Ceramah Master Cheng Yen: Memancarkan Cahaya Kebijaksanaan dan Cinta Kasih


“Saat berkunjung ke Perkebunan Cinta Kasih Zhixue, saya sangat kagum kepada para relawan yang mendedikasikan diri di sana. Misi mereka hanya satu, yaitu menjaga perkebunan itu. Semangat mereka patut kita pelajari,”
kata Yu Xiu-yun, relawan Tzu Chi.

“Semua ajaran Master yang kami pelajari di sini dari para bhiksuni Griya Jing Si akan kami praktikkan di negara asal kami. Kami akan melakukan hal yang ingin Master lakukan. Meski dalam proses ini kami akan menghadapi tantangan dan kesulitan, kami tetap akan saling mendukung sebagai mitra bajik. Kami yakin bahwa meski kekuatan setiap orang sangat kecil, asalkan berusaha semaksimal mungkin, kami pasti bisa mewujudkan hati Buddha dan tekad Guru,” kata Zheng Su-ping, relawan Tzu Chi.

Saya yakin bahwa kalian telah membangun tekad dan ikrar agung untuk mendedikasikan diri di dunia bagi orang-orang yang menderita. Ada orang yang kaya materi, tetapi miskin batin, ada pula yang miskin materi, tetapi kaya batin. Kalian harus menjangkau mereka yang kaya materi, tetapi miskin batin.

Mereka mungkin hidup di tengah kelimpahan materi, tetapi batin mereka terasa hampa. Mereka mungkin belum memiliki jalinan jodoh untuk menyadari keluhuran di tengah kekayaan mereka. Sesungguhnya, mereka juga memiliki keluhuran. Hanya saja, mereka tidak berkesempatan untuk mengembangkan keluhuran di tengah kekayaan guna bersumbangsih bagi dunia. Jalinan jodoh mereka belum matang.


“Pada tahun 2016, saya menyadari bahwa meski sibuk dengan pekerjaan, saya tetap merasa hampa. Saat itu, saya berpikir, ‘Saya hendaknya mencari arah hidup baru.’ Lalu, saya melihat penyaluran bantuan bencana internasional Tzu Chi dan para mitra bajik mulai menghampiri saya,”
kata Lin Pei-zhen, relawan Tzu Chi.

Ada pula yang miskin materi dan miskin batin. Mereka mungkin berkeluh kesah setiap hari atau membangkitkan pikiran yang tidak benar. Ini akan menciptakan makin banyak karma buruk. Sebersit pikiran yang menyimpang membuat mereka senantiasa diliputi noda dan kegelapan batin sehingga sangat menderita. Orang yang sangat menderita sulit untuk memperoleh kedamaian sejati dan kesempatan untuk melangkah maju.

Insan Tzu Chi sangat beruntung. Sebagian insan Tzu Chi tidak kaya materi, tetapi memiliki kelapangan hati seluas alam semesta dan kaya akan cinta kasih. Mereka juga sangat bijaksana sehingga dapat mengerahkan cinta kasih berlandaskan kebijaksanaan. Bagaimana kita menolong orang yang menderita? Di seluruh dunia dan komunitas kalian, orang yang menderita terdapat di mana-mana. Bagaimana kita menolong mereka?

Kekuatan satu orang sangat kecil dan yang bisa dilakukan pun terbatas. Karena itulah, kita bergabung dengan Tzu Chi. Tzu Chi adalah sebuah organisasi. Semua orang dapat menghimpun kekuatan. Saat bertemu dengan orang yang membutuhkan atau menerima laporan, kita menyurvei kesulitan mereka dan menghimpun kekuatan untuk membantu mereka.


Saya berharap kita dapat terus menggalang Bodhisatwa dunia. Saat menyurvei kondisi orang yang membutuhkan dan mendapati bahwa ada anak atau kerabat mereka yang sesungguhnya mampu untuk membantu mereka, tetapi tidak melakukannya karena alasan tertentu, kita hendaknya mengembangkan kebijaksanaan untuk memuji dan memotivasi mereka kembali mempererat jalinan kasih sayang.

Buddha datang ke dunia ini dan menggunakan berbagai metode untuk membimbing semua makhluk. Untuk membimbing dan mentransformasi penderitaan orang-orang, kita harus mengembangkan kebijaksanaan. Karena itulah, kita harus belajar. Di dunia ini, semua orang harus belajar. Bagaimana cara kita mentransformasi penderitaan orang-orang?

Setelah kita menjangkau orang-orang yang terlibat konflik keluarga dan sebagainya, mereka dapat mengubah pola pikir mereka. Kini, mereka dapat kembali hidup harmonis, berbakti, dan mencurahkan kasih sayang. Ada banyak kisah seperti ini yang dapat menginspirasi orang mengembangkan kebijaksanaan. Inilah Dharma.


Seiring berjalannya waktu, semua orang, hal, dan materi yang kita hadapi membuat pengetahuan kita terus berkembang. Kita hendaknya mentransformasi pengetahuan menjadi kebijaksanaan. Saya sering memuji kebijaksanaan pencipta aksara Mandarin. Jika aksara "pengetahuan" ditambahkan aksara "matahari" di bawahnya, akan membentuk aksara "kebijaksanaan". Ini adalah perpaduan cinta kasih dan kecemerlangan.

Bijaksana berarti memiliki hati yang lapang. Kebijaksanaan adalah cahaya dan kecemerlangan yang abadi. Perpaduan cahaya dan kecemerlangan, inilah kebijaksanaan yang sesungguhnya. Semua orang di dunia ini harus belajar. Sebelum datang ke dunia ini, selama berbagai kehidupan lampau, Buddha telah belajar, berikrar, dan melakukan praktik nyata. Ini terjadi sejak berkalpa-kalpa yang lalu.

Para Buddha dan Bodhisatwa adalah makhluk berkesadaran. Demi membimbing umat manusia, Mereka datang ke dunia dari kehidupan ke kehidupan untuk menunjukkan masalah di dunia. Seiring waktu, masalah yang dihadapi dalam interaksi antarmanusia menjadi pengalaman Mereka. Mereka menggunakan pengalaman masing-masing untuk menyebarkan Dharma demi membimbing semua makhluk. Kita harus mempelajari dan mempraktikkannya.

Kalian dapat kembali ke sini, saya sangat sukacita. Terlebih lagi, kalian benar-benar kembali demi Dharma. Kalian hendaknya senantiasa mengemban tanggung jawab untuk memikul bakul beras bagi dunia. Baik, saya bersyukur dan mendoakan kalian.

Membangun tekad dan ikrar untuk bersumbangsih demi orang yang menderita
Terjun ke tengah masyarakat untuk mentransformasi kegelapan batin
Melatih batin lewat masalah yang dihadapi dan mengembangkan kebijaksanaan
Menyelamatkan semua makhluk dengan cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 02 Agustus 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 04 Agustus 2025
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -