Ceramah Master Cheng Yen: Memanfaatkan Kehidupan untuk Menjalin Jodoh Baik

“Biasanya harus mengemudi berapa lama untuk datang ke kantor Tzu Chi?”

“Satu setengah jam,” jawab Peng Hui-yu, relawan.

“Hari ini mengemudi berapa lama?”

“Dua jam,” kata Peng Hui-yu, relawan.

“Saat melihat turun hujan, apakah Anda berpikir untuk beristirahat di rumah?”

“Tentu saja tidak. Peng Hui-yu, relawan.

“Karena tidak menerima pemberitahuan, saya merasa bahwa pasti tetap buka. Jadi, saya datang seperti biasanya,” tutur Zhang Ci Jin, relawan Tzu Chi.

“Karena khawatir penerima bantuan kita tergelincir, hari ini, kita mengubah cara kita. Setelah mengemas makanan, kita mengantarkannya ke luar agar mereka bisa pulang setelah teken. Waktu pembagian makanan juga dipercepat. Jika mereka datang sekarang, kita akan langsung membagikan makanannya,” ujar relawa Tzu Chi.

“Saya menyukai tempat ini. Saya merasa tempat ini sangat menyenangkan. Saya menghargai cinta kasih para relawan, makanan, dan doa yang dilakukan setiap kali sebelum pembagian makanan,” kata seorang warga.

doc tzu chi indonesia

Kita bisa melihat dunia yang penuh kehangatan. Ini merupakan perhatian yang tulus. Seperti yang diulas dalam Sutra Bunga Teratai, setiap kali, saat Buddha membabarkan Dharma dan orang-orang dipenuhi sukacita, maka akan turun hujan bunga surgawi. Bunga-bunga itu adalah bunga yang lembut, menyenangkan, dan turun tepat waktu. Bagi para penerima bantuan, dengan makanan yang diterima, mereka dapat bertahan hidup selama seminggu. Harapan mereka selama seminggu terdapat dalam makanan itu. Mereka tidak perlu menunggu lama untuk mengambil makanan dan bisa segera pulang ke rumah setelah mengambilnya.

Dengan penuh kehangatan dan kelembutan, kita memberikan bantuan yang dibutuhkan tepat pada waktunya. Bukankah ini bagaikan bunga yang lembut, menyenangkan, dan turun tepat waktu? Relawan kita mengatasi kesulitan mereka agar mereka bisa menjalani hidup dengan tenteram. Di mana pun berada, insan Tzu Chi selalu bersumbangsih bagi makhluk yang menderita.

Contohnya di Cile. Kita semua tahu bahwa terjadi pergolakan di masyarakat Venezuela. Karena itu, ada sepasang suami istri yang mengungsi dari Venezuela ke Cile bersama anak-anak mereka.  Mereka kesulitan untuk mengontrak rumah. Tuan rumah lalu melaporkan kondisi mereka kepada insan Tzu Chi.

“Saya paling mengkhawatirkan putri saya. Dia sedang hamil tiga bulan. Kami datang ke sini bukan demi berwisata, melainkan karena kondisi hidup yang sulit,” kata seorang penerima bantuan.

Insan Tzu Chi segera mengantarkan perabot rumah tangga bekas ke rumah kontrakan mereka dan membantu menyusunnya.

doc tzu chi indonesia

“Saya tidak tahu harus berkata apa. Orang-orang yang tidak saya kenal mengantarkan begitu banyak barang. Saya harap kalian tidak berhenti di sini,” tambahnya.

“Tenang saja, kami akan datang lagi. Kami akan mengantarkan seragam dan alat tulis untuk putramu,” kata Wu Hui-lan, relawan Tzu Chi.

Mereka sangat kekurangan. Sang istri adalah seorang guru dan sang suami adalah fisioterapis. Sang istri adalah seorang guru dan sang suami adalah fisioterapis. Namun, gaji mereka berdua tidak cukup untuk membeli sekotak telur ayam di Venezuela. Ini sungguh tidak terbayangkan.

Sungguh, hidup mereka penuh penderitaan. Beruntung, di Cile, kita memiliki beberapa relawan. Ada beberapa warga Tionghoa yang mengemban tanggung jawab di sana. Tanggung jawab mereka sangat besar. Meski jumlah relawan di sana terbatas, tetapi mereka berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan misi secara mandiri.

Di Cile, relawan kita telah menjalankan tugas dengan baik untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. Singkat kata, asalkan ada cinta kasih, maka dunia akan penuh kehangatan. Meski kondisi iklim sangat ekstrem, tetapi jika hati manusia penuh kehangatan dan kekuatan cinta kasih, maka dunia yang dingin juga akan menjadi hangat. Ini bukanlah hal yang mustahil.

doc tzu chi indonesia

Kita juga melihat seorang lansia yang membutuhkan perawatan jangka panjang. Beruntung, putrinya sangat berbakti. Jika tidak, kondisinya mungkin akan semakin memprihatinkan.

“Saya harus berada di sisi ibu saya selama 24 jam dalam sehari. Untuk buang air besar ataupun kecil, dia membutuhkan bantuan saya. Suatu malam, ibu saya bangun dan terjatuh. Saat ingin membantunya berdiri, saya juga terjatuh. Kemudian, kami berdua duduk di lantai dan menangis,” ujar Chen Shu-e, Putri Liao Bi-yu.

Inilah penderitaan di dunia. Meski putrinya sangat berbakti, tetapi dia tetap merasakan penderitaan. Pusat perawatan kita di RS Tzu Chi Taichung merupakan teladan di seluruh Taiwan. Kita bisa melihat dedikasi para staf kita. Para lansia bukan tinggal di pusat perawatan kita untuk selamanya. Setelah pulih, mereka yang memiliki anak yang berbakti bisa pulang ke rumah untuk menikmati kebahagiaan keluarga. Contohnya lansia tadi.

Ada pula seorang relawan yang sudah lanjut usia, tetapi masih sangat sehat dan melakukan daur ulang dengan gembira. Dia bersumbangsih dengan gembira dan akan terus mengemban misi.

“Saya keluar rumah pukul 6 pagi untuk mengumpulkan barang daur ulang. Entah ada yang bisa dikumpulkan atau tidak. Kita akan tahu nanti,” jawab Qiu Zhou Bao-zhu, relawan Tzu Chi.

“Bagaimana Anda tahu bahwa ada barang daur ulang di sini?”

“Karena saya selalu datang ke sini. Tangan saya sudah terlatih untuk menjinjing seperti ini. Saya melakukannya setiap hari. Jadi, ini tidak masalah. Katanya, yang melakukan daur ulang akan memiliki keturunan yang baik dan tubuh yang sehat. Ya, tubuh yang sehat,” imbuh Qiu Zhou Bao-zhu, relawan Tzu Chi.

Di dunia Tzu Chi, para relawan menghargai kehidupan dengan bersumbangsih. para relawan menghargai kehidupan dengan bersumbangsih. Mereka mengembangkan nilai hidup dengan bersumbangsih. Dia telah berusia 80 tahun lebih. Dia tidak menyia-nyiakan waktu. Dia melakukan daur ulang dengan gembira dan mengembangkan nilai hidupnya. Anak-anaknya juga merasa tenang. Mereka mengunjunginya setiap minggu dan mendukungnya bergabung di Tzu Chi.

“Dia dapat mengembangkan nilai hidupnya dan merasa dibutuhkan. Tzu Chi merupakan wadah yang baik baginya untuk memperhatikan orang lain. Dalam memperhatikan orang lain, dia memperoleh kekuatan yang semakin besar. Namun, sumber kekuatannya adalah ceramah Master. Lewat program “Bodhisatwa Akar Rumput”, dia melihat bahwa ada banyak orang yang tidak menyerah menjalankan misi Tzu Chi. Cara dia mengembangkan nilai hidupnya membuat kami, anak-anaknya, sangat kagum. Kami tidak bisa melakukan hal yang sama,” kata Qiu Wen-zhi putra Qiu Zhou Bao-zhu.

Selain melakukan daur ulang, dia juga menggantikan saya memperhatikan para relawan daur ulang dengan menyiapkan makanan bagi mereka. Dia bersumbangsih tanpa pamrih dengan hati penuh sukacita. Dia berkata bahwa kini, hidupnya tidak terlepas dari kegiatan daur ulang. Dia rela bersumbangsih seperti ini. Relawan lansia ini sungguh mengagumkan. Saya juga mengetahui bahwa dia memiliki kebun loquat.

Berapa pun hasil penjualannya, dia hanya menyisihkan 500 dolar NT untuk diri sendiri, lalu mendonasikan sisanya pada Tzu Chi. Dia sungguh-sungguh memanfaatkan kehidupan untuk bersumbangsih dengan uang dan tenaga. Dunia membutuhkan orang-orang sepertinya untuk menghimpun kekuatan cinta kasih.

Master berkata bahwa Master paling menyukai tangan yang kasar karena itu merupakan tanda kerja keras. Saya akan terus bersumbangsi hingga napas terakhir. Yang penting, saya mengikuti langkah Bodhisatwa,” kata Qiu Zhou Bao-zhu.

Sebagian besar penghasilanmu didonasikan. Tidak apa-apa. Saat meninggal dunia, saya juga tidak bisa membawa apa-apa.

Membagikan makanan dengan penuh perhatian untuk membawa manfaat bagi orang banyak
Bantuan Tzu Chi bagai bunga yang lembut, menyenangkan, dan tepat pada waktunya
Menikmati kebahagiaan keluarga setelah sembuh
Memanfaatkan kehidupan untuk menjalin jodoh baik

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 Maret 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 9 Maret 2018

Orang yang selalu bersumbangsih akan senantiasa diliputi sukacita. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa dilimpahi berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -