Ceramah Master Cheng Yen: Membangkitkan Kesadaran untuk Melindungi Gunung dan Lautan


“Pada tahun 2023, terjadi kenaikan suhu global yang sangat cepat. Alasan utamanya akhirnya berhasil ditemukan. Dahulu, kenaikan suhu permukaan bumi lebih lambat karena lebih dari 70 persen permukaan bumi adalah lautan yang dapat menyerap pemanasan yang terjadi sehingga suhu permukaan bumi tidak naik begitu cepat. Namun, kini lautan sudah mencapai batasnya dan tidak bisa lagi menyerap suhu panas di Bumi. Lautan benar-benar sudah mencapai ambang batasnya,”
kata Chen Su-fen Kepala Museum Sains dan Teknologi Kelautan Nasional.

Tahun 2023 dilaporkan sebagai tahun paling panas sepanjang sejarah setelah Revolusi Industri. Dibandingkan dengan sebelum Revolusi Industri, saat ini telah terjadi kenaikan suhu hingga mencapai 1,48 derajat Celsius. Angka ini mendekati ambang batas 1,5 derajat Celsius. Jadi, kami sangat khawatir akan hal ini. Namun, masih banyak upaya yang dapat kita lakukan untuk mengubah keadaan lautan,” kata Yan Bo-wen Ketua Badan Misi Amal Tzu Chi.

Sesungguhnya, Bumi benar-benar merupakan tempat bergantung bagi manusia. Bumi ini terdiri atas pegunungan dan lautan. Karena itu, kita harus melindunginya dengan baik. Namun, yang lebih menyedihkan ialah kini populasi manusia makin meningkat, tetapi banyak orang hanya tahu menikmati hidup dan tidak memiliki kesadaran untuk melindungi Bumi kita. Ini benar-benar hal yang sangat disayangkan.

Sebagai manusia, kita sering dianggap sebagai makhluk yang paling cerdas. Jadi, kita seharusnya melindungi Bumi, termasuk makhluk hidup yang ada di dalamnya. Manusia seharusnya melindungi semua makhluk. Sayangnya, banyak orang di antara kita yang tidak memahami caranya. Mereka hanya mencari kesenangan sesaat dan melakukan apa pun yang ingin dilakukan, seperti pergi berwisata atau mendaki gunung.


Demi meningkatkan daya tahan hidup, pohon-pohon di hutan primer telah ditebang. Tidak hanya itu, untuk menciptakan lebih banyak ruang, kayu-kayu yang dapat melindungi Bumi juga telah ditebang. Tumbuh-tumbuhan yang menjaga tanah dan air terus-menerus dirusak oleh manusia. Seiring meningkatnya populasi manusia, nafsu keinginan juga terus meningkat. Jadi, saya sangat khawatir. Namun, kekhawatiran ini tidak ada gunanya. Kita harus segera menemukan cara untuk mengedukasi orang-orang.

Dalam empat setengah bulan ini, jumlah orang yang mengunjungi pameran kita di Pusat Pendidikan Sains Nasional Taiwan mencapai lebih dari 175.051 orang. Setelah mengadakan pameran selama empat setengah bulan di Pusat Pendidikan Sains Nasional Taiwan, atas undangan dari Bapak Chen selaku kepala museum, lokasi pameran khusus pendidikan pelestarian lingkungan pindah ke Museum Sains dan Teknologi Kelautan Nasional, sedangkan lokasi pameran pendidikan pencegahan bencana dipindahkan ke Kompleks Tzu Chi Sanchong,” kata Luo Chun-mei relawan Tzu Chi.

“Lokasi pameran pendidikan pencegahan bencana kali ini telah dipindahkan ke Kompleks Tzu Chi Sanchong. Saya sangat berterima kasih kepada tim perkayuan, lalu tim instalasi air dan listrik, serta para relawan perempuan. Mereka bahkan menempel poster besar itu sendiri. Selain itu, masih ada tim multimedia. Kita bekerja sama dengan harmonis dan melengkapi satu sama lain sehingga pameran di Kompleks Tzu Chi Sanchong dapat berjalan sesuai jadwal,” kata Lin Mu-de relawan Tzu Chi.


“Kami melepas papan poster di Pusat Pendidikan Sains Nasional Taiwan di Shilin untuk dipindahkan ke Museum Sains dan Teknologi Kelautan Nasional di Keelung. Papan posternya sangat besar, yaitu sekitar dua hingga tiga meter. Sebelumnya, Kakak Zhan Cong-guo, Lin Qing-he, dan relawan lainnya telah melakukan survei terlebih dahulu ke sana,”
kata Guo Wen-bin relawan Tzu Chi.

“Ketika tiba di Museum Sains dan Teknologi Kelautan Nasional di Keelung, para relawan di tim perkayuan memanfaatkan ruang di lantai dua bawah tanah untuk menyusun papan poster yang dibawa dari Shilin. Semua papan poster disusun dengan rapi dan berurutan. Selain disusun secara berurutan, kami juga harus melepaskan semua paku dari poster dengan bersih dan rapi. Jika tidak, poster-poster tersebut akan terlihat tidak bagus ketika ditempel,” lanjut Guo Wen-bin.

“Ketika museum ditutup pada Senin, 11 Desember, para relawan dari tim perkayuan dan instalasi listrik datang ke sini untuk memasang dan menghubungkan kabel. Para relawan tim perkayuan dari Banqiao dan tim instalasi listrik dari Sanchong juga datang membantu,” pungkas Guo Wen-bin.

Pameran kali ini benar-benar menyentuh hati saya. Untuk menyiapkan pameran di ruangan sebesar ini, para relawan Tzu Chi telah melakukan upaya besar, bahkan harus memanjat tempat yang sangat tinggi. Mereka semua aman dan selamat adalah hal yang baik. Mereka harus membersihkan seluruh tempat pameran. Saya tahu bahwa insan Tzu Chi selalu bersih. Intinya, mereka selalu menjaga kebersihan dengan baik.

Tempat yang tidak terlihat oleh orang-orang sekalipun juga mereka bersihkan. Banyak orang terlibat di dalamnya. Mereka bukan mencari keuntungan atau diberi imbalan, melainkan berharap dapat membuka mata orang-orang untuk melihat keindahan lautan dan mengimbau orang-orang untuk melindungi lautan. Saya merasa pameran kita di sana bertujuan untuk membawa manfaat bagi umat manusia dan membangkitkan niat baik di dalam hati orang-orang.


Setiap orang yang mengunjungi pameran kita akan membangkitkan kesadaran untuk melindungi lautan. Orang-orang harus senantiasa menghargai dan tidak mencemari lautan. Saya yakin bahwa inilah tujuan yang hendak dicapai oleh insan Tzu Chi. Saya tidak tahu apakah 100.000 orang lebih yang melihat pameran kita telah memperoleh pemahaman dan menciptakan nilai.

Setelah melihat pameran, apakah mereka dapat membangkitkan hati nurani? Kita tidak dapat mengetahuinya karena kita tidak melakukan survei. Jadi, saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang telah bersumbangsih dengan cinta kasih dan saling bekerja sama untuk merespons kebutuhan masyarakat.

Kita hendaknya menggenggam kesempatan sebaik mungkin untuk memberikan edukasi dan menyucikan hati manusia. Saya sangat berterima kasih atas kekuatan cinta kasih yang kalian berikan. Jadi, pameran khusus pelestarian lingkungan dan pencegahan bencana telah diadakan di Museum Sains dan Teknologi Kelautan Nasional. Untuk itu, saya sangat bersyukur.

Belakangan ini, saya selalu mengatakan kepada semua insan Tzu Chi untuk menginventarisasi nilai kehidupan. Saat hidup di dunia ini, apakah kita menambah pencemaran ataukah memurnikan alam? Sudahkah kita mengedukasi orang-orang agar tidak merusak Bumi? Intinya, kita harus mengintrospeksi diri. Namun, saya yakin bahwa pameran ini dapat menyucikan hati orang-orang.

Kita telah melihat lautan di Taiwan sungguh indah. Kita juga melihat orang-orang melakukan berbagai upaya demi menjaga kebersihan lautan. Harap kita dapat mengadakan lebih banyak kegiatan yang membawa manfaat bagi masyarakat. Ini semua adalah hal yang baik.

Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi. Saya juga sangat berterima kasih atas kesungguhan hati anggota Tzu Cheng dan komite Tzu Chi. Untuk para relawan muda, kalian harus menggalang lebih banyak Bodhisatwa agar dapat menyucikan hati manusia. 

Semua makhluk hidup bergantung pada pegunungan dan lautan
Mengendalikan nafsu keinginan dan melindungi Bumi
Berusaha sebaik mungkin untuk membangkitkan kesadaran orang-orang
Membangkitkan kesadaran untuk pelestarian lingkungan dan pencegahan bencana

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 21 Februari 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 23 Februari 2024
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -