Ceramah Master Cheng Yen: Membalas Budi Buddha dengan Menyebarkan Dharma di Dunia

Ketika memberi penghormatan kepada Buddha, kita melakukannya dengan sangat tulus. Ketika memberi penghormatan kepada Buddha, kita sebenarnya bersujud pada tubuh Dharma Buddha. Tubuh Dharma adalah hakikat kebuddhaan yang ada di dalam diri kita masing-masing. Oleh karena itu, kita tidak hanya memberi penghormatan kepada rupang Buddha, tetapi kita memiliki rasa syukur dan hormat atas sifat hakiki yang ada dalam diri kita.

Ketika melihat praktisi Buddhis, kita bisa memperhatikan bahwa mereka akan lebih menghormati orang lain. Mereka beranjali dan berterima kasih kepada orang yang mereka temui. Ini semua mereka praktikkan secara nyata dalam keseharian. Terlebih lagi, ketika pergi ke vihara, mereka akan memberi penghormatan kepada Buddha. Seperti inilah tubuh kita bertindak sesuai pikiran yang kita bangkitkan.

Begitu pula karma buruk lewat ucapan. Pikiran kita memengaruhi tindakan kita. Mulut kita juga merupakan salah satu organ tubuh kita yang menciptakan karma. Memberi persembahan dengan ucapan berarti berbicara dengan tulus. Ketulusan berasal dari niat kita.

Karma buruk lewat ucapan yang telah kita ciptakan di masa lalu harus kita usahakan untuk diubah hingga orang-orang dapat menerima ucapan kita. Dengan demikian, kita sendiri juga bisa merasa damai.

Ketulusan yang kita bangun dari lubuk hati kita yang terdalam dapat berubah menjadi ketulusan yang alami. Bagaimana kita mengubah tindakan, ucapan, dan pikiran kita? Kita harus menggunakan ketulusan. Dalam memuji Buddha, kita memberi persembahan lewat ucapan kita. Dengan berbicara dengan tulus, dengan sendirinya kita sama dengan memuji Buddha.

Kita dapat bersumbangsih bagi orang lain, terlebih bersyukur dengan tulus kepada Buddha. Ajaran Buddha membawa pengaruh sangat besar bagi pikiran dan tubuh kita. Kita harus senantiasa berterima kasih kepada Buddha atas pembabaran Dharma-Nya.

Dharma adalah prinsip kebenaran. Prinsip kebenaran itu dapat terus diwariskan hingga sekarang. Jika dapat memahami prinsip kebenaran dan berdiskusi tentang asal-usul Dharma, setiap hari kita akan merasa sangat kaya batin. Jadi, kita harus berterima kasih kepada Buddha dan memuji Buddha atas kebijaksanaan-Nya.

Kita memuji Buddha atas welas asih-Nya dan memuji-Nya karena selama berkalpa-kalpa, demi semua makhluk, Beliau telah berulang kali kembali ke dunia. Kita harus memiliki rasa hormat, keyakinan, dan juga memuji atas semua yang telah Buddha lakukan untuk kita. Jadi, untuk memuji pahala Buddha, kita membutuhkan waktu yang tak terhitung jumlahnya.

Kita tidak tahu harus menggunakan cara apa untuk memuji Buddha. Oleh karena itu, kita harus mempraktikkan ajaran Buddha secara nyata. Tujuan utama Buddha datang ke dunia ialah mengajarkan Jalan Bodhisatwa. Beliau berharap semua orang dapat memahami ajaran kebenaran dan mempratikkannya secara nyata.

Kita belajar untuk menjadi Bodhisatwa. Dengan ketulusan, kita terjun ke tengah masyarakat untuk bersumbangsih. Orang-orang yang kita temui merupakan ladang pelatihan kita. Jadi, kita menganggap semua makhluk sebagai Bodhisatwa yang membantu kita untuk meraih pencapaian diri kita. Karena itu, kita harus berterima kasih dan menghormati mereka dengan tulus. Jika dapat melakukan ini, dengan sendirinya kita akan dipenuhi sukacita saat bersumbangsih di tengah masyarakat.

Kita melakukan ini untuk memuji pahala Buddha yang sangat sulit diukur dan untuk membalas budi luhur-Nya. Setelah memahami prinsip kebenaran, bagaimana kita membalas budi Buddha? Kita turut memikul misi Buddha dalam mengajarkan Jalan Bodhisatwa. Kita hendaknya menerima ajaran yang Beliau ajarkan kepada kita.

Buddha memberi ajaran untuk kita semua. Buddha mengajarkan Jalan Bodhisatwa. Saya ingin memberi tahu semua orang bahwa yang terpenting ialah kita harus terus mewariskan ajaran Buddha dari generasi pertama, kedua, ketiga, hingga generasi ke-50. Jika kita dapat meneruskan prinsip kebenaran tanpa menyimpang dari generasi ke generasi, prinsip kebenaran ini dapat terus diwariskan selamanya.

Untuk itu, dibutuhkan orang yang tak terhitung jumlahnya untuk benar-benar memahami hati Buddha. Setelah memahami ajaran Buddha,

kita harus mewariskannya kepada orang lain dan ke setiap generasi penerus kita. Buddha berharap bahwa ajaran-Nya dapat diterima oleh orang yang tak terhitung jumlahnya pada generasi pertama, kedua, dan seterusnya.

Ajaran Buddha tidak hanya diwariskan ke generasi mendatang, tetapi juga disebarluaskan ke banyak orang di setiap generasi. Kita berharap Dharma dapat tersebar luas kepada semua orang dan mengakar kuat. Dengan menginspirasi orang untuk menerima ajaran Buddha, berarti kita telah membalas budi Buddha. Membalas budi Buddha berarti membimbing semua makhluk untuk meyakini  dan menerima ajaran Buddha. Ini barulah benar-benar membalas budi Buddha.

Jadi, kita memberi persembahan yang tulus dengan pikiran kita. Dengan pikiran yang paling tulus, kita memberi penghormatan dan persembahan kepada Buddha. Pikiran kita harus sangat tulus. Tidak peduli di dalam dunia materi ataupun dunia persepsi, kita semua hendaknya sangat bersungguh hati dalam memunculkan pemikiran untuk menghormati Buddha.

Dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus memberi penghormatan

kepada Buddha dengan hati yang tulus, penuh cinta kasih, dan sepenuh hati. Berhubung Buddha sangat agung, kita harus merenungkan keagungan Buddha dengan tulus saat memberi penghormatan kepada-Nya. Ini sangatlah penting.

 

Buddha menolong semua makhluk dengan penuh welas asih

Memberi penghormatan kepada Buddha dengan tulus

Membimbing semua makhluk untuk membalas budi Buddha

Mewariskan Dharma untuk membawa manfaat bagi dunia

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Mei 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 14 Mei 2019

Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -