Ceramah Master Cheng Yen: Membalas Budi Orang Tua, Langit, dan Bumi

Bulan tujuh penanggalan Imlek merupakan bulan yang penuh sukacita bagi Buddha. Ini karena pada zaman Buddha, demi meningkatkan kewaspadaan murid-murid-Nya, mulai dari tanggal 15 bulan 4, Buddha meminta murid-murid-Nya merenung secara mendalam dan baik-baik mendengarkan ajaran-Nya untuk memahami penderitaan di dunia. Penderitaan itu timbul dari berbagai macam noda dan kegelapan batin yang memicu terciptanya karma buruk lewat tubuh, ucapan, dan pikiran. Karma buruk yang orang-orang ciptakan akan membawa bencana bagi bumi, juga bagi ajaran kebenaran. Jadi, murid-murid-Nya diminta untuk merenung secara mendalam dan berdiam di satu tempat di masa Varsa.

"Seiring berlalunya hari, usia kehidupan juga terus berkurang." Ajaran kebenaran sudah dibabarkan. Para anggota Sangha harus mewariskan ajaran Buddha dan prinsip kebenaran di dunia. Jadi, mereka semua diminta untuk melatih diri di suatu tempat. Waktu berlalu dengan cepat. Biasanya, setiap pagi para anggota Sangha harus keluar untuk menerima makanan. Saat mereka kembali, waktu sudah berjalan setengah hari. Jadi, Buddha berharap murid-murid-Nya menghentikan sejenak aktivitas itu dan membiarkan para umat awam datang memberi persembahan agar para anggota Sangha dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan para umat perumah tangga dapat memahami makna  dari memberi persembahan. Memberi persembahan mendatangkan pahala. Sesuai daya tangkap semua makhluk, memberi persembahan bagi Buddha dan Sangha dianggap mendatangkan pahala.


Buddha memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan motivasi ini. Di satu sisi, umat perumah tangga dapat memiliki kesempatan untuk mendekat dan memberi persembahan kepada Buddha dan Sangha. Di sisi lain, Sangha pun dapat melatih diri dengan tenang. Lihatlah bagaimana Buddha membimbing semua makhluk sesuai dengan kemampuan mereka. Para umat diberi kesempatan untuk memberi persembahan dan para bhiksu dapat berfokus melatih diri, mendengarkan Dharma, merenung, serta mengingat ajaran yang telah Buddha berikan. Buddha berharap murid-murid-Nya selama 3 bulan itu dapat merenungkan secara mendalam hal-hal yang mereka lihat ketika terjun ke tengah masyarakat. Inilah tujuan masa Varsa. Buddha membiarkan murid-murid-Nya bermeditasi selama 3 bulan. Masa Varsa berakhir pada tanggal 15 bulan tujuh penanggalan bulan. Setelah meditasi selama 3 bulan berakhir, mereka bisa saling berbagi pengalaman dan Buddha menyaksikan apakah yang mereka bagikan adalah benar. Jika yang pencapaian mereka adalah benar, Buddha akan turut bersukacita.

Sebanyak 50 hingga 60 Bodhisatwa dari Malaysia kembali ke Taiwan untuk mendalami filosofi Tzu Chi. Relawan dari Malaysia mendengar Bodhisatwa senior berbagi pengalaman tentang berapa lama mereka melakukan misi amal, apa saja yang telah mereka lakukan, dan cara yang telah mereka gunakan. Setelah mendengar Bodhisatwa senior berbagi pengalaman, mereka kembali berkeyakinan untuk tekun dan bersemangat. Karena ini, saya merasa sangat gembira. Bodhisatwa senior berbagi pengalaman kepada Bodhisatwa dari Malaysia dan Bodhisatwa Malaysia menganggapnya  sebagai materi yang sangat berharga yang dapat mereka jalankan di Malaysia. Inilah perputaran roda Dharma. Beberapa waktu yang lalu, insan Tzu Chi dari wilayah tengah Taiwan juga pergi ke Malaysia untuk belajar dari relawan setempat. Mereka berkata bahwa mereka sangat tersentuh dan telah belajar banyak. Setelah kembali dari sana, mereka segera memantapkan langkah serta menggenggam waktu untuk tekun dan bersemangat.


Seiring berjalannya waktu, mungkin tekad mereka sedikit kendur. Setelah pergi melihat bagaimana relawan Malaysia mendedikasikan diri, mereka kembali termotivasi untuk lebih tekun dan bersemangat. Relawan Malaysia juga sudah lama mendedikasikan diri dan melihat banyak penderitaan dari kasus-kasus yang ditangani Tzu Chi. Mereka juga mungkin merasa kurang bersemangat. Namun, mereka segera kembali untuk belajar dari relawan Taiwan agar lebih tekun dan bersemangat lagi. Ini adalah prinsip yang sama.

Zaman Buddha sudah berlalu lebih dari 2.500 tahun. Kini kita hanya bisa mewariskan Dharma dan semangat Buddha lewat melakukan tindakan nyata di dunia lewat serta berbagi pengalaman yang kita rasakan kepada orang lain. Kita harus mewariskan Dharma dan memberi pendampingan kepada orang lain karena waktu terus berlalu hari demi hari. Kita sungguh tak memiliki waktu yang cukup. Hal-hal yang membawa derita kerap terjadi. Kita harus lebih waspada dan tulus.


Dalam bulan ini, insan Tzu Chi di berbagai daerah mengadakan acara Bulan Tujuh Penuh Berkah. Ini adalah bulan sukacita bagi Buddha, maka disebut Bulan Penuh Berkah. Ini juga merupakan bulan bagi kita untuk membalas budi luhur orang tua, langit, dan bumi karena tanpa cuaca dan kondisi alam yang baik, tanaman pangan tak akan tumbuh berlimpah. Jadi, kita harus berterima kasih kepada langit, bumi, dan semua makhluk hidup. Kita harus senantiasa bersyukur dan membangkitkan kekuatan untuk bersumbangsih bagi semua makhluk.   

Bulan Tujuh Penuh Berkah adalah bulan untuk meningkatkan bakti

Sangha memahami kebenaran di masa Varsa

Saling belajar dan memutar roda Dharma

Membalas budi orang tua, langit, dan bumi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 15 Agustus 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie

Ditayangkan tanggal 17 Agustus 2018
Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -