Ceramah Master Cheng Yen: Membangkitkan Kebijaksanaan untuk Memahami yang Benar dan Salah

Saya menggenggam semua kesempatan dan waktu untuk bersumbangsih serta mengukir kehidupan yang bermakna. Janganlah kita meremehkan kekuatan diri sendiri. Dari seorang yang tidak mengerti bersyukur, saya berubah menjadi orang yang penuh syukur,” kata Wang Xiyin, relawan Tzu Chi.

Saya sering mengatakan kepada semua orang bahwa Jalan Bodhi sangat lapang dan lurus. Jalan Mahabodhi ini sangat lurus. Mahabodhi adalah kesadaran agung. Bodhi adalah kesadaran. Kita harus memahami dengan jelas. Bodhi berarti kesadaran. Jalan kesadaran agung ini sangatlah lurus. Jadi, kita harus yakin. Kita berangkat dari tataran makhluk awam menuju kebuddhaan hanya melewati satu jalan, yaitu jalan yang lurus ini. Jika pikiran kita lurus, maka jalan akan lurus. Jika pikiran tidak lurus, maka jalan pun tak akan lurus.


Buddha membabarkan Dharma selama lebih dari 40 tahun. Setelah 40-an tahun, Beliau berkata, "Dahulu Aku membabarkan Dharma sesuai sifat, daya tangkap, dan kebutuhan masing-masing makhluk." Mengamati sifat dan kemampuan mereka, Buddha memberi ajaran yang sesuai sehingga mereka dapat menerimanya. Berapa banyak jenis sifat  dan kemampuan semua makhluk? 84.000. Makhluk awam memiliki beragam sifat dan tabiat. Menghadapi beragam tabiat ini, Buddha menggunakan beragam cara yang sesuai dengan sifat dan daya tangkap mereka dalam membabarkan Dharma.

Sebelum membabarkan Sutra Bunga Teratai, Buddha terlebih dahulu membabarkan Sutra Makna Tanpa Batas. Sutra Makna Tanpa Batas mengajarkan kepada kita untuk mempraktikkan Jalan Bodhisatwa. Bahkan, bagaimana menjadi Bodhisatwa dunia, tabib agung, dan sebagainya juga tercakup di dalamnya. Intinya, Empat Misi Tzu Chi tercakup di dalam Sutra Makna Tanpa Batas. Jadi, Empat Misi Tzu Chi didasari oleh semangat Buddha yang datang ke dunia untuk memberi ajaran sesuai kebutuhan demi mengatasi penyakit batin ataupun penyakit fisik semua makhluk.


Baik penyakit batin, penyakit fisik, maupun pintu hati yang sulit untuk dibuka, semuanya dibabarkan dengan jelas dalam Sutra Makna Tanpa Batas. Tujuan mempelajari ajaran Buddha adalah mempraktikkan Jalan Bodhisatwa. Kita harus membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Inilah praktik Jalan Bodhisatwa.

Mengenai praktik Jalan Bodhisatwa, seperti apakah itu? Banyak orang mengira Jalan Bodhisatwa adalah berlatih hingga setelah meninggal, kita akan memperoleh pencerahan dan menjadi Bodhisatwa. Sesungguhnya, bukan begitu. Di saat inilah kita mempraktikkan Jalan Bodhisatwa.

Kita semua hendaknya memperbaiki tabiat buruk masa lalu kita. Sifat hakiki manusia pada dasarnya adalah baik. Kita harus kembali pada sifat yang baik ini. Namun, bertobat bukan hanya dilakukan sesaat saja. Bertobat berarti membersihkan segala kekeruhan batin masa lalu dengan air Dharma. Jika ada kekeruhan dalam batin, kini kita membersihkannya dengan air Dharma. Kita semua memiliki ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan keraguan. Semua ini merintangi pelatihan diri kita.


Dari kehidupan ke kehidupan, kita semua terus memupuk berbagai tabiat buruk di dalam enam alam kelahiran kembali. Tabiat buruk ini sulit untuk dihentikan. Setiap orang memiliki sifat dan tabiat buruk masing-masing.

“Dahulu di sini adalah kebun pinang, tetapi sudah saya tebang semuanya. Dahulu saya suka mengunyah buah pinang dan minum minuman keras. Sekarang tidak lagi. Di dalam sepuluh sila Tzu Chi, ada sila tidak mengunyah buah pinang, sementara saya sendiri memiliki kebun pinang. Saya jadi merasa bersalah. Dahulu, sebelum belajar ajaran Buddha, saya tidak paham dan tidak mengerti bahwa itu adalah karma buruk. Kini, setelah bergabung dengan Tzu Chi dan mempelajari ajaran Buddha,  saya tahu ini tidak baik dan harus diubah. Saya tidak lagi menggeluti usaha ini. Pada pagi hari saya datang untuk mengikuti ceramah pagi Master. Master selalu mengingatkan kita bahwa sebelum menjadi Buddha, kita harus banyak menjalin jodoh baik. Saat melihat hal negatif dalam diri orang lain, saya akan terlebih dahulu berintrospeksi diri,” kata Lin Mu-qin. 

Untuk dapat menaklukkan tabiat buruk, semua bergantung pada diri sendiri. Buddha hanya memberikan cara untuk kita. Cara ini haruslah kita terima dan gunakan untuk menaklukkan tabiat sendiri. Inilah yang terpenting dalam pelatihan diri. Kita harus memanfaatkan kesempatan saat berada di tengah masyarakat untuk menaklukkan tabiat buruk kita dan menemukan kembali hakikat kebuddhaan. Hakikat kebijaksanaan Buddha pada dasarnya dimiliki setiap orang. Bagaimana kita dapat kembali pada hakikat itu?


Hati Buddha adalah hati penuh welas asih agung. Kita harus memulai dengan mengembangkan welas asih agung. Kita harus memulainya dengan membina kerja sama yang harmonis antarsesama demi mewujudkan Tanah Suci di dunia ini. Kini dunia dipenuhi banyak masalah. Banyak kesalahan yang terjadi di dunia. Nilai moral manusia juga sudah mulai kabur. Dalam era sekarang ini, kita harus bisa membedakan benar dan salah.

Kita harus memahami prinsip kebenaran. Kita harus memanfaatkan kemajuan teknologi masa kini untuk memahami berbagai prinsip kebenaran. Berbagai Sutra Buddha berisi ajaran sederhana, yaitu setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan atau hati penuh welas asih agung. Hakikat kebuddhaan ini lapang dan murni. Inilah kelapangan hati Buddha. Karena itu, Buddha bisa mencapai pencerahan dan menjadi Yang Mahasadar Di Alam Semesta. Jadi, kita harus meneladani Buddha. Tidak perlu memikirkan hari atau waktu baik. Yang penting kita menjaga pikiran dengan baik dan berjalan di arah yang benar.

Saudara sekalian, harap semua bersungguh hati. Keyakinan benar haruslah teguh. Kita harus memiliki pikiran benar, pandangan benar, usaha benar, perhatian benar, perbuatan benar, penghidupan benar, dan seterusnya. Meneladani Buddha adalah hal yang sederhana. Hati Buddha adalah hati penuh welas asih. Semoga kita semua dapat mengembangkan welas asih kita. Manfaatkan era saat ini untuk memahami yang benar dan salah. Di masa penuh kekacauan ini, kita harus mengembangkan kebijaksanaan kita.

Berjalan di Jalan Bodhi dengan pikiran yang lurus

Membimbing semua makhluk sesuai kondisi

Kembali pada hakikat sejati yang penuh welas asih

Memahami yang benar dan salah dengan kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 4 Mei 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie

Ditayangkan tanggal 6 Mei 2018
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -