Ceramah Master Cheng Yen: Membangkitkan Kesadaran dan Memetik Hikmah dari Bencana

Kita sungguh harus mengasihi Bumi karena alam semesta ini tak henti-hentinya dilukai. Kita dapat melihat bencana kebakaran yang terjadi di berbagai tempat. Lihatlah kebakaran hutan hujan di Amazon yang telah berlangsung dalam waktu lama. Hingga kini kobaran api masih belum bisa dipadamkan. Kebakaran yang terus terjadi sungguh mengkhawatirkan. Untuk memadamkan kebakaran hutan, terlebih dahulu kita harus memadamkan api kebencian di dalam hati. Jika api kebencian manusia tidak dipadamkan maka kobaran api di alam semesta juga tidak dapat dipadamkan. Ini sangat penting. Kita harus memikirkan hal ini dengan sungguh-sungguh.

Kobaran api telah melahap hutan hujan. Hutan hujan dapat menjernihkan udara dan menyimpan air untuk kita. Setelah air menguap, ia menjadi curah hujan di tempat lain. Dengan demikian, semua orang bisa hidup aman dan tenteram karena curah hujan yang merata dapat menumbuhkan tanaman. Inilah kondisi unsur air yang selaras.

Kini suhu bumi terus meningkat karena berbagai faktor. Kehidupan manusia juga ikut terganggu akibat ketidakselarasan unsur air. Unsur air yang tidak selaras dapat membawa banyak pengaruh bagi kehidupan manusia. Jika kobaran api tidak padam maka akan membawa dampak besar bagi unsur air. Bencana air juga terus terjadi. Saat banjir terjadi, air bisa surut dengan cepat. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan banjir parah, sementara itu ada beberapa tempat yang dilanda bencana kekeringan berkepanjangan.

 

“Sejak tahun 2005, permukaan air danau mulai turun. Ini pertama kalinya permukaan danau turun hingga 100 meter,” kata Aswedo, salah satu warga.

“Banyak hewan di sekitar danau yang mati. Setiap hari ada banyak hewan yang mati,” kata Romeo, warga lainnya.

Ini semua terjadi akibat ketidakselarasan unsur air. Melihat ketidakselarasan  empat unsur yang terjadi, kita harus meningkatkan kewaspadaan. Di masa kemunduran Dharma yang penuh kekeruhan ini, bencana yang terjadi sungguh banyak.

Buddha berkata bahwa di masa kemunduran Dharma, kekeruhan akan semakin terakumulasi sehingga akan mendatangkan bencana banjir dan angin. Dimulai dari neraka hingga surga, bencana banjir dan angin akan melanda silih berganti.

Selain bencana banjir dan angin, ada pula bencana kebakaran. Inilah yang dibabarkan oleh Buddha sejak lebih dari 2.500 tahun lalu. Tiga Bencana Besar, yakni bencana kebakaran, angin, dan air akan terjadi silih berganti.

Bumi kita tengah dilanda bencana besar. Karena itu, kita harus lebih mengasihi dan melindungi bumi ini. Kita juga harus mengasihi semua makhluk,” kata Chen Jin Cai, relawan Tzu Chi.

 

Cara terbaik adalah setiap orang harus mawas diri dan berhati tulus. Kita harus meningkatkan kewaspadaan dan menyucikan hati manusia. Kita harus berusaha untuk mengikis ketamakan, kebencian, dan kebodohan di dalam hati agar dapat meredam bencana banjir,  kebakaran, dan angin. Jika tidak, bencana akan semakin kerap terjadi. Kita jangan bersikap acuh tak acuh. Setiap orang di dunia hendaknya membangkitkan ketulusan untuk berdoa bagi ketenteraman dunia. Untuk mewujudkan dunia yang tenteram, semua orang harus mempraktikkan ajaran benar. Dengan ajaran yang benar dan hati yang lurus, secara alami jalan kita juga akan lurus. Dengan demikian, secara alami  api keinginan di dalam hati akan dapat dipadamkan. Setelah api kebencian dipadamkan, secara alami air keinginan tidak akan muncul.

Nafsu keinginan bagaikan air. Ketidakselarasan unsur air dapat mendatangkan banjir besar. Kebencian bagaikan api. Saya sering mengulas tentang ketamakan, kebencian, dan kebodohan. Ketamakan membuat kita membangkitkan nafsu keinginan dan nafsu keinginan membangkitkan kebencian. Semua ini saling berhubungan. Karena itu, kita harus menjaga hati dengan baik. Kita harus menjaga pikiran, membina karakter, dan memperbaiki perilaku. Jika setiap orang dapat melakukannya, bukankah dunia akan stabil dan tenteram?

Sungguh, kita harus menyucikan hati manusia serta berusaha untuk memandamkan api di dalam hati.

Bencana kebakaran yang terjadi di dunia sungguh banyak. Yang harus terlebih dahulu kita lakukan adalah menyucikan hati manusia. Jika tidak maka akan sangat sulit. Melihat hal yang terjadi di dunia setiap hari, saya sungguh khawatir. Saya berharap yang merasa khawatir bukan hanya sebagian kecil orang. Mari kita mencurahkan perhatian bersama-sama agar dapat membawa perubahan.

 

Saudara sekalian, kita sungguh harus menghargai dan mengasihi bumi ini. Kita semua hidup di bumi yang sama. Karena itu, kita harus melindunginya. Selain populasi yang begitu banyak, aktivitas manusia juga telah membawa kerusakan bagi bumi. Melihat bencana yang terus terjadi, kita harus membangkitkan kesadaran dan memetik hikmah darinya.

Di tengah bencana yang terjadi silih berganti, kita juga harus  segera membangkitkan kesadaran. Kita harus senantiasa mengingatkan diri dan saling menyemangati. Selain harus menjaga kelestarian lingkungan, kita juga harus menjaga kelestarian batin. Untuk menjaga kelestarian batin, kita dapat bervegetaris. Ini merupakan cara untuk menjaga kemurnian hati. Kita harus menggunakan air Dharma untuk membersihkan hati manusia.

Pola makan vegetaris bukan hanya dapat menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga dapat mengurangi beban bumi. Jumlah ternak yang semakin bertambah menyebabkan tingkat pencemaran  juga semakin meningkat. Selain itu, pembunuhan terhadap hewan dapat menciptakan karma yang sangat besar. Untuk membuat perubahah, kita harus memulai dari diri sendiri. Setelah mengetahui dan memahami kebenaran, kita harus selalu melakukan tindakan nyata dengan penuh kesungguhan hati.

Unsur alam yang tidak seimbang menyebabkan banyak bencana
Senantiasa mawas diri,  membangkitkan kesadaran, dan berhati tulus
Memadamkan api keinginan dengan air Dharma
Bergerak secara nyata untuk  menjalani pola makan vegetaris

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 September 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 22 September 2019
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -