajaran Buddha, sesungguhnya tidak perlu dibayangkan sebagai tempat di luar alam manusia yang tidak bisa kita lihat. Sesungguhnya, di alam manusia juga ada surga. Saat memiliki berkah di alam manusia, kita bisa menikmati banyak buah karma baik. Selain itu, juga bisa berusia panjang dengan anak cucu yang berbakti; keluarga rukun dan usaha lancar. Seumur hidup, puluhan atau seratus tahun, kita selalu dipenuhi kebahagiaan. Orang seperti ini juga ada dan bisa kita lihat. Namun, mengenai berkah di alam manusia, bukan hanya orang berada yang bisa menciptakan berkah. Orang berada bisa menikmati berkah, tetapi belum tentu dapat menciptakan berkah.

Banyak orang yang meski penuh berkah, tetapi tidak rela berbagi sedikit untuk membantu orang lain. Mereka bahkan menghalangi orang lain untuk berbuat baik. Sering kita dengar ungkapan berbunyi, "Orang berada lebih sulit untuk beramal karena  jika menyumbang sedikit, mereka merasa malu; jika menyumbang banyak, mereka tidak rela." Jadi, lebih sulit bagi orang berada untuk menciptakan berkah. Kita sering berkata, "Sulit bagi orang kaya untuk mempelajari jalan kebenaran; sulit bagi orang kaya untuk menciptakan berkah." Kehidupan mereka seperti di surga.


Menurut ajaran Buddha, makhluk alam surga hanya menikmati buah karma baik yang mereka tanam pada kehidupan lampau. Oleh sebab itu, mereka terlahir di alam surga. Berhubung hanya menikmati berkah dan umur panjang, mereka tidak menyadari kebenaran lain selain kenikmatan. Mereka juga tak berminat untuk memahaminya. Mereka hanya tahu menikmati berkah, tiada yang lain. Mereka hanya menikmati kenikmatan duniawi. Mereka tidak ingin mempelajari ajaran Buddha. Jadi, banyak prinsip kebenaran yang tidak mereka pahami. Jadi, ada sebagian orang yang saat melihat orang lain menderita, merasa itu tak ada hubungannya dengan diri mereka. "Penderitaan itu adalah urusannya sendiri. Menikmati berkah adalah hak saya." Jadi, mereka hanya memikirkan diri sendiri dan tidak peduli pada orang lain. Namun, orang yang memahami kebenaran akan memahami adanya karma kolektif.

Semoga kita semua dapat saling mendukung untuk mendedikasikan diri di Tzu Chi. Mazhab Tzu Chi dijalankan di masyarakat dengan mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Tentu, kita semua terus menyelami Dharma. Ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran. Kita harus mempraktikkan kebenaran ini sehingga di dalam kehidupan kita, kita dapat membantu orang lain di masyarakat.  

Nafsu keinginan bagaikan jurang tanpa dasar

Menjalin jodoh baik dan melindungi kehidupan dengan bervegetaris

Memahami kebenaran meski hidup dalam kelimpahan

Mempraktikkan Empat Pikiran Tanpa Batas di tengah masyarakat

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 8 Juni 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 10 Juni 2018

Editor: Metta Wulandari
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -